Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.80.1
Konten Media Partner
Kementan RI Dorong Infrastruktur Pertanian di Kabupaten Gorontalo
25 Agustus 2022 19:36 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gorontalo-Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo didaulat menjadi salah satu pemateri sekaligus membuka kegiatan Pelatihan Kapasitas Staf Pemerintah tentang Standar Operating Procedure–Good Agricultural Practice (SOP-GAP) Komoditi Pisang Gapi, Development Integrated Farming System at Upland Area (Upland Project).
ADVERTISEMENT
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo (UNG) itu digelar di Ballroom Hotel Damhil, Kota Gorontalo, Rabu, (24/8/) kemarin.
Pelatihan kapasitas staf pemerintah tentang standar operasional prosedur, praktik pertanian, komoditi pisang gapi, merupakan program sistem pertanian terpadu di daerah dataran tinggi.
Dalam materinya, Bupati Gorontalo memaparkan potensi pertanian dataran tinggi yang sangat potensial menjadi lokasi budidaya dan pengembangan pisang gapi.
Pemda Kabupaten Gorontalo, melalui dinas pertanian setempat, telah menetapkan Desa Dulamayo Selatan yang berada di Kecamatan Telaga dan Desa Toyidito di Kecamatan Pulubala menjadi lokasi pengembangan pisang gapi.
“Dua desa itu akan menjadi proyek percontohan pengembangan pisang gapi,” ungkap Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo.
Sementara itu, Manager District Project Implementation Unit (DPIU) Upland, Sofyan Husin menjelaskan, pelatihan yang digelar bertujuan untuk memberikan penguatan kapasitas staf pemerintah penerima bantuan dalam menjalankan program sesuai prosedur. Mulai dari proses administrasi hingga pendampingan kepada petani. Program itu juga bekerja sama dengan dinas pertanian provinsi, perguruan tinggi dan LSM yang bergerak di bidang pertanian.
ADVERTISEMENT
“Pemkab Gorontalo, mendapatkan loan agreement dari International Fund for Agricultural Development (IFAD) dan Islamic Development Bank (IsDB)," kata Manager (DPIU) Upland, Sofyan Husin.
Dana Internasional untuk Pengembangan Pertanian atau International Fund for Agricultural Development (IFAD) dan Bank Pembangunan Islam atau Islamic Development Bank (IsDB) dikucurkan untuk membantu pemerintah daerah dalam mengembangkan pertanian di dataran tinggi (upland area). Proyek Upland mempunyai beberapa tujuan. Salah satunya untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan pendapatan petani melalui pengembangan infrastruktur lahan dan air, pengembangan sistem agribisnis dan penguatan sistem kelembagaan. Agar petani menjadi mandiri dan memiliki posisi tawar yang lebih baik, serta pengembangan pasar untuk komoditas pertanian baik domestik maupun ekspor, sambung Sofyan.
Direktur Irigasi Pertanian, Ditjen-PSP Kementan RI, Rahmanto menyatakan, program Upland sangat baik untuk meningkatkan ekonomi petani. Terlebih dilakukan dengan model pengembangan pertanian terpadu dan terintegrasi. Serta mengutamakan aspek ramah lingkungan. Selain itu, program ini membuka kesempatan petani di pelosok desa agar lebih maju dan mandiri.
ADVERTISEMENT
“Upland Project ini untuk meningkatkan produktivitas dan komoditas perkebunan di bidang tanaman hortikultura,” ucap Rahmanto saat memberikan materi secara daring.
Program yang menggunakan dana hibah luar negeri ini, diharapkan bisa meningkatkan kapasitas keilmuan para petani seiring dengan peningkatan pendapatan mereka. Selain itu, dengan meningkatkan kapasitas petani, program ini diharapkan mampu menghasilkan inovasi produk-produk hasil pertanian, pungkasnya.