news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jejak Soekarno di Rumah Pendaratan Gorontalo

Konten Media Partner
26 April 2019 10:50 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Museum pendaratan Presiden RI, Soekarno, dibangun di tepi Danau Limboto, Desa Iluta, Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo. Jumat, 26/4. (Foto : Burdu/banthayoid)
zoom-in-whitePerbesar
Museum pendaratan Presiden RI, Soekarno, dibangun di tepi Danau Limboto, Desa Iluta, Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo. Jumat, 26/4. (Foto : Burdu/banthayoid)
ADVERTISEMENT
BANTHAYO.ID – Masa perjuangan Presiden RI pertama, Soekarno, banyak menyisahkan jejak sejarah di beberapa daerah di Indonesia. Di Gorontalo, ada bangunan sebagai bekas persinggahan Bung Karno saat ia menyambangi daerah itu.
ADVERTISEMENT
Sekilas rumah berwarna putih yang berada di tepian Danau Limboto, di Desa Iluta, Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo ini, memang terlihat sederhana.
Namun bangunan itu menyimpan sejarah bagi masyarakat di Gorontalo. Sebab, Bung Karno sebanyak dua kali mendatangi daerah itu dengan pesawat amfibi, yang mendarat di Danau Limboto. Maka warga menjadikan bangunan itu sebagai Museum Pendaratan Soekarno.
Gambar pesawat amfibi yang ditumpangi Presiden Soekarno saat mendarat di Danau Limboto tahun 1950. (Foto: Burdu/banthayoid)
Saat menyambangi tempat tersebut, Banthayo disambut ramah oleh Miman Adam (37 tahun), warga setempat, yang ditugaskan untuk menjaga museum.
“Mari, Pak, silakan masuk,” sambut Miman, Jumat (26/4).
Di dalam museum, Banthayo dihadapkan dengan beberapa foto dokumentasi jejak kedatangan Bung Karno. Seperti foto-foto masyarakat yang menyambut Bung Karno serta foto yang menggambarkan Bung Karno berpidato di rumah dinas Wali Kota Gorontalo, yang sekarang menjadi rumah Dinas Gubernur Gorontalo.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, beberapa benda peninggalan sejarah seperti uang kertas di awal kemerdekaan RI dan benda seperti tumbuk padi, alat bajak sawah yang digunakan pada zaman dahulu.
Peristiwa kedatangan Presiden RI pertama itu direkam lewat foto lama berukuran besar yang dipajang di bagian dalam museum. Dari keterangan foto menyebutkan, bangunan itu awalnya didirikan pada masa pemerintahan kolonial Belanda tahun 1936.
Lalu, Sang Proklamator itu mengunjungi Gorontalo tahun 1950 dan 1956, dengan menggunakan pesawat Catalina yang mendarat di Danau Limboto tepatnya di dermaga Desa Iluta.
Salah satu foto bung karno, yang dipajang di ruangan dalam museum. (Foto: Burdu/banthayoid)
Persitiwa kedatangan Bung Karno pada tahun 1950 tidak lain untuk mempersatukan wilayah Indonesia. Hingga berlanjut pada kedatangan kedua tahun 1956 terkait tindak lanjut pendirian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
ADVERTISEMENT
Namun tak ada satu pun keterangan yang memastikan waktu pendaratan Bung Karno di Gorontalo. Semuanya hanya tertulis tahun.
Miman Adam, saat diwawancarai, mengatakan tempat itu sempat direnovasi pertama kali oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo pada tahun 2002 dan diresmikan langsung oleh Megawati Soekarno Putri yang saat itu menjabat sebagai Presiden RI.
"Rumah ini dipergunakan sebagai tempat singgah saat pendaratan pesawat amfibi, sehingga untuk mengenang semangat juang Presiden pertama RI, maka perlu dilakukannya pemeliharaan,” ujar Miman.
Miman ditugaskan untuk menjaga museum sejak tahun 2011 hingga sekarang. Dirinya menjelaskan, di tempat itu sering dilaksanakannya kegiatan untuk memperingati hari-hari besar. Seperti peringatan HUT RI dan Pesona Danau Limboto.
Jika di hari lainnya, tempat itu sepi pengunjung. “ Biasanya yang berkunjung hanya lima sampai 10 orang dan itu di waktu sore,” ujar Miman.
Benda dan buku peninggalan Soekarno tersimpan dengan baik di etalase museum. (Foto: Burdu/banthayoid)
Dari catatan buku tamu sepanjang 2019, sekitar 300 orang yang berkunjung ke tempat tersebut. Namun, tambah Miman, Pemerintah Provinsi Gorontalo terus mengembangkan tempat itu, salah satunya peningkatan infrastruktur di lokasi wisata guna menambah daya tarik wisatawan.
ADVERTISEMENT
"Banyak yang datang hanya wisatawan dari luar daerah saja, kalau warga Gorontalo jarang ke tempat ini, kebanyakan mereka mengunjungi wisata pantai,” katanya.
Museum Pendaratan Soekarno Belum Ditetapkan sebagai Cagar Budaya
Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Gorontalo belum menetapkan Museum Pendaratan Soekarno sebagai cagar budaya.
Divisi Tim Ahli Balai Arkeolog BPCB, Buhanis Ramina, mengatakan pihaknya belum menetapkan museum itu sebagai cagar budaya karena ada beberapa prosedur yang harus ditempuh.
Foto kedatangan Presiden RI, Soekarno, di Gorontalo menghiasi seluruh dinding museum. (Foto: Burdu/banthayoid)
"Kalau kita baru melakukan inventarisasi atau pencatatan dan pengumpulan data-data yang sebelumnya itu tanggung jawab Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo . Terus pada tahun 2009 masuk di BPCB dan belum ada penetapan secara resmi terkait cagar budaya,” ujar Buhanis.
Sambungnya, pemerintah setempat perlu adanya tenaga pendaftar yang bertugas untuk mengisi format yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam metode pendaftaran pun harus melewati tiga aspek, yakni pendaftar, tim pendaftaran, dan objek yang didaftarkan.
ADVERTISEMENT
“Dan itu harus dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kebudayaan Kabupaten Gorontalo,” jelasnya.
Dermaga pendaratan pesawat amfibi saat ini terus dibenahi pemerintah, untuk menarik wisatawan. (Foto: Burdu/banthayoid)
Tambahnya, setelah itu akan ada pengkajian oleh tim ahli cagar budaya. “Tim ahli ini yang nantinya akan memberikan rekomendasi kepada Bupati Kabupaten Gorontalo, yang mana masuk ketegori cagar budaya dan mana yang bukan. Setelahnya ditetapkan oleh pemerintah daerah,” kata Buhanis.
Salah satu sudut dermaga pendaratan Bung Karno, yang menjadi lokasi swafoto wisatawan di akhir pekan.
Reporter: Rahmat Ali Editor: Febryandi Abidin