Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Mahasiswa Papua di Banjarmasin Marah atas Penyebutan Monyet
19 Agustus 2019 11:16 WIB
ADVERTISEMENT
Jefri, mahasiswa asal Manokwari, Provinsi Papua Barat yang menempuh belajar di Universitas Lambung Mangkurat, Kota Banjarmasin, lantang sangat kecewa atas sikap rasisme yang menyebut orang Papua sebagai monyet.
ADVERTISEMENT
Menurut Jefri, penyebutan monyet ini melukai hati orang asli Papua.
"Yang saya rasakan, hati terpukul dan kecewa ketika saudara kami di Malang-Surabaya dikatakan monyet dan bukan menyebutkan individu. Tetapi semua orang Papua, ya dengan pasti kami semua rasa dihina. Minta maaf, bang," kata Jefrri kepada wartawan banjarhits.id, Senin 19 Agustus 2019.
Jeffri berkata mahasiswa asli Papua yang merantau ke Pulau Jawa untuk menuntut ilmu agar kelak bisa membangun tanah Papua. Ia mencontohkan dirinya bagaimana harus menempuh pendidikan tinggi di ULM Banjarmasin, setelah sebelumnya menempuh SMA di Kota Batu, Jawa Timur.
"Berbeda dengan suku yang menghina kami, mereka ke tanah Papua bukan untuk mencari ilmu, tetapi mencari makan dan juga merampas hak kami sebagai orang Papua," kata Jeffri.
ADVERTISEMENT
"Boleh dilihat orang Papua yang keluar dari tanah Papua, itu pasti mahasiswa, aparat dan juga PNS. Tidak ada orang Papua keluar untuk bertani, tukang becak,sopir angkot, pedagang dan lain sebagainya di luar Papua," ia melanjutkan.
Adapun mahasiswa lain, Yosias mengaku sakit hati atas sikap rasis tersebut. "Sakit hati dan sangat kecewa," kata dia.
Kerusuhan pecah di Kota Manokwari, Papua Barat pada Senin pagi, 19 Agustus 2019. Massa merusak fasilitas umum dan membakar bendera merah putih. Aksi kerusukan ini dipicu perlakuan rasisme terhadap orang Papua di Surabaya.
Namun, Jefri dan Yosias belum terpikir menggalang aksi di Banjarmasin. Jefri sadar mahasiswa Papua di Banjarmasin sekelompok minoritas yang diniatkan belajar menuntut ilmu.
ADVERTISEMENT
"Sampai saat ini belum ada, karena kami tahu kami hanya sekumpulan kelompok kecil yang mencari ilmu," kata Jefri.