Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten Media Partner
Rupa-rupa Alasan Ziarah ke Makam Ulama Arsyad Al-Banjari
16 September 2018 18:17 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
banjarhits.id, Martapura – Salawat dan doa terus melantun di sebuah makam ulama kharismatik asal Kota Martapura. Di bawah terik matahari, ratusan orang silih berganti datang memasuki area cagar budaya pemakaman Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari di kawasan Kota Martapura, Kalimantan Selatan ini
ADVERTISEMENT
Meriung di hadapan pusara, para peziarah ini komat-kamit merapal doa seraya menengadahkan telapak tangan. Di antara mereka, ada yang sekedar menunaikan nazar, ada yang rutin ziarah ke makam, dan ada pula yang mencari pengobatan untuk penyakit batin—betamba sebutan orang lokal di Kelampayan.
Aziz, seorang peziarah dari Banjarmasin menyampaikan keberangkatannya ke makam ulama untuk menepati dan menunaikan nazar (janji) karena berhasil meraih target yang diinginkannya. "Saya ada niat jika saya berhasil dalam proyek yang saya kerjakan, maka akan berangkat ziarah. Alhasil saya berhasil dan saya laksanakan hari ini berangkat ziarah menepati janji dan niat saya,” ucap Azis kepada Banjarhits.id di lokasi pemakaman, Minggu (16/9).
Peziaeah lainnya, Anwar, rutin ibadah ziarah ke makam almarhum Syekh Al-Banjari guna menenangkan diri, menata pikiran, dan hati dari berbagai macam problem kehidupan. Ia mengaku hampir setiap hari merapal doa di pusara makam keramat itu.
ADVERTISEMENT
“Saya merasa lebih senang dan tenang jika berada di kubah ini, meskipun hanya dengan dzikir saja. Tempat ini menjadi tempat berkumpulnya orang-orang yang taat ibadah, oleh karena itu ditempat ini menjadikan suasana hati saya menjadi tenang,” ujar warga Kelampaiyan itu.
Menurut pakar sejarah dari Universitas Lambung Mangkurat, Mansyur, sosok Syech Muhammad Arsyad Al-Banjari adalah seorang ulama masyhur dan penyiar Islam asal Kalimantan Selatan di abad 18. Almarhum hidup ketika kejayaan Kesultanan Banjar dipimpin oleh Sultan Tahmidullah dan Sultan Tamjidillah I.
"Oleh karena proses syiar Islam beliau menjadi masyhur sampai zaman sekarang, karena begitu banyak manaqib dan biografi riwayat hidup beliau dituliskan di berbagai media dan situs,” ujar Mansyur.
Adapun Dosen Fakultas Syari'ah di Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin, Ruslan, menuturkan proses ziarah ada do'a dan harapan yang dipanjatkan kepada Allah SWT. Doa ini dengan mengambil berkah dari tokoh yang diziarahi.
ADVERTISEMENT
“Biasanya keturunan Rasulullah dan Ulama yang mengamalkan ilmunya yang kerap dikunjungi masyarakat untuk berziarah,” kata Ruslan. (Zahidi)