Konten Media Partner

Video: Menengok Rumah Bubungan Tinggi Khas Banjar

8 Maret 2018 8:38 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Video: Menengok Rumah Bubungan Tinggi Khas Banjar
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Banjarhits.id – Rumah adat Banjar jenis Bubungan Tinggi semacam ikon daerah Kalimantan Selatan. Pamor Bubungan Tinggi paling dikenal di antara jenis rumah adat Banjar lainnya. Terletak di Desa Selok Telong, Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar, dua unit rumah Banjar dalam satu lokasi sudah ditetapkan sebagai cagar budaya sejak 2000 lalu.
ADVERTISEMENT
Satu di antaranya berjenis Bubungan Tinggi. Rumah ini dibangun oleh pasangan suami istri M Arif dan Fatimah pada 1811. Kini, rumah yang mayoritas masih mempertahankan keasliannya, ini dihuni oleh generasi kelima pasangan Arif-Fatimah: Fauziah (60).
Menurut Fauziah, area di sekeliling rumahnya sudah dipugar demi memudahkan wisatawan berkunjung. “Ada bantuan tahun 2010 dan 2011 dari pemerintah daerah,” kata Fauziah kepada Banjarhits.id, Rabu (7/3/2018).
Mengutip laman Kemendikbud.go.id, penamaan Bubungan Tinggi merujuk bagian atapnya berbentuk atap pelana yang meninggi dan lancip ke atas dengan membentuk sudut sekitar 45 derajat. Rumah adat Banjar mulanya hanya dibangun dengan kontruksi yang berbentuk segi empat yang memanjang ke depan. Lambat laun, ada tambahan di samping kiri dan kanan bangunan agak ke belakang disumbi ditambah sebuah ruangan yang panjang dan lebarnya berukuran sama.
ADVERTISEMENT
Bangunan tambahan yang menempel di samping kiri dan kanan dalam istilah Banjar disebut pisang sasikat atau pisang sesisir dan menganjur keluar. Sedangkan bagian badan terdiri dari beberapa ruang. Ruang yang ada di bagian bubungan tinggi secara umum dapat dikelompokan atas empat kelompok ruang (Seman, 1982). Berurutan dari posisi depan adalah :
Kelompok ruang pelataran
Kelompok ruang pelataran memiliki 3 ruang yaitu pelataran muka (surambi muka), pelataran tengah (surambi sambutan) dan pelataran dalam (lapangan pamedangan)(Muchammad dan Mentayani, 2007).
Kelompok ruang tamu
Kelompok ruang tamu yang bersifat publik atau semi publik terbagi atas 4 ruang yaitu ruang antara (pacira), ruang tamu (panampik kecil), ruang tamu tengah (panampak tengah), dan ruang tamu utama (panampik besar) (Muchammad dan Mentayani, 2007).
ADVERTISEMENT
Kelompok ruang tinggal
Kelompok ruang tinggal atau hunian yang merupakan area yang sangat privat terbagi atas 3 ruang, yaitu ruang keluarga (paledangan), ruang tidur orang tua (anjung dan anjung jurai) serta ruang tidur untuk anak (karawat dan katil) (Muchammad dan Mentayani, 2007).
Kelompok ruang pelayanan
Kelompok ruang palayanan terbagi menjadi 4 ruang yaitu, ruang saji dan ruang makan ( penampik dalam atau panampik padu), ruang dapur (padapuran atau padu), ruang penyimpanan (jorong dan ruang teras belakang) (palataran belakang).
Dari keempat ruangan tersebut dipisahkan oleh dinding atau yang disebut dengan tawing. Terdapat 3 dinding pemisah dalam ruang yaitu dinding muka (tawing hadapan), dinding pembatas dalam (tawing halat) dan dinding pembatas dapur (tawing pahalatan padu) (Muchammad dan Mentayani, 2007). Atap pada Rumah Tradisional Bubungan Tinggi terbuat dari sirap kayu ulin berukuran panjang 50 cm dan lebar 8 cm. Atap adalah bagian yang khas dari bangunan tradisional ini. (Diananta)
ADVERTISEMENT