Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Jembatan Barito Tidak Terawat dan Kumuh
4 Maret 2018 16:34 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB

ADVERTISEMENT
Banjarhits.id - Jembatan tidak selamanya hanya berfungsi sebagai sarana penyeberangan kendaraan atau pejalan kaki. Lokasi jembatan kerap menjadi daya tarik wisata karena keindahan, kemegahan, dan jejak sejarahnya.
ADVERTISEMENT
Di Kalimantan Selatan, nama Jembatan Barito yang membelah Sungai Barito di Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, cukup potensial dikembangkan sebagai destinasi wisata daerah. Tapi, lokasi Jembatan Barito seolah kurang perawatan dan kumuh.
Sebagian tali serta besi penyangga nampak kusam dan sedikit berkarat pada badan penyangga jembatan. Dilihat dari atas jembatan, kondisi lahan di bawahnya tak terawat dikepung rumput ilalang.
Seorang pengunjung asal Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, Irma, menyayangkan kondisi Jembatan Barito kurang perawatan. Ia sengaja datang bersama keluarga untuk melihat kembali Jembatan Barito, setelah hampir tujuh tahun tak melintasi jembatan itu.
“Sedih, mengapa aset berharga tak dioptimalkan untuk menunjang sektor pariwisata,” ujar Irma kepada Banjarhits.id, Minggu (4/3/2018).
ADVERTISEMENT
Irma berharap, pemerintah daerah lebih peduli merawan aset yang dimiliki. Padahal Jembatan Barito begitu populer di kalangan masyarakat. Sayang kepopulerannya tak diimbangi perhatian dan perawatan.
“Kami lihat taman yang berada di bawah jembatan berubah menjadi semak belukar yang kumuh. Ditambah lagi kondisi jalan menuju bawah jembatan yang rusak parah,” kata dia.
Padahal, kata Irma, lokasi di bawah jembatan bisa disulap menjadi taman yang cantik dengan sentuhan artistik. Lokasi ini berpotensi sebagai wahana rekreasi anak-anak dengan sarana bermain yang ramah. Beberapa bangunan joglo juga kusam dan dindingnya berlumut.
Toh, banyak pengendara yang mampir untuk berswafoto dengan latar Jembatan Barito di tengah lokasi yang minim perawatan. Mereka mengabadikan kemegahan Jembatan Barito dan Pulau Bakut yang letaknya tepat di bawah jembatan.
ADVERTISEMENT
Ihsan, salah satu pedagang minuman ringan, mengatakan banyak muda-mudi menyambangi lokasi di bawah jembatan. “Muda-mudi sangat antusias datang berpasangan, biasa mereka datang membawa pacar masing-masing. Lokasinya rimbun oleh semak belukar ditambah ada beberapa bangunan gazebo tampaknya nyaman untuk tempat pacaran,” tegas Ihsan sambil terkekeh.
Pengunjung yang mengendarai motor dan mobil dipungut tarif Rp 5 ribu, dan Rp 10 ribu untuk masuk ke areal lahan di bawah Jembatan Barito. Seorang juru parkir, Ijul, mengatakan pengunjung masih banyak walaupun lokasi bawah jembatan minim perawatan. “Bisa mencapai 20-30 orang, terutama malam minggu,” ujarnya.
Konstruksi jembatan ini mulai dibangun 1993 dan diresmikan pada 1998 oleh Presiden Soeharto. Investasinya kala itu menelan dana Rp 98 miliar. Jembatan Barito menghubungkan Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Jembatan sepanjang 1.082 meter dan lebar 10,37 meter ini didesain mirip Golden Gate San Fransisco, Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Pada 2008, Jembatan Barito tercatat dalam rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai jembatan gantung terpanjang di Indonesia. Seiring dibangunnya sejumlah jembatan megah di daerah lain, Jembatan Barito kini menempati urutan ke-5 dalam daftar jembatan gantung terpanjang di Indonesia. (Anang Fadhilah)