Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten Media Partner
Foto: Menilik Makam Keramat Jubalo Blongkod di Gorontalo Utara
4 Agustus 2019 14:05 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB

ADVERTISEMENT
BANTHAYO.ID,GORONTALO - Makam Jubalo Blongkod, seorang bangsawan dari Kerajaan Atinggola, berada di Desa Monggupo, Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara, Gorontalo. Makam itu dipercaya keramat oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
Menurut masyarakat, makam Jubalo Blongkod sudah ada sejak abad ke-17. Hingga kini makamnya selalu didatangi peziarah.
"Biasanya pada peringatan hari-hari besar Islam," ungkap Enal (36 tahun), warga setempat, Minggu (4/8).
Bentuk makam sudah direnovasi warga. Dibuatkan beton dan diberi atap. Dahulu makam itu hanya memiliki bebatuan yang menjulang di atasnya.
Bate atau pemangku adat di Kecamatan Atinggola, Hartono Pulumoduyo, menceritakan dahulu berdiri Kerajaan Atinggola. Kerajaan itu dipimpin oleh Raja Gobel Blongkod dikenal juga Raja Blongkod.
"Sebelum masuk penjajahan di Gorontalo, sudah ada kerajaan-kerajaan kecil yang membentuk satu pemerintahan. Disebut "Limo Lo Pohalaa" atau lima kerajaan dalam satu pemerintahan," jelas Hartono.
Menurutnya, Jubalo adalah cicit dari Raja Gobel Blongkod yang makamnya berada di Kecamatan Tapa, Kabupaten Bone Bolango. Warga percaya makam Jubalo Blongkod mempunyai hubungan erat dengan makam Raja Gobel Blongkod. Pasalnya, secara geografis letak Kecamatan Atinggola dan Kecamatan Tapa sangat berdekatan, hanya dipisahkan pegunungan.
ADVERTISEMENT
Lanjutnya, Jubalo Blongkod adalah anak dari Pangeran Gobel dan Oliggina, perempuan suku Minahasa yang masuk Islam sebelum dinikahi Pangeran Gobel, cucu dari Raja Gobel Blongkod.
Sebelum wafat, Jubalo Blongkod berpesan kepada ahli waris untuk dimakamkan di tempat yang ia isyaratkan, dengan melemparkan sebelah kulit pinang di satu tempat. Lokasi itu yang sekarang menjadi kuburannya.
"Kebetulan waktu itu hujan deras. Namun tempat yang dimaksud Jubalo tidak tergenang air. Sehingga ahli waris memakamkannya di tempat itu," jelasnya.
Bate Hartono juga menerangkan, Atinggola adalah kerajaan tertua yang ada di pesisir Gorontalo bagian utara. Pada 1612, ibu kota kerajaan berada di wilayah hulu Sungai Andagile, di Desa Buata, Kecamatan Atinggola.
"Saat itu wilayah kekuasaan Raja Atinggola masuk di Desa Monggupo, Bintana, Pinontoyonga dan Buata. Sementara Desa Kotajin yang menjadi pusat kecamatan saat ini, ditambah Desa Imana dan Oluhuta, masuk dalam kekuasaan Raja Kaidipang yang dipimpin oleh Raja Korompot. Pusat pemerintahannya berada di Kecamatan Kaidipang, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara," tuturnya.
Hartono menambahkan cerita mistis dari makam Jubalo Blongkod, yakni kuburan itu seperti hidup. Kesimpulan itu ia yakini lantaran kian hari, tanah di makam itu makin tinggi. Namun belum ada warga yang bisa membuktikan secara rasional mengapa tanah di kuburan itu makin bertambah tinggi dan sedikit bergeser.
ADVERTISEMENT
"Dahulu setahu saya, saat masih kecil kuburan itu agak rendah. Tetapi entah kenapa, sekarang sudah bertambah tinggi menjadi seperti bukit dan makam itu berada di atasnya," pungkas Hartono.
Reporter: Rahmat Ali
Editor: Febriandy Abidin