Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Foto: Seorang Nenek Penjual Rempah 48 Tahun Tinggal di Gubuk Reyot
16 Oktober 2022 13:18 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Gorontalo-Rohana Tenia dan Ibrahim Isima hanya bisa menikmati masa tuanya di sebuah gubuk reyot. Keduanya terpaksa menempati rumah yang sangat sederhana sekali selama 48 tahun.
Pasangan lansia yang tinggal di sebuah dusun di Desa Tabongo Timur, Kecamatan Tabongo, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo ini tinggal di hunian yang dibuat dari batang kayu dan bambu.
ADVERTISEMENT
"Sudah 48 tahun kami tinggal di sini,” kata Rohana. Minggu (16/10).
Meski menderita, pasangan ini tak pernah mengeluh lantaran hidup dalam himpitan ekonomi. Namun Rohana tetap memimpikan hidup di rumah layak huni seperti warga lain.
Pasangan lansia ini mengatakan keinginan memperbaiki rumahnya sangat besar, namun terbentur kondisi ekonomi. Sehingga pasangan ini hanya memendam impian mereka itu dalam sebuah asa.
"Jangankan bangun rumah, untuk makan setiap hari susah," tutur Rohana.
Terkadang, keluarga miskin ini mendapatkan makanan yang di antar oleh tetangga dan anak-anaknya yang tinggal di sekitar rumah mereka.
Prinsip suami istri ini tetap tegar. Meski perut keroncongan, mereka pantang mengemis.
"Saya berjualan rempah, suami saya bekerja serabutan," imbuhnya.
Nenek Rohana bercerita, saat memiliki waktu luang, dia bekerja membantu suaminya membuat sapu lidi. Hasilnya dikumpulkan untuk keperluan sehari-hari termasuk biaya sekolah cucunya.
"Saya sudah tua tidak bisa bekerja keras, hanya berjulan rempah-rempah dan membuat sapu lidi," ucap Rohana.
Kondisi fisik suami istri ini semakin lemah hingga tidak ada lagi warga yang memintanya bekerja.
ADVERTISEMENT
"Karena sudah tua, jadi sudah jarang yang menyuruh bekerja," katanya.
Pasangan kakek nenek ini sebenarnya memiliki beberapa anak. Tetapi semuanya sudah menikah. Dan anaknya juga hidup dalam kesulitan. Hal itu membuat sang anak tidak mampu membantu orang tua.
Jika musim hujan, gubuk tersebut pasti dimasuki air karena atap sudah bocor. Lantai rumahnya juga hanya terbuat dari bambu belah dan berdinding anyaman bambu yang sudah bolong, pungkas Rohana.
Berkat doa, ketegaran dan kesabaran mereka, impian keluarga miskin ini akhirnya terkabul. Keluarga Ibrahim Isima dan Rohana Tenia masuk dalam daftar penerima bantuan melalui program bantuan rumah dari Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Gorontalo. Melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan Tahun Anggaran 2022.
“Keluarga miskin itu sudah masuk daftar penerima bantuan rumah,” tegas Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Gorontalo, Haris Suparto Tome.
ADVERTISEMENT