Konten Media Partner

SDIT Ukhuwah Banjarmasin Siap Raih Adiwiyata Mandiri

1 Februari 2018 14:00 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
SDIT Ukhuwah Banjarmasin Siap Raih Adiwiyata Mandiri
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Banjarhits.id - Persiapan meraih status Adiwiyata Mandiri 2018 mulai dilakukan oleh sejumlah sekolah di Kota Banjarmasin yang sebelumnya sukses menyandang predikat Adiwiyata Nasional.
ADVERTISEMENT
Salah satunya SD Islam Terpadu Ukhuwah Banjarmasin di kawasan Pemurus Dalam, Kecamatan Banjarmasin Selatan. Para guru dan murid melakukan pembinaan terhadap sekolah dasar lain di wilayah tersebut.
Koordinator Bank Sampah dan Komposter SDIT Ukhuwah Banjarmasin, Noor Hafizah, mengatakan SDIT Ukhuwah harus bisa membina minimal 10 sekolah di sekitarnya untuk meraih predikat Adiwiyata Mandiri. Penilaian Adiwiyata Mandiri bukan hanya keberhasilan sekolah dalam pengelolaan limbah di lingkungan internal sekolah sendiri.
Selama ini, kata Noor Hafizah, pembinaan dilakukan ke sekolah-sekolah tak hanya dari aktivitas bank sampah, melainkan juga membentuk karakter siswa di sekolah bersangkutan agar lebih peduli lingkungan.
"Pembinaan juga menjadi salah satu syarat wajib dari tim penilai, jadi kami secara rutin melakukan pemantauan kepada sekolah binaan baik dengan mendatangi langsung maupun melalui layanan pesan singkat," jelas Noor Hafizah.
ADVERTISEMENT
Di SDIT Ukhuwah Banjarmasin, pengolahan limbah melalui bank sampah dan komposter Ukhuwah dinamakan Bersih Sehat dan Rapi (Berseri). Metode ini dibagi dalam dua tipe kompos, yakni pengolahan pupuk kompos dari sampah daun dan Mikro-Organisme Lokal atau MOL yang menggunakan media limbah kulit buah yang diambil dari sampah kantin setempat.
Menurut Hafizah, pengolahan pupuk kompos dari daun perlu waktu satu pekan. Sedangkan MOL butuh waktu dua pekan untuk memaksimalkan kualitas pupuk yang dihasilkan.
Hafizah menambahkan pihaknya memberikan edukasi kepada seluruh siswa melalui perwakilan kelas secara bergantian. Satu kali dalam sepekan, murid-murid belajar mengolah pupuk dari limbah dan bahan-bahan non kimiawi. (Hafiz Ramadhani)