Menengok Rumah Singgah Kucing Telantar di Banjarmasin

Konten Media Partner
27 Mei 2019 10:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Reka Novita sedang menyeka kucing-kucing liar yang ditampung di Cat Shelter Banjarmasin (CSB) pada Minggu (26/5). Foto: Donny Muslim/banjarhits.id
zoom-in-whitePerbesar
Reka Novita sedang menyeka kucing-kucing liar yang ditampung di Cat Shelter Banjarmasin (CSB) pada Minggu (26/5). Foto: Donny Muslim/banjarhits.id
ADVERTISEMENT
Bangunan dua lantai berukuran 3x4 meter yang berdiri di pinggir Jalan Sultan Adam, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, itu tampak berbeda lantaran penuh dengan kandang-kandang terali. Para pengelola rumah ini memang sengaja menyulap sebagian ruangan menjadi tempat penampungan kucing-kucing telantar.
ADVERTISEMENT
Tempat yang didirikan sekelompok pencinta kucing sejak dua tahun lalu itu dinamai Cat Shelter Banjarmasin (CSB). Lokasi ini sekaligus menjadi markas bagi komunitas pencinta kucing. Sejak dua tahun silam, komunitas CBS rajin merawat ratusan kucing 'buangan' baik kucing ras maupun kucing kampung.
Saat dikunjungi banjarhits.id, Minggu petang (26/5), suara kucing terdengar nyaring bersahutan dari luar shelter. Binatang berkaki empat itu bergerombol mendekati Reka Novia, salah seorang relawan CSB, yang sibuk memberi makan untuk kucing-kucing itu. Tampak sejumlah kucing meriung bermanja ke tubuh Reka sambil mengeong.
"Beginilah kalau ada yang datang. Pasti mereka cari-cari perhatian," ujar Reka sambil duduk mengasuh anak kucing kampung bernama Konika, Minggu (26/5).
Cat Shelter Banjarmasin didirikan sekitar dua tahun lalu untuk menampung kucing-kucing telantar di jalanan. Foto: Donny Muslim/banjarhits.id
Reka bercerita, kucing yang tinggal di shelter rata-rata dipungut dari laporan masyarakat yang merasa iba dengan kucing telantar. Sebagian kucing diambil langsung pengurus CSB. Konika sendiri dipungut dari depan toko jasa fotokopi di Jalan Pangeran Hidayatullah sekitar dua pekan lalu, nama kucing itu pun dinamai dari nama toko tersebut.
ADVERTISEMENT
"Berhari-hari saya pantau dia karena teriak-teriak waktu itu. Saya pantau terus, ternyata enggak ada ibu kandungnya. Jadi saya bawa ke sini untuk dirawat," kata Reka.
Kendati membuka penampungan untuk kucing telantar, Reka menegaskan shelter ini hanya rumah singgah bagi para kucing jalanan. Setelah pulih dari jalanan, satu per satu mereka bakal dilepas untuk diadopsi.
Kucing-kucing yang ditampung di Cat Shelter Banjarmasin nantinya akan dilepas untuk adopsi. Foto: Donny Muslim/banjarhits.id
"Adopsinya juga harus pakai syarat dengan memberikan donasi bagi shelter. Misalnya membelikan penghuni shelter delapan kilogram makanan kering kucing dan satu karung pasir (untuk buang air) kalau mereka ingin mengadopsi kucing ras," ujar Reka.
Menurut Reka, syarat ini semata-mata untuk mengajarkan para pengadopsi untuk bertanggung jawab terhadap kucing, sekaligus membantu operasional shelter. Sederhananya, kucing-kucing tersebut bukan dimaksud untuk dijual.
Cat Shelter Banjarmasin sebenarnya hanya dapat menampung 25 ekor kucing telantar, namun saat ini sudah kelebihan 36 ekor. Foto: Donny Muslim/banjarhits.id
Reka bercerita soal minimnya lokasi shelter yang membuat komunitas CSB tidak bisa menampung lebih banyak kucing yang telantar. Namun Ramadan kali ini, pihaknya mengadakan program street feeding, yakni komunitas CSB berbagi makanan bagi kucing-kucing jalanan yang tidak bisa ditampung di shelter.
ADVERTISEMENT
"Jadi, kami berpencar memberi makanan kucing karena stoknya memang ada. Di CSB tidak bisa menampung banyak kucing karena tempatnya memang terbatas. Kami membatasinya 25 ekor saja. Ini saja sudah kelebihan sekitar 36 ekor. Baik yang dewasa sama yang kitten (anak kucing)," ujarnya.
Menurut Reka, CSB sebenarnya sedang mencari tempat baru bagi penampungan. Maklum, tempat yang ada belum cukup mumpuni untuk menampung kucing-kucing yang ada. Mereka pun mencari wadah yang representatif untuk kucing berjemur.