Konten Media Partner

3 Maskapai Internasional Batal Buka Rute ke Bandara Syamsudin Noor

28 Februari 2018 18:05 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
3 Maskapai Internasional Batal Buka Rute ke Bandara Syamsudin Noor
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Banjarhits.id – Tiga maskapai penerbangan asal Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam, membatalkan niat membuka rute penerbangan langsung dari dan ke Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin di Kota Banjarbaru. Pernyataan ini dilontarkan oleh Wakil Gubernur Kalimantan Selatan, Rudy Resnawan di sela menerima rombongan Komisi X DPR di kantor Gubernur Kalsel, Rabu (28/2).
ADVERTISEMENT
Menurut Rudy, Syamsudin Noor sejatinya sudah berstatus bandara internasional. Namun, dia mengakui masih ada keterbatasan infrastruktur ketika melayani rute penerbangan internasional langsung. Itu sebabnya, maskapai asal ketiga negara di Asean itu, sementara menunda penerbangan langsung dari dan ke Bandara Syamsudin Noor.
“Kami minta ditunda dulu, secara de facto bandara Syamsudin Noor sudah internasional. Kami (Angkasa Pura, red) memang masih membangun infrastrukturnya. Insyallah mulai beroperasi pertengahan tahun 2019, Bandara Syamsudin Noor lebih besar daripada Balikpapan,” kata Rudy Resnawan.
Rudy mengakui rute penerbangan internasional berpotensi mendongkrak arus kunjungan ke Kalimantan Selatan. Setelah bandara baru beroperasi, ia optimis destinasi wisata Kalsel makin ramai karena pelacong asing asal ketiga negara tersebut tidak perlu transit di bandara lain.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Pariwisata Kalsel, Heriansyah, mengakui aksesibilitas penerbangan internasional turut berpengaruh terhadap angka kunjungan pelancong asing ke Kalsel. Padahal, kata dia, Kalsel menyimpan potensi wisata alam, budaya, kuliner, dan religi. Meskipun tidak ada satupun destinasi wisata Kalsel yang masuk unggulan di Kementerian Pariwisata, ia optimis pariwisata Kalsel punya potensi berkembang dan dikenal khalayak.
Pihaknya menggeber promosi lewat kegiatan wisata berbasis budaya dan religi, seperti Festival Pasar Terapung, Banjarmasin Sasirangan Festival, dan Haul Guru Sekumpul. “Haul Guru Sekumpul ini biasanya dihadiri 1 juta orang dari berbagai daerah, bahkan Malaysia dan Brunei Darussalam, tanggal 25 Maret 2018,” kata dia.
Menurut dia, Kalsel mengagendakan atraksi 33 acara pariwisata pada 2018, naik 50 persen ketimbang tahun 2017. Dari sekian banyak event, hanya Festival Pasar Terapung yang masuk kalender event pariwisata nasional. Heriansyah berharap, Kementerian Pariwisata lebih banyak mengakomodasi event wisata Kalsel ke dalam kalender pariwisata nasional demi menarik pelancong.
ADVERTISEMENT
“Tahun 2018, kami targetkan 30 ribuan wisatawan asing. Kalau tahun 2017, realisasinya 27 ribuan wisatawan asing,” kata bekas Kabaghumas dan Protokol Pemprov Kalsel tersebut.
Pemprov Kalsel juga merencanakan kawasan ekonomi khusus kepariwisataan, seperti Lembah Kahung dan Desa Kiram, Kabupaten Banjar; Teluk Tamiyang, Kabupaten Kotabaru; dan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Pihaknya juga memperkuat peran Kelompok Sadar Wisata di beberapa destinasi wisata.
Wakil Ketua Komisi X DPR, Abdul Fikri Faqih, mengatakan Kementerian Pariwisata memang kesulitan mengakomodasi semua event pariwisata se-Indonesia. Sebab, Kementerian mesti berfokus menggarap destinasi wisata secara bertahap. Selain itu, kata dia, pelancong mesti mempertimbangkan konektivitas destinasi wisata di satu kawasan.
“Tadi sudah dicatat, Indonesia banyak pariwisata menarik. Event juga terlalu banyak, sehingga enggak fokus, orang bingung. Kalau fokus Bali, orang datang ke Bali semua. Barangkali Kalsel tadi kan banyak tuh, jadi akan diprioritaskan satu-satu dulu,” kata Abdul Fikri. Ia mengingatkan destinasi wisata di Kalsel mesti terkoneksi dengan destinasi wisata lain, misalnya lintas provinsi karena kunjungan pelancong tidak hanya ke satu tempat wisata.
ADVERTISEMENT
Di tempat terpisah, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor, makin menggenjot pendapatan daerah di luar sektor pertambangan yang selama ini primadona Kalsel. Sahbirin mengoptimalkan pariwisata, perkebunan, dan peternakan untuk menggerakkan perekonomian daerah. “Sektor tambang akan habis, karena sumber daya alam tak terbarukan,” kata Sahbirin. (Diananta │Anang Fadhilah)