Dalam 100 Hari, Kasus Corona di Gorontalo Capai 416

Konten Media Partner
18 Juli 2020 11:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
GORONTALO - Kurang lebih 100 hari sejak diumumkannya kasus pertama COVID-19 di Gorontalo pada 10 April 2020 lalu, hingga kini kasus baru terus bertambah. Kemarin, Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 Provinsi Gorontalo melalui juru bicaranya, Triyanto Bialangi, mengumumkan total kasus positif COVID-19 di Gorontalo menjadi 416 orang. Dari angka itu, sebanyak 21 di antaranya meninggal dunia, sementara 266 orang lainnya dinyatkaan sembuh.
ADVERTISEMENT
“Total yang meninggal hingga hari ini mencapai 21 orang, dari 416 kasus di Gorontalo,” kata Triyanto Bialangi, juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Gorontalo. Sabtu, (18/7).
Dengan angka tersebut, artinya tingkat kematian atau Case Fatality Rate (CFR) dari SAR Corona Virus 2 (SAR-COV2) penyebab COVID-19 di Gorontalo ada di angka lima persen, atau keenam tertinggi di Indonesia. Sedangkan Indonesia jika dibandingkan dengan negara lain, CFRnya per hari ini ada di angka 4,7 persen. Artinya lebih rendah dari CFR Gorontalo.
Sebagai perbandingan, di Indonesia sendiri jika dilihat, dari 25 provinsi, CFR tertinggi adalah Jawa Timur dengan CFR 7,4 persen, Sulawesi Utara 6 persen, Kalimantan tengah 5,5 persen, Nusa Tenggara Timur (NTT) 5,1 persen, Kalimantan Selatan 5,06 persen, dan Gorontalo 5,04 persen. Posisi terendah CFRnya adalah Papua yang berada di angka 1 persen.
ADVERTISEMENT
Memang, kurva kasus COVID-19 di Gorontalo sejak 7 Juli 2020 terus menanjak. Data Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo menunjukan, kurang lebih dua minggu ini, warga yang terinveksi virus corona mencapai 140 orang. Artinya, rata-rata yang terinveksi setiap hari mencapai 12 orang.
Dengan kasus yang sebegitu tinggi, rupanya berbanding terbalik dengan kepercayaan masyarakat. Saat ini kondisinya, banyak masyarakat yang tidak lagi percaya dengan adanya COVID-19. Banyak masyarakat yang kini abai terhadap protokol kesehatan.
“Ah tidak ada ini corona, hoax semua ini. Bo (hanya) setingan,” ketus warga ketika diminta jaga jarak dan pakai masker.
-----
Reporter: Wawan Akuba