Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten Media Partner
Tangkal Radikalisme, ULM Akan Bentuk Pengawal Ideologi Bangsa
23 Juli 2019 20:18 WIB
ADVERTISEMENT
Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin akan merealisasikan Unit Kegiatan Mahasiwa (UKM) baru bernama Pengawal Ideologi Bangsa (PIB). Organisasi kemahasiswaan ini digadang menjadi gerakan tandingan untuk menangkal serangan radikalisme yang tengah mengancam kehidupan kampus.
ADVERTISEMENT
Rektor ULM, Sutarto Hadi, mengatakan pembentukan UKM PIB sejatinya amanat dari Menristekdikti, M Nasir. Dorongan membentuk organisasi ini juga diatur dalam Permenristekdikti Nomor 55 Tahun 2018 tentang Pembinaan Ideologi Bangsa dalam kegiatan kemahasiswaan di lingkungan kampus.
Sutarto berkata, UKM PIB hadir sebagai upaya pencegahan tumbuhnya benih-benih paham ekstrem di perguruan tinggi. "Memang radikalisme ini menjadi persoalan serius. Saya beberapa waktu lalu sudah bicara dengan Menristekdikti. Beliau minta kawal soal ini," ujar Sutarto kepada banjarhits.id, Selasa (23/7/2019).
Namun, ia mengklaim ULM masih boleh dikata aman dari paparan paham yang mengancam ideologi bangsa, khususnya Pancasila. Ia menegaskan, langkah ini diambil hanya sebagai langkah preventif yang diambil kampus.
"Masih aman. Tapi kita perlu waspada dengan munculnya gerakan-gerakan yang bergerak di bawah tanah. Kita masih menunggu petunjuk teknis terkait pembentukan UKM ini," kata Sutarto.
ADVERTISEMENT
Sementara, UKM PIB bakal bergerak dalam kegiatan dialog-dialog yang mengedukasi terhadap penangkalan paham ekstrem/radikalisme. Kata Sutarto, pihaknya tidak akan berlaku represif terhadap munculnya gerakan tersebut.
"Kami terbuka saja sebagai kampus yang bebas nilai. Ini hanya bentuk waspada dari ULM," ujarnya. Mengacu Permenristekdikti Nomor 55 Tahun 2018 tentang Pembinaan Ideologi Bangsa, anggota UKM PIB terdiri dari organisasi kemahasiswaan intra kampus dan ekstra kampus.
Dalam beleid itu, Menristekdikti mengamanatkan agar UKM PIB dapat memperkaya sudut pandang mahasiswa agar tidak terpaku terhadap satu paham tertentu.
Adapun Kepala LLDIKTI Wilayah XI, Udiansyah, belum melihat adanya indikasi paham radikalisme menjalar ke kampus-kampus di Kalimantan, khususnya di Kalsel. Kendati demikian, pembentukan UKM PIB bisa menjadi opsi menangkal paham ekstrem berkembang.
ADVERTISEMENT
Udiansyah menambahkan, sejatinya ada empat indikator mengukur kampus terpapar radikalisme. Yakni, munculnya intoleransi, fanatisme, ekslusivitas, dan rencana melakukan revolusi.
"Contohnya, tidak suka terhadap perbedaan, (berpikir) hitam putih atau halal haram, saya atau kamu bukan kita. Selain itu, suka memisahkan diri dan tidak mau bergabung dengan kelompok lain, dan ingin melakukan perubahan dengan cepat dan cenderung destruktif," tandasnya.