Agar Kasus AU Tak Berulang, Kedekatan Guru Dibutuhkan Murid

Konten Media Partner
10 April 2019 12:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bullying Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bullying Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
BANTHAYO.ID - Nama AU jadi perbincangan di jagat maya lantaran diduga menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh beberapa pelajar SMA di Pontianak.
ADVERTISEMENT
Tagar #justiceforaudrey mendunia setelah digaungkan warganet Indonesia maupun luar negeri, sebagai respon keadilan bagi AU.
Kasus penganiayaan itu terjadi pada Jum’at (29/3). Ditengarahi kejadian berawal dari persoalan asmara. Namun Audrey sendiri tidak terlibat langsung pada persoalan tersebut, tapi sepupunya yang sebenarnya menjadi sasaran utama para pelaku. Namun hingga saat ini belum diketahui bagaimana korban dianiaya secara sadis hingga mengalami luka berat.
Terlepas dari apapun motifnya, perundungan yang berujung penganiayaan tidak bisa dibenarkan. Seperti yang dikatakan oleh Paramita Kinanti, seorang guru muda yang pernah mengajar di salah satu sekolah di Gorontalo. Ia mengecam atas apa yang terjadi di Pontianak dan mendukung penuh korban untuk mendapatkan keadilan.
“Jelas saya sangat tidak setuju. Dan mendukung penuh pihak kepolisian untuk dapat mengusut tuntas kasus tersebut. Apapun alasannya kasus ini tidak dapat dibenarkan,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Paramita, yang kini aktif sebagai pamong warga belajar pendidikan kesetaraan juga memberikan pandangannya. Menurutnya, kasus seperti itu membutuhkan peran dari semua pihak, juga peran orang tua dan guru sebagai orang tua kedua dalam hal ini sangat dibutuhkan.
Sebagai seorang tenaga pengajar, guru juga diharapkan mampu menjadi sahabat yang baik bagi anak muridnya, karena siswa yang datang ke sekolah belum tentu anak yang siap untuk menerima pelajaran, tapi mereka juga membawa masalah baik dari rumahnya atau kehidupan pribadinya.
“Mungkin seharusnya guru memastikan betul keadaan anak secara psikologi, emosional dan spiritual mereka untuk siap belajar. Karena hal-hal seperti asmara banyak anak-anak yang belum bisa terbuka kepada orang tuanya sehingga mereka membutuhkan orang lain,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga menambahkan jika pengawasan orang tua terhadap aktivitas anak di media sosial harus lebih intens. Meskipun bisa mengawasi kehidupan anak diluar rumah, namun terkadang orang tua lalai ketika anak sudah dengan dunianya yang berada dalam genggaman.
---
Reporter : Tomy Pramono
Editor : Febriandy Abidin