19 Tahun Jadi Cleaning Service, Pasutri di Gorontalo Terharu Dapat Bantuan Rumah

Konten Media Partner
10 September 2022 9:28 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yasin Djafar dan Yani Abidin, belasan tahun bekerja sebagai cleaning service. Sabtu, (10/9). Foto: Dok banthayo
zoom-in-whitePerbesar
Yasin Djafar dan Yani Abidin, belasan tahun bekerja sebagai cleaning service. Sabtu, (10/9). Foto: Dok banthayo
ADVERTISEMENT
Gorontalo-Yasin seperti itulah masyarakat memanggil sosok pria tua asal Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara tersebut.
ADVERTISEMENT
Pemilik nama lengkap Yasin Djafar ini, sehari-hari bekerja sebagai petugas kebersihan di Dinas Pariwisata Kabupaten Gorontalo yang kini berubah menjadi Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata. Pekerjaan itu ia lakoni sejak tahun 2003 silam.
Yasin adalah seorang bapak dari tiga orang anak. Setiap hari Yasin bekerja mengikuti jam kantor di tempat ia bertugas. Awal menjadi petugas kebersihan, Ia hanya mendapat upah sebesar Rp 200.000. Karena tak memiliki rumah, Yasin bersama istri dan tiga orang anaknya terpaksa menempati sebuah ruangan kecil di salah satu sudut kantor dinas pariwisata.
“Saat itu kantor dinas pariwisata masih berada di kawasan Menara Pakaya,” kata Yasin.
Yasin Djafar ini, sehari-hari bekerja sebagai petugas kebersihan di Dinas Pariwisata Kabupaten Gorontalo yang kini berubah menjadi Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata. Pekerjaan itu ia lakoni sejak tahun 2003 silam. Foto: Dok banthayo
Tahun 2007 Yasin terpaksa memboyong istri dan ketiga anaknya untuk pindah tempat tinggal. Karena kantor tempat mereka bekerja pun berpindah ke wilayah Pentadio Barat, Kecamatan Telaga Biru. Kantor itu kini dikenal dengan sebutan Pentadio Resort.
ADVERTISEMENT
Di Pentadio Resort, Yasin dan keluarganya tinggal dan menempati dapur salah satu bangunan yang disewakan di objek wisata itu. Saat tempat itu dipakai untuk kegiatan pemerintahan, Ia dan semua anggota keluarganya harus memutar otak untuk mencari ruangan lain untuk tidur.
“Kalau ada kegiatan, kami harus mencari ruangan lain untuk tidur, karena tempat itu dipakai penyewa lokasi,” ungkap Yani.
Meski hanya menjadi tukang bersih-bersih, Yasin mengaku bersyukur bisa memiliki pekerjaan tetap di kantor Disparpora, singkatan dari Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata. Kata Yasin selama Ia bekerja selalu diperlakukan dengan baik oleh pimpinan dan pegawai kantor lainnya. Bahkan pada tahun 2017 lalu, Yasin sempat diajak ke Jakarta oleh Haris Suparto Tome, kepala dinas pariwisata saat itu untuk mengikuti studi. Namun, karena jatah tiket hanya untuk satu orang. Yasin memilih istrinya yang ikut studi banding.
ADVERTISEMENT
“Ia, istri saya dan semua cleaning service pernah diberangkatkan ke Jakarta untuk belajar tata cara kebersihan lingkungan kantor,” ucap Yasin.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Kabupaten Gorontalo, Haris Suparto Tome (kanan) saat mendampingi Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo pada peresmian rumah bantuan bagi warga miskin. Foto: Dok istimewa
Alasan Yasin tetap bertahan menjadi petugas kebersihan, dikarenakan upah yang diterima dirasa cukup besar. Sehingga, Ia betah dan menikmati pekerjaannya itu.
Yasin mengisahkan, saat ini gaji yang ia terima sebesar Rp 1 juta setiap bulannya. Upah itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dalam menghidupi keluarganya, Yasin tak sendirian. Yasin didampingi sosok istri yang juga bekerja sebagai cleaning service. 19 tahun bekerja, pasutri lanjut usia ini berhasil berjuang menyekolahkan hingga menikahkan dua orang putrinya.
“Dua putri saya sudah menikah, tersisa satu orang laki-laki yang masih bujang,” tuturnya.
Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo (kiri) bersama Ketua TP-PKK Kabupaten Gorontalo, Fory Naway (kanan) saat bercengkrama dengan pasutri penerima bantuan rumah. Foto: Dok banthayo
Sementara itu, Yani Abidin, istri Yasin tak menyangka, pekerjaan yang mereka geluti selama belasan tahun tersebut membawa keberuntungan bagi keluarganya. Pasutri ini menyisihkan sedikit demi sedikit upah yang mereka dapat untuk membeli sebidang tanah.
ADVERTISEMENT
Dengan keuletan mereka berdua, akhirnya keluarga sederhana ini bisa membeli tanah dan memiliki rumah yang layak untuk ditempati. Saat ditemui di rumah barunya yang berlokasi di Kelurahan Hunggaluwa, Kecamatan Limboto, Jumat (9/9) sore, Yani yang berasal dari Gentuma, Kabupaten Gorontalo Utara itu menceritakan kisah di balik rumah barunya yang dibangun oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Kabupaten Gorontalo.
Kerinduan untuk memiliki rumah yang layak sering kali terbentur ekonomi karena tak memiliki harta yang lebih. Dalam sepinya, nenek yang kini telah dikaruniai dua orang cucu itu tak putus-putusnya berdoa, berserah diri dan meminta pertolongan Tuhan agar diberi kemudahan dalam menggapai impian memiliki rumah.
“Saya hanya berdoa dan berserah diri kepada Allah. Dan saya yakin Allah pasti mengabulkan doa saya,” ujar Yani.
Ketua TP-PKK Kabupaten Gorontalo, Fory Naway, saat memberikan bantuan bagi Yasin dan Yani. Foto: Dok istimewa
Sumber anggaran pembangunan bantuan rumah yang diberikan kepada pasutri lansia ini, berasal dari donasi yang diberikan para pegawai Dinas Perkim, pegawai Disparpora, sumbangan dari BUMD, perbankan, hingga donasi dari para mantan pegawai Dinas Pariwisata serta donatur lainnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai pencetus, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Kabupaten Gorontalo, Haris Suparto Tome, secara pribadi juga menyisihkan sebagian penghasilan dari media sosialnya untuk diberikan kepada warga yang kurang mampu.
“Ini adalah salah satu upaya kami untuk membantu warga miskin untuk memiliki rumah yang layak,” jelas Haris.
Lanjut Haris mengatakan, warga yang diberi bantuan rumah, telah melalui verifikasi dan kelayakan, hal ini dilakukan agar rumah bantuan benar-benar tepat sasaran. Rumah dari hasil gotong royong itu diserahkan langsung Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo.
“Rumah ini dibangun dari hasil gotong royong donatur,” pungkas Haris.