Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Perkakas alat cutter, pensil, penghapus, pinset, gunting dan penggaris, terserak di sebuah kamar Rusunawa Ganda Maghfira, Jalan Tembus Mantuil, Kelurahan Kelayan Selatan, Kota Banjarmasin. Di tempat itu, Hariadi (27) telaten mengukir kerajinan tangan berbahan sandal japit.
ADVERTISEMENT
Ia piawai menjadikan sandal japit lebih bernilai ekonomis lewat karya seni ukir. Produk buatannya diberi label RADIPIKIR, akronomi dari Radi Pengrajin Sendal Ukir. Hariadi menetap bersama istrinya Dewy Aprilianingsih di rusunawa tersebut, setelah hijrah dari Kota Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah.
Mereka mengadu nasib di Kota Banjarmasin. Selain menekuni seni ukir sandal, Radi juga bekerja di salah satu toko Kiki Souvenir, Jalan Letjend S Parman, Kelurahan Antasan Besar, Kecamatan Banjarmasin Barat.
Niat mengukir sandal bermula dari pengalaman pribadi. Hariadi sering kehilangan sandal japit ketika masih sekolah dasar. Setelah belajar otodidak, ia coba-coba mengukir sandal japit polos miliknya. Untuk mengukir sandal, Hariadi lebih dulu menggambar motif yang hendak diukir. Darah seni memudahkan Hariadi ketika mulai menekuni seni ukir sandal.
ADVERTISEMENT
"Kebetulan ukiran saya waktu itu terbilang kanak-kanak. Walau pun itu tapi sudah lumayan dan lain dari yang lain, setelah saya berkeluarga maka baru lah saya memulai usaha ini. Alhamdulilah, sudah lumayan dan sangat patut di syukuri, walupun sifatnya masih sampingan," ucapnya kepada wartawan banjarhits.id, pada Minggu (14/7/2019).
Beres menggambar motif, ia menyayat pelan-pelan sandal japit sesuai garis gambar. Hariadi tak terlalu kesulitan mengukir sandal japit sesuai pesanan. Sandal ukirannya bermotif kartun, wajah orang, dan kalimat-kalimat lucu. Kalaupun ada yang sulit, ia cuma merasa keterbatasan stok sandal sintetis.
Hariadi kesulitan mendapat stok sandal merek Swallow di Banjarmasin. "Tidak pernah dapat, hanya ada merek lain saja," kata pemuda kelahiran 1992 itu.
Kini, gurita penjualan Radipikir merambah Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Barat (NTB), selain di Kalimantan Selatan. Ia melego sandal ukiran hasil tangan seharga Rp 25 ribu sampai Rp 100 ribu, sesuai tingkat kesulitan. Adapun seni ukir sandar gantungan kunci seharga Rp 5 ribu sampai Rp 15 ribu.
ADVERTISEMENT
Namun, ia tak bisa menaksir rata-rata keuntungan bersih setiap bulan karena fluktuatif sesuai pesanan. Menurut dia, pesanan sandal ukir mencapai puluhan sampai ribuan pasang sandal per bulan.
“Alhamdulillah cukup saja buat mencukupi kebutuhan sehari-hari. Betul, kami belum ada pembukuan, karena belum bisa fokus di usaha ini, masih terikat pekerjaan,” ujar Hariadi.
Hariadi berharap ke depan berkesempatan ikut pameran untuk mempromosikan kerajinan ukir sandal itu. Ia memanfaatkan media sosial untuk promosi sandal ukir tersebut.
“Saya harap, pemerintah bisa memberi saya suatu kesempatan untuk memamerkan hasil karya ini di suatu acara dan bisa membantu saya untuk menambah modal usaha itu," tutupnya.