Permata Ije Jela Juara Umum Festival Karya Tari Kalsel 2019

Konten Media Partner
14 Juli 2019 18:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penari Sanggar Permata Ije Jela asal Kabupaten Barito Kuala ketika tampil di Festival Karya Tari Daerah Kalsel, Sabtu 13 Juli 2019. Foto: Humpro Batola
zoom-in-whitePerbesar
Penari Sanggar Permata Ije Jela asal Kabupaten Barito Kuala ketika tampil di Festival Karya Tari Daerah Kalsel, Sabtu 13 Juli 2019. Foto: Humpro Batola
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sanggar Permata Ije Jela kembali membanggakan masyarakat Kabupaten Barito Kuala (Batola). Sanggar yang dibina Bupati Batola, Hj Noormiliyani AS ini meraih juara umum Festival Karya Tari Daerah (FKTD) Kalimantan Selatan (Kalsel) 2019 yang berlangsung di Panggung Terbuka Bakhtiar Sanderta Taman Budaya Banjarmasin, Sabtu malam 13 Juli 2019.
ADVERTISEMENT
Sanggar Permata Ije Jela tampil bersama delapan sanggar perwakilan Kalsel seperti Banjarmasin, Banjarbaru, Banjar, Tanah Laut, Tanah Bumbu, Hulu Sungai Selatan dan Tabalong.
Permata Ije Jela menampilkan Tari Talabet yang sukses memukau penonton dan para juri hingga menetapkan sebagai juara umum dengan raihan 4 kategori sebagai penyaji terbaik utama, penata tari terbaik, penata musik terbaik, penyaji unggulan non ranking.
Atas raihan ini, sanggar yang diketuai Kasmudin ini memboyong piala bergilir Gubernur Kalsel dan berhak mewakili Kalimantan Selatan (Kalsel) pada ajang Parade Tari Nusantara yang akan dilaksanakan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta pada Agustus 2019.
Ketua Sanggar Permata Ije Jela, Kasmudin menerangkan, Talabet merupakan karya penata tari Odie Thandien dan Mukhlis Maman serta Bajau Malela sebagai musik direktor. Sedangkan make up artis dipercayakan kepada Deden House of Wedding.
ADVERTISEMENT
“Ini merupakan gelar juara umum keempat yanng kami dapatkan setelah FKTD 2013, 2014, dan 2018,” ucap Kasmudin lewat siaran pers ke banjarhits.id, Minggu 14 Juli 2019.
Kasmudin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan mereka, terutama Bupati Hj Noormiliyani selaku pembina. Kasmudin menceritakan, Talabet dalam bahasa Bakumpai berarti perisai.
Tari ini merupakan tari garapan baru Sanggar Permata Ije Jela. Latar belakang tarian adalah legenda terbentuknya Pulau Kembang di muara Sungai Barito. Tarian Talabet bercerita keperkasaan Datu Pujung sebagai perisai atau pelindung kerajaan ketika melawan kedatangan kapal Inggris yang berusaha menjajah.
Setelah dalam pertarungan sengit di Sungai Barito, Datu Pujung berhasil menenggelamkan kapal beserta isinya. Lama kelamaan bangkai kapal tersebut menjadi delta hingga mencul menjadi sebuah pulau yang sekarang dikenal dengan nama Pulau Kembang.
ADVERTISEMENT
Talabet sebagian dari karya fenomenal Permata Ije Jela selain Mahelat Lebo dan Hambaruwan, baik Mahelat Lebo maupun Hambaruwan pernah dibawakan dalam festival-festival tari nasional. Bahkan hambaruwan meraih empat penghargaan dari Parade Tari Nusantara 2014 di TMII. Sedangkan Mahelat Lebo pernah ditampilkan dalam penyambutan api obor Asian Games 2018.
Prestasi-prestasi ini, urai Kasmudin, merupakan buah kerja keras sanggar yang berdiri 5 Agustus 2007 ini. Ia juga menerangkan, berlatih di Panggung Gelora Marabahan Permata Ije Jela memiliki sekitar 100 penari.
Sanggar ini sudah menghasilkan sekitar 20 tarian yang proses pembuatannya melibatkan semua pihak mulai koordinator teknis, koreografer, musik, direktor, penari, wardrobe dan make up. “Keberhasilan kami juga disebabkan sinergi yang baik di antara semua pihak,” paparnya. (Adv)
ADVERTISEMENT