Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Kaleidoskop 2019: 3 Kasus Kriminal Terheboh di Gorontalo
29 Desember 2019 15:51 WIB

ADVERTISEMENT
BANTHAYO.ID, GORONTALO - Redaksi Banthayo.id merangkum tiga kasus kriminal yang sempat heboh selama tahun 2019 di Provinsi Gorontalo.
ADVERTISEMENT
Perampokan yang terjadi pada Maret 2019 di salah satu rumah warga di Jalan Panjaitan, Kota Gorontalo itu, harus merenggut nyawa penghuni rumah. Pelaku yang diketahui bernama Kartono, alias Tono (39) itu, telah menganiaya penghuni rumah karena ia kepergok saat mencuri.
Peristiwa itu sempat menggegerkan warga. Sebab, empat orang penghuni rumah menjadi korban penganiayaan. Seorang penghuni rumah bernama Simon meninggal dunia setelah dirawat di rumah sakit.
Kartono sempat menjadi buronan polisi. Lalu ia diringkus di Desa Belopa, Kecamatan Bajo, Kabupaten Luwuk, Sulawesi Selatan.
Rosita Hulalata yang sering disapa Ita (24) , warga di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, harus menjadi korban penganiayaan hingga berujung maut oleh suaminya sendiri, bernama Oyong (32).
ADVERTISEMENT
Pengakuan pelaku, ia menganiaya istrinya karena kecewa. Oyong telah melarang istrinya bekerja di salon, tapi menurutnya, permintaan itu tidak dituruti.
Pelaku yang bekerja sebagai penambang itu curiga kalau istrinya tidak hanya bekerja sebagai penata rambut di salon Santi, tetapi melayani lelaki hidung belang.
Dari keterangan saksi, pasangan suami istri itu sempat cekcok di dalam salon, sebelum Oyong menganiaya istrinya dengan pisau. Akibatnya, korban mendapat luka di lengan kiri dan kepala, yang membuat korban tak bisa diselamatkan.
Satu jam setelah kejadian, pelaku langsung menyerahkan diri ke polisi setempat.
Polda Gorontalo mencatat, sebanyak 24 kasus panah wayer yang terjadi sepanjang tahun 2019. Kasus tersebut cukup mengundang keresahan masyarakat, karena aksi pelaku menyasar siapa saja.
ADVERTISEMENT
Ironinya, pelaku didominasi oleh remaja yang masih berstatus pelajar. Dari jumlah itu, ada sekian kasus yang berhasil di tangani pihak kepolisian. Di antaranya kasus panah wayer yang terjadi di jalan HB Yasin, Kota Gorontalo, dengan korban Rifki Podungge.
Selanjutnya penembakan panah wayer pada 28 Juni 2019 terhadap Sugiator Pambengo (18), warga Kelurahan Ipilo, Kota Gorontalo. Saat itu korban yang sedang asyik bermain game, di serang oleh orang tidak dikenal menggunakan panah wayer. Korban harus mengalami luka di bagian dada.
----