Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
13 Ramadhan 1446 HKamis, 13 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner
Tapin dan Batola Bersaing Jadi Lumbung Utama Padi di Kalsel
1 Mei 2018 16:27 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT

Banjarhits.id, Banjarmasin - Pemerintah Kabupaten Tapin sangat terobsesi menjadikan daerahnya sebagai lumbung padi nomor satu di Provinsi Kalimantan Selatan. Bupati Tapin nonaktif, Arifin Arpan, mengatakan produksi padi asal Kabupaten Tapin masih nomor dua di bawah Kabupaten Barito Kuala. Arifin sementara meletakkan jabatan sebagai Bupati Tapin karena ikut Pilkada 2018.
ADVERTISEMENT
Kalaupun nanti resmi terpilih lagi memimpin Tapin, Arifin gencar memperluas area tanam padi demi mewujudkan Tapin sebagai pengasil padi terbesar di Kalsel. “Bahkan izin sektor pertambangan tidak kami berikan lagi, karena ingin fokus memprioritaskan sektor pertanian,” kata Arifin Arpan kepada banjarhits.id, Selasa (1/5/2018).
Arifin sudah menyiapkan dana Rp 500 juta lewat APBD untuk pengembangan lahan pertanian. Ia juga menggerakkan 1.200 anggota program Karang Taruna Membangun Desa di Tapin. Karang Taruna terlibat melakukan uji coba sebagai pelopor bidang pertanian. Mereka digerakkan menggarap pertanian, perkebunan, dan perikanan.
”Kami sudah siapkan lahan 40 hektar untuk ditanami jeruk khas Tapin yakni jeruk kaplok, jeruk tanpa biji yang mulai dikenal karena rasanya yang manis. Juga ada lahan 40 hektar yang siap ditanami jagung serta ada juga usaha budi daya ikan gabus, yang dikelola anggota Karang Taruna,” kata Arifin Arpan.
ADVERTISEMENT
Jika program ini sukses, Arifin Arpan akan mengalokasikan dana khusus dan dibantu dana CSR beberapa perusahaan tambang dan perkebunan sawit di Kabupaten Tapin.
Selain pengembangan pertanian, ia berfokus melipatgandakan produksi bawang merah di beberapa desa sentra pertanian bawang merah. Area tanam bawang merah di Tapin seluas 435 hektare yang sudah menghasilkan ribuan ton.
Di Kabupaten Tapin, sentra bawang merah tersebar di Kecamatan Tapin Selatan 57 haktare, Bungur 60 hektare, Bakarangan 43 hektare, Piani 55 hektare, Salambabaris 35 hektare, Hatungun 70 hektare, Binuang 25 hektare, dan Tapin Utara 15 hektare. “Kami ingin Tapin dikenal sebagai daerah pertanian yang jadi kebanggaan Kalsel,selain batubara,” ujarnya.
Seolah tak mau kalah dari Tapin, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Barito Kuala (Batola), Zulkifli Yadi Noor, mengatakan Kabupaten Barito Kuala pun terus menggenjot angka produksi dan produktivitas padi, jagung, dan kedelai (pajale). Upaya ini untuk meneguhkan Batola sebagai salah satu lumbung pangan nomor satu di Kalimantan Selatan.
ADVERTISEMENT
Zulkifli menargetkan ada kenaikan angka produksi dan produktivitas pajale pada 2018. Produksi dan produktivitas padi pada 2018, misalnya, ditargetkan mencapai 356.836 ton dan 35,86 kuintal/haktare. Produksi dan produktivitas jagung ditargetkan mencapai 497 ton dan 41 kuintal/hektare pada 2018. Adapun produksi dan produktivitas kedelai ditarget sebanyak 905 ton dan 13,33 kuintal/hektare.
Keberhasilan Batola mengembangkan pertanian di lahan rawa gambut berbuah kepercayaan dari pemerintah pusat. Dia berkata, pemerintah pusat menetapkan Batola sebagai tuan rumah peringatan nasional Hari Pangan Sedunia pada Oktober 2018. “Batola sebagai venue yang dilihat pengelolaan pertanian lahan rawa saat Hari Pangan Sedunia tingkat nasional,” kata Zulkifli.
Namun, ia mengakui memasuki musim kemarau basah ada kemungkinan berdampak buruk terhadap pencapaian target tersebut. “Kalau kemarau, lalu hujan, kemarau, dan hujan lagi, menyebabkan tanaman rawan terkena penyakit,” kata Zulkifli. (Anang Fadhilah | Diananta)
ADVERTISEMENT