Kisah Miris Pria asal Gorontalo, Idap Tumor Rahang Selama 18 Tahun

Konten Media Partner
5 Desember 2019 13:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Saiful Kasim, warga Desa Ilotidea, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo, menderita tumor jinak dibagian rahang. Kamis, (5/12) Foto : Dok Banthayo.id (Burdu)
zoom-in-whitePerbesar
Saiful Kasim, warga Desa Ilotidea, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo, menderita tumor jinak dibagian rahang. Kamis, (5/12) Foto : Dok Banthayo.id (Burdu)
ADVERTISEMENT
BANTHAYO.ID, GORONTALO - Seorang pria asal Desa Ilotidea, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo, mengidap tumor jinak rahang (ameloblastoma) selama delapan tahun. Namanya Saiful Kasim (60 tahun).
ADVERTISEMENT
Penyakit itu bermula dari gigi gerahamnya yang copot pada tahun 2001. Setelah itu setiap hari gusinya mulai mengeluarkan darah. Saiful mengira itu hanya infeksi biasa. Namun, lama kelamaan gusinya mulai membengkak dan ia merasakan sakit di bagian rahang sebelah kiri.
Saiful telah berulang kali memeriksakan diri di pusat kesehatan masyarakat. Namun tak ada perubahan signifikan yang ia alami.
"Saya hanya gunakan balsem untuk menghilangkan rasa sakit di rahang kiri," ujarnya.
Saiful Kasim, penderita tumor rahang saat diwawancarai jurnalis Banthayo.id. Foto: Dok Banthayo.id (Burdu)
Tahun 2014 Saiful pernah berobat di salah satu rumah sakit di Makassar, Sulawesi Selatan. Ia menggunakan BPJS untuk memenuhi biaya rumah sakit. Namun Saiful tak memiliki biaya lebih untuk kebutuhan obat-obatan di luar tanggungan BPJS dan biaya hidup di sana. Maka ia memutuskan kembali ke Gorontalo.
ADVERTISEMENT
Saiful bekerja sebagai buruh pikul di pasar. Penghasilannya Rp 60 ribu per hari. Karena penyakitnya yang makin parah, dua tahun lalu ia memutuskan berhenti bekerja. Ekonomi keluarga sepenuhnya ia gantungkan di warung kecil miliknya. Istrinya, Maryam Ismail (59 tahun), yang menjaga warung itu. Penghasilan mereka tak menentu.
Tahun 2014 Saiful pernah berobat di salah satu rumah sakit di Makassar, Sulawesi Selatan. Ia menggunakan BPJS untuk memenuhi biaya rumah sakit. Foto : Dok Banthayo.id (Burdu)
"Tetangga juga sering bantu saya untuk antar makanan," ungkap Saiful.
Selama ini Saiful dan istrinya tinggal di rumah berukuran 4x5 meter. Dinding rumah itu terbuat dari anyaman bambu. Mereka memiliki satu anak perempuan yang sudah menikah dan tinggal bersama suaminya di Kecamatan Limboto.
Bantuan Komunitas Peduli Kemanusiaan
Penyakit itu bermula dari gigi gerahamnya yang copot pada tahun 2001. Foto : Dok Banthayo.id (Burdu)
Sabtu (30/11), ia telah dibawa ke Rumah Sakit (RS) Ainun Habibie oleh komunitas Ketimbang Ngemis Gorontalo (KNG) untuk mendapatkan penanganan sementara. Lalu ia disarankan dirujuk ke rumah sakit di Jakarta.
Ekonomi keluarga sepenuhnya ia gantungkan di warung kecil miliknya. Foto : Dok Banthayo.id (Burdu)
KNG adalah komunitas yang bergerak untuk kemanusiaan. Mereka membantu meringankan beban masyarakat kurang mampu. Komunitas ini berdiri sejak tahun 2018, diketuai Rizka Umar.
Selama ini Saiful dan istrinya tinggal di rumah berukuran 4x5 meter. Foto : Dok Banthayo.id (Burdu)
Rizka Umar, menjelaskan bahwa Saiful akan dibawa ke Jakarta oleh komunitas KNG pada Sabtu (7/12/2019). Sebab menurutnya, kondisi Saiful sudah darurat sehingga harus secepatnya mendapatkan penanganan yang intensif.
ADVERTISEMENT
Biaya obat-obatan di luar tanggungan BPJS dan biaya hidup selama di luar Gorontalo akan ditanggung komunitas KNG. Mereka mendapatkan donasi dari masyarakat sebesar Rp 12 juta.
Dinding rumah itu terbuat dari anyaman bambu dan beralaskan tanah. Foto: Dok Banthayo.id (Burdu)
Komunitas KNG membuka donasi. Bagi yang ingin membantu, silakan mengirimkan donasi Anda di nomor rekening BRI 512501019414534 atas nama Rizka Umar. Atau menghubungi kontak admin KNG 085256864242 atau nomor milik telepon milik Rizka Umar 082293735288. Segala bentuk pertanggungjawaban dana, mereka unggah di grup Facebook Portal Gorontalo. Grup terbesar di Gorontalo.
----
Reporter: Ikdal Amala