Cerita Pekebun Apel Malang di Gorontalo

Konten Media Partner
17 Maret 2019 9:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nirwan Nirdin (51) warga Desa Dulamayo, kecamatan Talaga Biru, Kab. Gorontalo. memperlihatkan Buah apel yang berhasil ia kembangkan. (17/3). Foto : Febriandy Abidin
zoom-in-whitePerbesar
Nirwan Nirdin (51) warga Desa Dulamayo, kecamatan Talaga Biru, Kab. Gorontalo. memperlihatkan Buah apel yang berhasil ia kembangkan. (17/3). Foto : Febriandy Abidin
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BANTHAYO.ID - Semua berawal dari mencoba. Semua orang mengira tak akan pernah bisa bertahan hidup. Kini, apel malang bisa tumbuh dan berkembang di dataran tinggi Desa Dulamayo Selatan, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2010, Liwan Nirdin (51), seorang pekebun di Desa Dulamayo Selatan, melihat warga keturunan Cina membudidayakan apel malang di desanya. Selama enam bulan berproduksi, kemudian apel malang ditinggal pemiliknya, tanpa Liwan ketahui alasannya. Apel malang itu menjadi tak terawat.
Melihat apel malang yang berbuah, Liwan dan warga lain tertarik untuk mencicipinya.
"Manis," kata Liwan.
Rasa manis itu kemudian membuat Liwan penasaran untuk membudidayakan buah apel di desanya. Namun, ia tak tahu harus memulai dari mana.
Liwan adalah seorang pekebun yang tekun. Modal itu yang membawa Liwan terbang menuju tempat apel malang berasal. Ia diikutsertakan oleh pemerintah setempat untuk belajar membudidayakan apel malang.
Pulang dari Kota Malang, Liwan membawa 50 pohon bibit apel malang jenis manalagi. Semua bibit itu ia tanam di kebun miliknya yang tak jauh dari jalan, karena tak ada warga yang mau mencoba membudidayakan apel malang.
ADVERTISEMENT
Liwan mengatakan, warga sempat ragu bahwa apel malang bisa tumbuh dan berkembang seperti di tempat asalnya, karena bercermin dari pekebun keturunan Cina. Iklim di Gorontalo juga menambah keraguan itu. Maka warga di sana tetap membudidayakan kopi.
Menurut Liwan, apel malang harus melalui beberapa proses vegetatif agar menghasilkan buah. Proses itu seperti okulasi. Hasil okulasi itulah yang nanti dibuat sebagai tanaman utama untuk apel yang bisa menghasilkan buah.
Selain apel jenis manalagi, Liwan juga pernah mencoba membudidayakan apel jenis ana dan rome beauty asal Australia. Namun, pengaruh struktur tanah dan iklim yang berbeda dari tempat asalnya, dua jenis apel itu gagal tumbuh.
Kini, Liwan telah memiliki dua lahan untuk ia budidayakan apel malang. Pertama berlokasi di puncak Dulamayo. Di sana ada tiga pohon apel malang yang sudah menghasilkan buah. Ke dua berlokasi di dekat rumahnya.
ADVERTISEMENT
"Yang itu masih pembibitan," katanya.
Liwan Nirdin, Petani Apel Memegang Bibit yang siap Ditanam. (17/3). Foto : Rahmat Ali
Dalam setahun, apel malang milik Liwan bisa dua kali panen. Hasilnya tak pernah ia jual ke pasar, karena ingin memberikan bukti kepada masyarakat bahwa tanaman itu bisa dibudidayakan. Bahkan, siapa saja yang datang ke lokasi itu bisa memetik tanpa harus mengeluarkan uang. Hal itu masih sebagai bentuk sosialiasi, bahwa membudidayakan apel malang di Desa Dulamayo Selatan tidak pernah sia-sia.
Menurut Liwan, tantangan terberatnya adalah pesimistis tetangga yang menganggap budidaya apel malang tak bisa memberi hasil. Satu teori yang selalu Liwan pegang : jika di Malang bisa, maka di Dulamayo Selatan juga bisa. Hingga kini, ia masih optimis untuk menjadikan apel malang sebagai objek wisata buah di Dulamayo Selatan.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2008 Liwan pernah mencoba membudidayakan tanaman stroberi. Hanya butuh waktu empat bulan, tanaman itu bisa menghasilkan buah. Namun, ia mengaku tak melanjutkan budidaya stroberi, sebab kekurangan bibit.
---
Reporter : Rahmat Ali
Editor : Febriandy Abidin