Optimasi Lahan Rawa, Upaya Batola Sejahterakan Petani

Konten Media Partner
18 Oktober 2018 18:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Optimasi Lahan Rawa, Upaya Batola Sejahterakan Petani
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
banjarhits.ID - Pelaksanaan rangkaian perayaan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-38 di Desa Jejangkit Muara, Kabupaten Barito Kuala, menjadi momentum emas optimalisasi pengelolaan lahan rawa di Barito Kuala. Acara ini sekaligus langkah awal penerapan sistem perairan yang bisa melakukan masa tanam dua kali dalam setahun.
ADVERTISEMENT
Wakil Bupati Barito Kuala, Rahmadian Noor, menuturkan sistem perairan rawa yang dikembangkan di Desa Jejangkit Muara merupakan angin segar bagi petani karena bisa tanam dan panen padi dua kali setahun.
“Optimalisasi lahan rawa, boleh dikatakan salah satu upaya Pemkab Batola membantu mensejahtarakan para petani. Karena selama ini para petani hanya mampu melakukan satu kali tanam,” kata Rahmadian Noor, usai menghadiri pembukaan HPS di Desa Jejangkit Muara Batola, Kamis (18/10).
Melalui masa tanam dua kali di lahan rawa, ia optimis meningkatkan penghasilan para petani itu sendiri. Luas lahan di Barito Kuala ditaksir ada 300 ribu hektar. Tapi yang baru dimanfaatkan untuk lahan pertanian seluas 120 ribu hektar.
“Yang sudah ditanami menjadi lahan pertanian baru 100 ribu hektare, masih ada 20 ribu hektar yang akan digarap. Potensi pertanian di Batola begitu besar dan akan terus dikembangkan,” kata Ramhadian Noor.
ADVERTISEMENT
Rahmadian berkata Pemkab Batola terus beriktiar mengidentifikasi lahan di tiga kecamatan untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian sistem lahan rawa. Tiga kecamatan itu yakni, Mekarsari, Marabahan, dan Anjir Pasar. “Mentan RI sudah kami beritahu soal potensi lahan rawa selain di Jejangkit Muara yang layak dikembangkan,” kata dia.
Sementara pada puncak Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-38 yang dipusatkan di Desa Jejangkit Muara, Kabupaten Barito Kuala dibuka oleh Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution. Agenda nasional ini dihadiri Kepala Perwakilan Badan Pangan Perserikatan Bangsa-bangsa (Food Agriculture Organization/FAO) di Indonesia, Stephen Rudgard, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin, serta utusan diplomatic negara sahabat di Indonesia.
Lahan Rawa Ditanami Sagu dan Kerbau Rawa
ADVERTISEMENT
Dalam pidato pembukaan HPS ke-28 di Jejangkit Batola, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution berharap terus ditingkatkan dan dikembangkan lahan rawa lainnya di Indonesia. Ia meminta lahan tidur yang membentang di wilayah Kalsel dan sekitarnya turut dioptimalkan lagi.
“Dikembangkan dengan sistem kluster, tiap 100 hektar dibentuk satu kluster hal itu agar timbul persaingan yang sehat dan memacu produktivitas,” katanya.
Darmin berkata, perlu juga dipikirkan di areal lahan rawa ditanami pohon sagu yang memang cocok dengan lahan rawa. “Selain sagu lahan rawa juga dikembangkan kerbau rawa,” ujar Darmin.
Menurut Darmin, pengembangangan lahan rawa sangat potensial dan pengembangannya harus suistanable. Di Jejangkit Muara, ia berkata suatu bukti bahwa lahan rawa bisa menghasilkan panen yang baik karena dikelola lewat sistem dan tehnologi pertanian tepat guna.
ADVERTISEMENT
Darmin menilai, sistem pertanian lahan rawa yang dikembangkan di Desa Jejangkit Muara, Kabupaten Barito Kuala, sangat menarik dan menantang. Dan satu catatan lagi, pembukaan lahan pertanian tak harus dilakukan dengan merusak hutan dan lingkungan. “Di jejangkit Muara Batola hal ini bisa dibuktikan,” katanya.
Darmin mengapresiasi atas dukungan dan kinerja Pemprov Kalsel dan Pemkab Barito Kuala yang berhasil mengemas HPS dengan baik. Ia pun setuju atas istilah membangunkan raksasa yang sedang tidur, dengan mengoptimalkan lahan rawa untuk ketahanan pangan.
Adapun Gubernur Kalsel Sahbirin Noor bersyukur ditunjuk pemerintah pusat jadi tuan rumah penyelenggaraan HPS ke-38. Ia senang difasilitasi untuk mengembangkan sistem pertanian lahan rawa. Menurut Sahbirin Noor, hal ini momentum kebangkitan sektor pertanian demi mendukung ketahanan pangan, baik skala provinsi dan nasional.
ADVERTISEMENT
“Tak ada alasan Indonesia melakukan impor beras. Jika lahan-lahan kosong seperti di Kalsel dikelola dengan baik menjadi lahan pertanian,” kata Sahbirin.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman dalam pidatonya dihadapan ribuan peserta yang datang dari utusan bidang pertanian seluruh Indonesia, mengatakan bahwa hari ini sejarah pertanian di Indonesia tercipta lewat sistem mekanisasi pertanian.
“Dengan diterapkan sistem pertanian lahan rawa di Desa Jejangkit Muara ternyata bisa dilakukan dua kali masa tanam,” katanya. (Adv)