Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner
Pandemi COVID-19, Angkutan Umum di Terminal Gorontalo Sepi Penumpang
8 April 2020 11:57 WIB

ADVERTISEMENT
GORONTALO – Angkutan umum di Terminal Dungingi Tipe A, Kota Gorontalo, terpantau sepi penumpang. Hal itu akibat pandemi COVID-19, yang mengharuskan masyarakat menunda bepergian menggunakan angkutan umum. Juga, akibat kebijakan Kementrian Perhubungan RI tentang pembatasan penumpang trasnportasi publik.
ADVERTISEMENT
“Hari ini belum. Pokoknya belum ada pemasukan beberapa hari ini. Karena sudah mulai berkurang penumpang,” kata Umar (34), salah satu sopir angkutan umum.
Sebelum COVID-19 masuk ke Indonesia, ungkap Umar, pendapatan yang ia peroleh setiap hari mencapai tiga jutaan rupiah. Namun kini, pendapatannya ikut menurun setelah ada upaya phyisical distancing yang himbau oleh pemerintah.
Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Terminal Dungingi Tipe A, Kota Gorontalo, Herman Armanda mengatakan, pergerakan angkutan di terminalnya mulai terlihat menurun setelah virus corona masuk di Indonesia. Tidak hanya itu, pergerakan penumpang yang melakukan mudik ke luar daerah maupun masuk ke Gorontalo terjadi penurunan drastis.
“Sebelum ada surat edaran kementrian untuk pembatasan penumpang, memang sudah menurun. Lantaran masyarakat mulai waspada,” ungkap Herman.
Menurut Herman, pergerakan penumpang manurun sekitar lima persen. Dari 60 angkutan yang menempati terminal tersebut, sekarang menjadi 10 angkutan. Turunnya jumlah angkutan tidak terlepas dari menurunnya pergerakan penumpang.
ADVERTISEMENT
“Dari kemarin hingga tadi saja hanya satu angkutan yang masuk. Karena memang masyarakat mulai sadar dengan anjuran untuk tetap di rumah saja dan mengurangi aktivitas mudik,” jelas Herman.
Herman menerangkan, meski terjadi penurunan penumpang, namun pihaknya tidak membatasi jumlah angkutan yang masuk. Hanya saja, merela lebih memperketat pemeriksaan kendaraan dan orang yang melewati jalur masuk perbatasan Provinsi Gorontalo.
“Kami masih mengawasi pergerakan orang, baik itu yang masuk dan yang keluar. Kalau yang masuk merupakan suspect corona, maka wajib mengkarantinakan diri selama 14 hari. Itu instruksi dari Kementrian Perhubungan tentang kebijakan pergerakan orang dan barang. Semuanya dalam rangka mengantisipasi corona,” ujarnya.
Demi menjaga Gorontalo nol kasus positif COVID-19, tambah Herman, pihaknya mulai menerapkan protokol kesehatan bagi pemudik yang masuk melalui jalur perbatasan darat. Dengan meningkatkan pemeriksaan secara manual, baik itu penumpang maupun transportasi yang mereka gunakan.
ADVERTISEMENT
“Setiap penumpang turun kita periksa. Kemudian kendaraan kita semprot dengan disinfektan. Kita cek suhu tubuh masing-masing penumpang. Alhamdulillah sampai hari ini tidak ada yang terdeteksi positif COVID-19,” tandasnya.
-----