Seniman Lamut Khas Banjar di Ujung Tanduk

Konten Media Partner
28 Mei 2018 12:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Banjarhits.id, Banjarmasin - Tampil berkaos dipadu peci putih, gurat-gurat muka Jamhar Akbar nampak sepuh ketika usianya beranjak 77 tahun. Mendiami sebuah rumah di lingkungan Gang Mujahid Aman, Kelurahan Alalak Selatan, Kota Banjarmasin, pria maestro kesenian lamut itu cemas setelah tak ada generasi muda yang mau belajar kesenian lamut.
ADVERTISEMENT
Maklum, sebelumnya kediaman Jamhar kerap jadi jujugan para remaja yang ingin belajar kesenian asli Suku Banjar tersebut. "Dari 200-an orang yang pernah ikut pelatihan, satu pun tak ada yang terdengar jadi palamutan (seniman lamut)," kata Jamhar Akbar kepada banjarhits.id, Senin (28/5).
Jamhar sudah tiga tahun terakhir absen pentas ke atas panggung memainkan alat terbang—sebutan perkakas musik lamut. Usia yang makin menua memaksa Jamhar mesti pensiun dari atas panggung. "Suara berubah karena sudah tua. Selain itu sakit maag dan asam urat," ucap dia.
Padahal sebagian warga kota masih sering bertandang ke rumahnya untuk menanggap kesenian lamut. Mereka menanggap Jamhar untuk tampil menghibur atau pentas hajatan menunaikan nazar ketika si penanggap sembuh dari sakit.
ADVERTISEMENT
Lamut adalah seni tradisi bertutur di Kalimantan Selatan yang memakai alat tarbang. Kesenian ini mencapai puncak masa keemasan pada era tahun 1970-an. Lamut adalah seni tradisi sastra lisan dengan alat sebiji tarbang membawakan kisah-kisah Prabu Awang Salenong dan turunannya Raden Bungsu, Kasan Mandi, Bujang Maluala hingga Prama Syahdan. (Yudi Yusmili)