Konten Media Partner

Pertunjukan Seni Madihin dan Japin Carita Hibur Warga Banjarmasin

15 April 2018 0:40 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pertunjukan Seni Madihin dan Japin Carita Hibur Warga Banjarmasin
zoom-in-whitePerbesar
Banjarhits.id, Banjarmasin - Ratusan penonton berjubel di depan panggung terbuka Bachtiar Sanderta, Taman Budaya Kalsel di Jalan Hasan Basri, Sabtu malam (14/4/2018). Merek sedang menonton aneka kesenian khasanah budaya Kalsel yang dikemas lewat acara Malam Seni Budaya Banua.
ADVERTISEMENT
Di awal pentas, lawak ala Banjarmasin ‘Madihin’ yang dibawakan oleh seniman John Tralala bersama empat orang koleganya, mampu mengocok perut penonton ketika membuka pertunjukkan.
Menurut Kepala UPTD Taman Budaya Kalsel, Yanti, penampilan seni madihin bertujuan melestarikan kesenian asli Banjar. Kata Yanti, madihin merupakan pengembangan lebih lanjut dari pantun berkait. Setiap barisnya dibentuk dengan minimal 4 buah kata. Adapun jumlah baris dalam satu bait minimal empat baris. Pola formula persajakannya merujuk kepada pola sajak akhir vertikal a/a/a/a, a/a/b/b atau a/b/a/b.
Semua baris dalam setiap baitnya berstatus isi (tidak ada yang berstatus sampiran sebagaimana halnya dalam pantun Banjar) dan semua baitnya saling berkaitan secara tematis.
Madihin merupakan genre/jenis puisi rakyat anonim berbahasa Banjar yang bertipe hiburan. Madihin dituturkan di depan publik dengan cara dihapalkan (tidak boleh membaca teks) oleh satu, dua, atau empat orang seniman (bahasa Banjar Pamadihinan).
ADVERTISEMENT
Beres aksi John Tralala lewat madihinnya, atrakasi dilanjutkan Teater Japin Carita oleh Sanggar Lawang Banjarmasin, Sanggar Tari Nuansa Banjarmasin, group musik Sanggar Seni Ading Bastari dari Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dan Sanggar Tari Perpekindo Group musik NSA Project.
M Yusuf Effendi, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel, mengatakan atraksi seni bisa merekatkan kerukunan antar suku/etnis dan membangun pendidikan karakter.
“Kegiatan kebudayaan akan terus kita gelar, sebagai filter dari pengaruh budaya asing yang masuk ke daerah kita,” ucap Yusuf.
Salah satu penonton, Devi berharap atraksi seni budaya semacam ini rutin digelar. Menurut dia, pertunjukkan seni budaya merupakan wadah pelestarian khasanah budaya.
“Bila perlu memanfaatkan sarana videotron, demi mengundang rasa ketertarikan masyarakat untuk menonton,” ujar mahasiswi Universitas Lambung Mangkurat itu. (Anang Fadhilah)
ADVERTISEMENT