Konten Media Partner

Gubernur Gorontalo Jawab Protes Mahasiswa Terhadap Relokasi Dana Beasiswa

6 Juli 2020 16:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie. Senin, (6/7). Foto: Dok banthaoid (Wawan Akuba)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie. Senin, (6/7). Foto: Dok banthaoid (Wawan Akuba)
ADVERTISEMENT
GORONTALO - Sudah berbulan-bulan virus SAR-COV2 mewabah di Provinsi Gorontalo. Hingga saat ini, ratusan masyarakatnya terkonfirmasi terpapar. Meski begitu, percepatan penangannnya terus dilakukan. Imbasnya, banyak dana yang lantas digeser untuk membiayai penanganan virus penyebab COVID-19 tersebut.
ADVERTISEMENT
Salah satu anggaran yang kemudian direlokasi adalah dana beasiswa untuk mahasiswa di Gorontalo. Namun, langkah tersebut diprotes oleh mahasiswa yang tergabung dalam Forum Presiden BEM se-Provinsi Gorontalo. Mereka membuat unggahan seragam di media sosial dengan nada kecewa yang disampaikan langsung kepada Gubernur Gorontalo. Mereka menilai bahwa relokasi anggaran untuk beasiswa yang berjumlah 8 miliar rupiah tersebut kurang tepat. Sebab, masih banyak anggaran lainnya yang bisa digeser.
“Seharusnya pemerintah segera merealisasikan beasiswa yang telah diusulkan melalui Dikbudpora (Dinas Pendidikan Kebudayaan Kepemudaan dan Olah raga) untuk segera dicairkan, mengingat situasi saat ini para orang tua mahasiswa itu betul-betul sangat terkena dampak dari pada pandemi ini,” kata Ahmad Musa, seorang perwakilan Forum Presiden BEM.
ADVERTISEMENT
Belum lagi kata Ahmad, dari data yang menjadi penerima, mereka memiliki penghasilan dibawa rata rata . Sehingga seharusnya menurut dia, pemerintah harusnya menambah anggaran tersebut sehingga pemanfaatannya bisa dirasakan oleh mahasiswa lainnya.
“Sangat disayangkan pemerintah saat ini tidak hadir dalam mengambil kebijakan untuk merealisasikan beasiswa yang sudah di anggarkan tersebut,” katanya. Senin, (6/7).
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie menjelaskan bahwa pergeseran anggaran diawal pandemi COVID-19 merupakan sebuah keharusan. Katanya, pemerintah pusat sudah menginstruksikan agar setiap daerah memfokuskan anggaran untuk tiga hal penting, yakni sektor kesehatan, jaring pengamanan sosial dan pemulihan ekonomi.
“Namanya pertanian, PU, infrastruktur itu dipotong semua. Kalau kami tidak realokasi, langsung dipotong kurang lebih Rp 300 miliar anggarannya. Untuk penanganan COVID-19 bukan hanya provinsi, tapi juga kabupaten dan kota. Anggaran pemerintah pusat 650 triliun rupiah direalokasi untuk COVID-19,” beber Rusli.
ADVERTISEMENT
Rusli menambahkan, alokasi untuk beasiswa tidak semuanya direalokasi. Ada beasiswa yang sifatnya prioritas, yakni untuk beasiswa dokter umum dan dokter spesialis yang memang ilmu dan tenaganya sangat dibutuhkan daerah.
“Sekarang kita lebih selektif. Bukan saya mengabaikan ilmu yang lain. Tidak, tapi Gorontalo butuh dokter baik umum dan spesialis. Kita butuh dokter orang Gorontalo yang sampai mati pun dia berkarya untuk Gorontalo,” tegasnya.
Sehingga ia berharap, mahasiswa memahami kondisi daerah secara utuh. Jika ada hal yang ingin disampaikan, Rusli membuka diri. Bahkan katanya, nomor telepon pribadinya diumumkan di semua media sebagai tempat untuk mengadu, bertanya atau menyampaikan kiritik.
-----
Reporter: Wawan Akuba