Konten Media Partner

Foto: Kala Danau Limboto di Gorontalo Mengering Akibat Kemarau

18 Agustus 2019 18:12 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tanah yang pecah di kawasan Danau Limboto akibat musim kemarau yang melanda wilayah Gorontalo sejak bulan Mei 2019. Minggu, (18/8). Foto : Burdu/banthayo
zoom-in-whitePerbesar
Tanah yang pecah di kawasan Danau Limboto akibat musim kemarau yang melanda wilayah Gorontalo sejak bulan Mei 2019. Minggu, (18/8). Foto : Burdu/banthayo
ADVERTISEMENT
BANTHAYO.ID,GORONTALO - Danau Limboto di Gorontalo mengering terkena dampak musim kemarau. Kemarau melanda daerah tersebut sejak akhir Mei 2019.
ADVERTISEMENT
Pantauan Banthayo.id, akibat kemarau itu, beberapa perahu nelayan terpaksa ditambatkan di tepi danau. Nelayan yang sering mencari ikan di danau tersebut, kini berganti profesi.
Danau Limboto di Gorontalo mengering. (Foto : Burdu/banthayoid)
Djafar Roli (46), nelayan di Danau Limboto, mengatakan sudah seminggu ia tidak turun menangkap ikan.
"Beberapa hari harus cari pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan harian," kata Djafar, Minggu (18/8).
Nelayan yang sering mencari ikan di danau tersebut terpaksa berganti profesi. (Foto : Burdu/banthayoid)
Namun, ada sebagian nelayan yang tetap mencari ikan di Danau Limboto, meski hasil yang mereka peroleh sedikit.
"Biasanya ikan yang didapat hanya satu kilogram. Itu hanya untuk makan sehari-hari, bukan untuk dijual," terang Amir Hasan (40), nelayan lainnya.
Pemandangan kawasan Danau Limboto yang mulai mengering. (Foto : Burdu/banthayoid)
Menurut Amir, para nelayan kesusahan untuk mencari ikan yang biasanya mudah mereka temukan di Danau Limboto. Kini, mereka hanya menemukan ikan-ikan kecil yang sudah mati membusuk di pinggiran danau.
Danau Limboto yang selalu tergenang air saat penghujan berubah kering kerontang. Tanah lembek berubah keras dan pecah-pecah. (Foto : Burdu/banthayoid)
"Paling banyak kita temukan itu ikan gabus. Mereka berdiam diri di kubangan," imbuh Amir.
Sedimentasi berupa pasir bercampur lumpur yang mengering. (Foto : Burdu/banthayoid)
Perahu nelayan yang ditambatkan di tepi Danau Limboto. (Foto : Burdu/banthayoid)
Nelayan yang enggan mencari ikan menambatkan perahu mereka di tepi danau. (Foto : Burdu/banthayoid)
Sebagian nelayan yang tetap mencari ikan di Danau Limboto, meski hasil yang mereka peroleh sedikit. (Foto : Burdu/banthayoid)
Salah seorang nelayan saat membersihkan perahu yang tidak terpakai. (Foto : Burdu/banthayoid)
Para nelayan saat ini kesusahan untuk mencari ikan yang biasanya mudah mereka temukan. (Foto : Burdu/banthayoid)
Biasanya ikan yang didapat hanya satu kilogram. Itu hanya untuk makan sehari-hari, bukan untuk dijual. (Foto : Burdu/banthayoid)
Ikan sapu-sapu yang mati di tepian danau akibat musim kering. (Foto : Burdu/banthayoid)
Kawasan danau yang berubah menjadi daratan, dimanfaatkan warga untuk berswafoto. (Foto : Burdu/banthayoid)
Warga yang datang ke Danau Limboto, biasanya menikmati pemandangan matahari terbenam. (Foto : Burdu/banthayoid)
Warga yang datang ke Danau Limboto, biasanya menikmati pemandangan matahari terbenam. (Foto : Burdu/banthayoid)
Warga yang datang ke Danau Limboto, biasanya menikmati pemandangan matahari terbenam. (Foto : Burdu/banthayoid)
----
ADVERTISEMENT
Reporter : Rahmat Ali
Editor : Fberiandy Abidin