Konten Media Partner

Mandai, Kuliner Kulit Cempedak yang Menggoda Selera

8 April 2018 16:38 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mandai, Kuliner Kulit Cempedak yang Menggoda Selera
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Banjarhits.id, Banjarmasin – Pernah mecicipi tumis mandai? Kuliner ini khas olahan Suku Banjar yang mayoritas tersebar di Kalimantan Selatan. Bahan utama penganan itu diambil dari kulit buah cempedak-- buah mirip nangka berukuran kecil khas Kalimantan Selatan dengan aroma wangi menyengat melebihi nangka.
ADVERTISEMENT
Selain dimakan langsung dalam keadaan segar, warga Banjar mengkonsumsi kulit cempedak setelah ditumis menjadi mandai sebagai pelengkap lauk pauk. Di warung-warung makanan pinggir jalan di Kota Banjarmain, tumis mandai disajikan melengkapi aneka kuliner lainnya, seperti ikan haruan, ikan papuyu, patin, dan lainnya.
Harga satu porsi tumis mandai cukup ramah di kantong, kisaran Rp10 ribu - Rp15 ribu seporsi. Salah satu penjual makanan di Pasar Teluk Dalam Muara, Kota Banjarmasin Acil Ijai mengatakan mandai bisa digoreng seperti menggoreng daging ayam potong atau dioseng setelah dipotong kecil-kecil, seperti tumis ayam dengan bumbu dasar bawang merah, bawang putih plus cabe merah.
“Soal rasa tentu saja kulit buah cempedak ini mirip sayuran tewel di Jawa yang biasa dijadikan gudeg Jogga. Tapi di Banjarmasin, kita juga punya sayuran khas yaitu tadi, mandai. Yang rasanya gurih dan segar,” kata Acil Ijai yang sudah menggeluti jualan kuliner Banjarmasin selama 20 tahun.
ADVERTISEMENT
Di pasar-pasar tradisional, kata Ijai, limbah dari buah cempedak jadi buruan para ibu rumah tangga. Mereka bukan memburu buahnya, tapi mencari kulitnya untuk diolah dijadikan sayuran.
Harga kulit cempedak yang sudah dipisahkan dari durinya di antara Rp 10 - Rp 15 ribu. Harga itu tergantung kualitas cempedak. Kulit buah cempedak memang tidak pernah dianggap limbah, lalu dibuang oleh masyarakat Kalsel karena bisa diolah menjadi salah satu kuliner khas. Tidak heran bila di pasar-pasar tradisional, kulit cempedak menjadi dagangan yang laris.
“Bahkan, orang hanya membeli kulitnya untuk dikonsumsi. Sementara isinya biasanya dibeli oleh pedagang gorengan,” kata Ijai lagi. Alhasil, restoran pun marak menyajikan mandai karena digemari warga Banjar.
Acil Ijai berharap ada pengusaha kuliner yang peduli menjadikan mandai dalam bentuk kalengan atau dikemas khusus. Maklum, mandai dikenal tahan lama hingg 5-8 bulan jika direndan dengan garam dalam toples tertutup. (Anang Fadhilah)
ADVERTISEMENT