Menikmati Keanekaragaman Hayati, Bupati Gorontalo Jelajahi Hutan Nantu

Konten Media Partner
19 Mei 2022 12:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo dan istrinya Fory Naway, menjelajahi keindahan kawasan Suaka Margasatwa Nantu. Kamis, (19/5). Foto: Dok istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo dan istrinya Fory Naway, menjelajahi keindahan kawasan Suaka Margasatwa Nantu. Kamis, (19/5). Foto: Dok istimewa
ADVERTISEMENT
Gorontalo – Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo dan istrinya Fory Naway, menjelajahi keindahan kawasan Suaka Margasatwa Nantu yang terletak di antara wilayah Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Boalemo, Gorontalo.
ADVERTISEMENT
Bupati dan rombongan, yang didampingi pihak Yayasan Adudu International (YANI) memulai perjalanan dari Desa Sari Tani, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo. Dengan menggunakan ketinting. rombongon ini membelah sungai Paguyaman sebelum masuk ke kawasan Hutan Nantu.
Untuk masuk ke kawasan Nantu, Nelson dan rombongan dikawal sejumlah petugas dari Satuan Brimob Gorontalo, sebab jalur yang dilalui cukup sulit dan berlumpur.
Bupati dan rombongan, yang didampingi pihak Yayasan Adudu International (YANI) memulai perjalanan dari Desa Sari Tani, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo. Foto: Dok istimewa
Selang beberapa jam menapaki kawasan hutan lindung itu, rombongan ini akhirnya tiba di pos Yayasan Adudu International.
“Hutan ini lebat dan terjaga baik, banyak hewan endemik bisa ditemui di sini,” kata Nelson, beberapa waktu lalu.
Selain hewan endemik kawasan Hutan Nantu banyak ditumbuhi pohon-pohon raksasa berbagai jenis. Sungai yang mengelilingi hutan membuat kawasan itu subur dan lestari.
ADVERTISEMENT
“Hutan ini harus dilestarikan,” tambah Nelson.
Sungai yang berada di kawasan Hutan Nantu menjadi sumber pengairan bagi pertanian di beberapa wilayah di daerah itu.
Selang beberapa jam menapaki kawasan hutan lindung itu, rombongan ini akhirnya tiba di pos Yayasan Adudu International. Foto: Dok istimewa
Tahura Akan Menjadi Penyangga Hutan Nantu
Tujuan kedatangan Bupati Gorontalo bersama rombongan OPD ke kawasan hutan produksi yang berbatasan dengan Nantu, untuk meninjau kondisi hutan produksi itu yang rencananya bakal dijadikan kawasan Taman Hutan Raya (Tahura). Wacana itu sebagai dukungan pemerintah daerah untuk menjaga pelestarian Hutan Nantu yang sebagiannya masih berada di wilayah administratif Kabupaten Gorontalo.
Pemkab Gorontalo telah mengusulkan 6,200 hektare kawasan hutan produksi yang masuk wilayah Kabupaten Gorontalo untuk dijadikan sebagai Tahura.
“Tahura itu akan menjadi penyangga Hutan Nantu. Kami masih menunggu SK dari Kementerian,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Kawasan Hutan Nantu banyak ditumbuhi pohon-pohon raksasa berbagai jenis. Foto: Dok istimewa
Tahura yang diusulkan merupakan perubahan fungsi yang berada di kawasan hutan produksi terbatas sekitar 10 ribu hektare. Ini diupayakan naik status sebagai hutan konservasi dalam bentuk Taman Hutan Raya.
Pemda juga tengah berupaya membangun kantor Uni Pelaksana Tugas Dinas (UPTD) dan membentuk pengurus yang melibatkan masyarakat dari desa-desa sekitar.
“Kawasan itu akan diberinama ‘Taman Hutan Raya BJ Habibie’,” tegas Nelson.
Rencana menggunakan nama mantan Presiden RI itu masih sementara digodok dengan para pemangku kepentingan lainnya.
Dikutip dari Mongabay.co.id, Hutan Nantu merupakan bagian dari Suaka Margasatwa Nantu yang meliputi areal seluas 31.125 hektare di Provinsi Gorontalo.
Hutan ini layak disebut sebagai laboratorium alam yang lengkap dan kaya dengan keanekaragaman hayati. Kepala Laboratorium Konservasi Biodiversitas Program Studi Ilmu Kehutanan, Universitas Sam Ratulangi, John Tasirin mengatakan bahwa Nantu memegang peran penting karena kawasan ini merupakan satu dari sedikit hutan yang masih utuh di Sulawesi.
ADVERTISEMENT
“Nantu juga berada dalam kawasan Wallacea, sebuah zona transisi dan campuran khas fauna Asia dan Australasia, di mana hidup berbagai jenis endemik khas Sulawesi yang tidak bisa ditemui di belahan dunia lainnya,” ujar Tasirin.
Di Nantu masih bisa dijumpai berbagai satwa endemik yang hidup di habitat aslinya dan liar, seperti Babirusa (Babyrousa babyrussa), Anoa (Bubalus depressicornis), Monyet Sulawesi (Macaca heckii), Tarsius (Tarsius spectrum), Babi Hutan (Sus celebensis).
Di hutan ini juga bisa dijumpai sekitar 90 jenis burung yang 35 jenis di antaranya merupakan endemik Sulawesi. Ini tempat surga bagi pehobby foto satwa liar.
Berbagai jenis burung endemik Sulawesi dengan mudah bisa ditemui di pepohonan raksasa yang ada di Nantu. sebut saja seperti Julang Sulawesi (Rhyticeros cassidix) atau Srigunting Sulawesi (Dicrurus montanus).
ADVERTISEMENT
Hutan Nantu telah ditetapkan sebagai Suaka Margasatwa melalui SK Menteri Kehutanan Nomor 573/Kpts-II/1999, jelas Tasirin.
Kerapatan vegetasi Nantu sudah sangat terasa. Padatnya kanopi pepohonan hutan hujan tropis, membuat lantai hutan terlihat lembab.
“Kelembaban di sini bisa mencapai 98 persen,” pungkas Tasirin.