Konten Media Partner

Video: Ketika Bekantan Terkepung Perumahan

22 November 2019 16:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Populasi hewan bekantan. Foto: Dishut Kalsel
zoom-in-whitePerbesar
Populasi hewan bekantan. Foto: Dishut Kalsel
ADVERTISEMENT
Sekelompok hewan Bekantan ditemukan masyarakat berkeliaran di area hutan galam Perumahan Persada Raya 3 Cluster Antasari (Handil Bakti), Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, belakangan waktu terakhir. Keberadaan satwa endemik itu tak jauh dari lokasi hunian warga.
ADVERTISEMENT
Dari pantauan banjarhits.id di lapangan, lokasi hutan galam cuma berjarak sekitar meter 40 meter dari area perumahan. Namun, saat disambangi, gerombolan Bekantan yang bernama Nasalis Larvatus itu, tak muncul ke permukaan hutan.
Menurut penuturan warga Cluster Antasari, Riza Wardhany, munculnya kelompok Bekantan baru terpantau sejak satu tahun terakhir. Biasanya, mereka akan bermunculan kala petang tiba. "Saya tinggal di sini sejak dua tahun terakhir. Baru satu tahun terlihat Bekantan. Sekitar enam ekor," kata Riza kepada banjarhits.id, saat ditemui di kediamannya, Jum'at (22/11/2019).
Riza menduga, gerombolan Bekantan bermigrasi dari area hutan di sekitar Persada Raya yang telah beralih fungsi menjadi hunian. Kini, kelompok satwa itu hanya tinggal di hutan galam yang ukurannya memanjang 100 meter.
ADVERTISEMENT
"Kurang tahu apa yang mereka makan. Karena di sini sudah hampir habis tumbuhan," ujarnya.
Ia merasa was-was jika gerombolan Bekantan tak dievakuasi bakal berpengaruh terhadap eksistensi hewan tersebut. Bukan tanpa alasan, lokasi hutan galam yang dihuni Bekantan merupakan area yang sudah perumahan.
"Hampir semuanya sudah dipatok (perumahan). Bahkan, sudah pernah ada Bekantan yang tetabrak mobil karena menyeberang jalan raya di depan Kompleks Persada Raya I. Langsung KO," bebernya.
Syukurnya, Riza berkata Bekantan yang tersisa tak mengganggu sampai ke hunian warga. Ia menyebut masyarakat sudah terbiasa dengan satwa tersebut.
Banjarhits.id mencoba mengontak pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalsel untuk menanyakan tindak lanjut dari mereka. Staf BKSDA Kalsel, Jarot, menyebut pihaknya sudah mendapatkan laporan keberadaan Bekantan di kawasan Persada Raya Handil Bakti sejak dua tahun yang lalu.
ADVERTISEMENT
Diakuinya, area tersebut memang semakin hari kian tergerus areal untuk keperluan lain. Namun, memilih jalan untuk evakuasi atau memindah Bekantan ke kawasan konservasi bukan pilihan yang ideal.
"Masalahnya, habitat yang ada sekarang ini kan terbatas. Kawasan yang dikelola kami (BKSDA) ini kan pulau-pulau kecil saja. Di sana itu sudah ada Bekantan liar. Otomatis menambah jumlah populasi," bebernya.
Overpopulasi tentu akan menjadi masalah baru. Jarot khawatir, keberadaan Bekantan yang didatangkan dari luar habitat asli akan mengancam hewan yang dulunya sudah tinggal di area tersebut.
Lantas, bagaimana solusinya? Jarot menawarkan jalan tengah: Pemprov dan Pemkab mencanangkan kawasan ekosistem esensial di kawasan yang masih tersisa. Area ini merupakan zona yang dilindungi pemerintah daerah mengacu prinsip-prinsip konservasi
ADVERTISEMENT
"Jadi sudah dinventarisir kawasan-kawasan yang berpotensi ada habitat Bekantan, termasuk di Jalan Persada Raya itu. Lalu dicanangkan oleh pemkab melalui SK. Tentunya, ini tidak bakal mengganggu hak milik," kata dia.
Menurut dia, pencanangan kawasan ekosistem esensial lebih ideal dilakukan ketimbang memindah Bekantan ke kawasan yang bukan habitat mereka. Belum lagi, potensi hewan tersebut yang bakal mengalami stress kala direlokasi ke tempat yang baru.
"Kalau dibuat menjadi kawasan ekosistem esensial, bisa dijadikan ecotourism juga dan mendatangkan pendapatan ke pemerintah daerah. Tanpa harus memindah," ujarnya.
Dalam hal ini, Jarot juga menegaskan peran konservasi bukan cuma dari BKSDA Kalsel belaka. Menurut dia, partisipasi Pemprov Kalsel dan Pemko dan pemkab juga harus aktif melakukan pelestarian sumber daya alam.
ADVERTISEMENT