Konten Media Partner

Cerita Keramat Raja Ilato di Gorontalo

27 April 2019 13:20 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pintu gerbang Makam Raja Ilato Ju Panggola di Desa Iluta, Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo, Sabtu, 27/4. ( Foto : Burdu/banthayoid)
zoom-in-whitePerbesar
Pintu gerbang Makam Raja Ilato Ju Panggola di Desa Iluta, Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo, Sabtu, 27/4. ( Foto : Burdu/banthayoid)
ADVERTISEMENT
BANTHAYO.ID – Gorontalo menyimpan banyak situs sejarah Islam yang sering dikunjungi warga. Salah satunya Makam Raja Ilato Ju Panggola yang berada di Desa Iluta, Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo.
ADVERTISEMENT
Dari pusat Kota Gorontalo, sekitar tujuh kilometer jarak yang harus ditempuh untuk mencapai lokasi makam. Saat menyambangi makam, Banthayo.id disambut papan nama yang bertuliskan Makam Raja Ilato Ju Panggola.
Makam itu berada di puncak bukit. Banthayo.id harus melewati 100 anak tangga untuk sampai ke masjid, tempat Raja Ilato Ju Panggola dimakamkan.
Menurut Ketua Badan Pengelola Lembaga Pariwisata Banthayo Pobo’ide, Rukmini Otaya, Ju Panggola merupakan sebuah julukan dalam bahasa Gorontalo.
Ju berarti Ya, sedangkan Panggola berarti Tua. Julukan itu disematkan kepada orang yang lebih tua. Panggilan itu memiliki arti sebagai "Ya orang tua".
Pengunjung yang datang ke lokasi masjid harus menapaki 100 anak tangga untuk sampai ke makam. ( Foto : Burdu/banthayoid)
Adapun Ilato yang berarti kilat. Julukan itu diberi karena ia diyakini masyarakat memiliki kesaktian yang mampu menghilang dari pandangan orang lain. Ia juga dapat muncul secara tiba-tiba dalam keadaan genting.
ADVERTISEMENT
"Dirinya dikenal masyarakat sebagai aulia atau wali yang mempunyai sejarah dalam penyebaran Islam di Gorontalo," jelas Rukmini, Sabtu, (27/4).
Menurut Rukmimi, Raja Ilato disebut sebagai Ju Panggola karena selalu muncul sebagai sosok orang tua yang berjenggot panjang dan mengenakan jubah putih pada masa itu.
"Pada masa penyebaran Islam 1500 M, Raja Ilato sudah menjajaki Negeri Gorontalo. Dan dia dikenal sebagai orang yang berpengaruh pada kerajaan yang ada di Gorontalo," ungkapnya.
Jasa Raja Ilato Ju Panggola
Menurut Rukmini, Raja Ilato memiliki jasa terhadap perjuangan rakyat Gorontalo pada masa penjajahan Belanda. Berbekal ilmu bela diri, Raja Ilato mampu menyelamatkan rakyat Gorontalo dari ancaman Belanda.
"Dia juga diberi gelar Ta Lo’o Baya Lipu atau orang yang berjasa kepada rakyat, sebagai lambang kehormatan dan keluhuran negeri,” terang Rukmini.
Mesjid kubah yang di bangun masyarakat di atas bukit ini untuk mengenang perjuangan Raja Ilato Ju Panggola. ( Foto : Burdu/banthayoid)
Semasa hidupnya, menurut Rukmimi, Ju Panggola mewariskan ilmu bela diri kepada masyarakat Gorontalo. Nama ilmu itu, Langga.
ADVERTISEMENT
Untuk menguasai Langga, mata murid Ju Panggola mula-mula harus ditetesi air. Setelah itu, murid itu langsung menguasai Langga lewat gerakan refleks atau belajar di alam mimpi.
"Meski begitu banyak cerita rakyat yang tidak dapat memastikan bahwa Ju Panggola adalah raja. Sebagian orang mempercayai Ilato Ju Panggola adalah putra dari Raja Amai yang memerintah kerajaan Gorontalo pada 1550 sampai 1585, yang menetapkan Islam sebagai agama yang patut dianut dalam masa kerajaan," jelasnya.
Meyakini Kebenaran Kuburan Ju Panggola
Warga sekitar makam meyakini Ju Panggola tidak wafat, melainkan raib. Menurut Jumiati, Ju Panggola menghilang secara gaib.
Lantas, makam yang kini dijadikan tempat berziarah oleh masyarakat setempat hanya berkat adanya keajaiban di tanah tersebut.
ADVERTISEMENT
“Menurut cerita orang tua dahulu, Ju Panggola pernah berwasiat. Di mana ada bau harum dan tanahnya berwarna putih, maka di situlah aku. Dengan pesan itu, warga setempat menganggap di sanalah ia beristirahat panjang," jelas Jumiati.
Makam keramat Ju Panggola sendiri berada di perbukitan dengan ketinggian kurang lebih 30 meter dari jalan raya.
Masyarakat pun membangun sebuah masjid Kubah di makam tersebut untuk mengenang peristiwa bersejarah dari Ilato Ju Puanggola.
Bagian dalam makam Raja Ilato Ju Panggola. Karena berbau harum, tanah makam ini diyakini mampu menyembuhkan berbagai penyakit. ( Foto : Burdu/banthayoid)
"Kalau masjid itu dibangun oleh masyarakat setempat. Tak ada jasad yang ditemukan, tapi masyarakat hanya berpedoman pada wasiat Ju Panggola," ujar Jumiati.
Di dalam sebuah bilik berukuran 3×3 meter, makam keramat tersebut dihiasi dengan kelambu penutup dinding yang berwarna putih. Tanah putih di sekitaran makam tersebut senantiasa menebarkan bau harum.
ADVERTISEMENT
Munai Ismail, penjaga makam, mengungkapkan masyarakat setempat meyakini tanah itu mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit. Maka tidak jarang para peziarah datang untuk mengambil segenggam tanah di tempat itu.
"Tidak hanya itu, banyak juga yang salat dan memohon kesembuhan dari penyakit. Tapi kebanyakan juga orang tidak memercayai itu karena takutnya syirik," jelasnya.
Pengunjung bisa melihat pemandangan Danau Limboto dari atas bukit yang menjadi makam Raja Ilato Ju Panggola. ( Foto : Burdu/banthayoid)
Menurut Munai Ismail, tempat itu sering dikunjungi warga, baik dari luar daerah maupun lokal saat bulan Ramadan tiba.
"Biasanya hari jumat banyak orang yang menghabiskan waktunya di tempat ini untuk salat dan berdoa," tutup Munai Ismail.
-----
Reporter : Rahmat Ali
Editor : Febryandi Abidin