Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2
Konten Media Partner
Respons Wakil Wali Kota soal Kisruh Penonaktifan Sekda Banjarmasin
29 April 2018 19:02 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT

Banjarhits.id, Banjarmasin - Masa depan penonaktifan Hamli Kursani dari Sekretaris Daerah Kota Banjarmasin, belum menemukan titik terang. Setelah diperiksa Inspektorat Banjarmasin, Hamli Kursani malah ke sana-ke mari menenteng berkas dan mengabarkan dugaan pelanggaran prosedural yang dilakukan Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina.
ADVERTISEMENT
Wakil Wali Kota Banjarmasin, Hermansyah pun ikut buka suara ketika disinggung soal penonaktifan Hamli Kursani. Tapi, Hermansyah irit berkomentar dan berhati-hati menyikapi kisruh penonaktifan Hamli.
“Soal kasus penonaktifan Sekretaris Daerah (Sekda)Kota Banjarmasin Hamli Kursani, no comment saja. Sudahlah, saya tak enak jika mengomentari kasus Sekdako ini. Nanti sajalah, ada waktunya kami akan berbicara soal kasus ini,” kata Hermansyah kepada banjarhits.id, Minggu (29/4/2018).
Ia seolah ingin menghindari konflik dengan Ibnu Sina. Hermansyah malah menyoal fasilitas negara yang masih melekat terhadap Hamli Kursani. “Bagaimana fasilitas negara yang sudah diberikan kepada sekdako. Karena statusnya saat ini di-nonaktifkan wali kota,” kata Hermansyah.
Seperti diketahui, Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina mencopot Sekda Kota Banjarmasin Hamli Kursani terhitung sejak Selasa (10/4/2018), dengan alasan indispliner. Ibnu menunjuk Asisten II Perekonomian dan Pembangunan, Hamdi selaku pelaksana harian Sekdako Banjarmasin.
ADVERTISEMENT
Dinonaktifkan Ibnu Sina, Hamli Kursani sempat berkonsultasi ke PTUN Banjarmasin, Ombudsman Kalsel, dan Komisi ASN. Hamli agaknya ingin mencari celah untuk melawan keputusan Ibnu Sina. (Anang Fadhilah)