Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Pantai Minanga di Gorontalo Utara Jadi Primadona Saat Pandemi COVID-19
2 Agustus 2020 18:01 WIB
ADVERTISEMENT
GORONTALO - Provinsi Gorontalo telah menepatkan new normal disertai dibukanya akses wisata di beberapa daerah. Salah satunya, Pantai Minanga yang berada di Desa Kotajin Utara, Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara, yang kembali populer di masyarakat.
Pantai Minanga sudah lama dikenal masyarakat, lantaran di lokasi itu, sering dilaksanakan kegiatan-kegiatan untuk memeringati ritual mandi safar. Karapan sapi juga sering digelar di sana.
ADVERTISEMENT
Garis pantainya sepanjang 330 meter. Suasana pantai semakin memesona karena di sana tumbuh pohon-pohon kelapa.
Bisa menghabislan waktu satu hingga dua jam perjalan menuju Pantai Minanga, jika Anda berangkat dari pusat Pemerintahan Kabupaten Gorontalo Utara.
Pantai itu dahulu tidak lagi terurus. Namun Kepala Desa Kotajin Utara, Mahmud Mayango, berinisiatif untuk mengembangkan kembali pantai tersebut. Secara perlahan, pembaruan pantai dilakukan sejak awal tahun 2020. Hingga akhirnya, tepat di perayaan Hari Raya Ketupat pada bulan Mei 2020 kemarin, Pantai Minanga resmi dibuka kembali.
"Karena itu visi dan misi saya ingin mengembangkan kembali wisata Pantai Minanga. Saya menghadap pak bupati, terus bupati berikan rekomendasi ke dinas pariwisata kabupaten untuk diserahkan ke pihak desa pengelolaan wisata, karena sudah lama tidak terurus," kata Mahmud.
Dengan menggunakan anggaran desa periode tahun 2020/2021, Mahmud mulai melakukan renovasi untuk menambah keindahan di lokasi wisata. Salah satunya pembuatan gazebo sebagai tempat pengunjung beristirahat, serta terdapat juga sarana lainnya seperti ayunan, bingkai tulisan unik yang sering dijadikan wisatawan untuk berfoto.
ADVERTISEMENT
"Mulai dibuat portal sebagai pintu masuk, juga perbaikan beberapa gazebo yang sebelumnya sudah dibuat oleh dinas pariwisata. Terus ada juga warung makan milik masyarakat, juga WC umum untuk pengunjung," jelasnya.
Tak tanggung-tanggung, antusias pelancong dari berbagai daerah pun cukup meningkat. Mahmud mengungkapkan, dalam seminggu pihaknya memperoleh pendapatan kurang lebih lima sampai Rp 6 juta untuk biaya masuk. Tarif masuk sebesar Rp 2 ribu ditambah biaya parkir motor Rp 3 ribu dan mobil Rp 5 ribu.
"Pihak desa bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Gorontalo Utara. Sehingga dari hasil itu, sebagian diserahkan ke dinas. Sebagian masuk ke kas desa," jelasnya.
Meski tingginya kunjungan wisatawan, di tengah pendemik corona saat ini, Mahmud mengakui pihaknya selalu menegaskan aturan protokol kesehatan di lokasi wisata.
Seperti dicek suhu tubuh bagi pengunjung dan menerapkan area wajib masker bagi masyarakat yang ingin berkunjung.
"Kami lakukan pemantauan dan pengawasan bagi mereka. Rombongan yang satu dan lainnya tidak bisa saling berdekatan, agar penyebaran COVID-19 tidak terjadi," ungkapnya.
Mahmud menambahkan, di lokasi wisata rencananya akan dibuat miniatur rumah adat sebagai promosi budaya masyarakat Atinggola. Selain itu dibuatkan penyimpanan benda-benda pusaka yang menceritakan adat kerajaan Atinggola. Dengan begitu, selain merasakan wisata pantai, pengunjung juga bisa melihat secara langsung dan mempelajari budaya Kecamatan Atinggola, yang juga merupakan salah satu pohalaa (bagian kerajaan) di Gorontalo.
"Saya berharap itu. Jadi kita bisa memperkenalkan budaya kita ke masyarakat luar. Saya kira itu juga bisa menarik wisatawan manca negara. Dari itu, ekonomi masyarakat bisa meningkat," tutupnya, Minggu (2/8).
ADVERTISEMENT
-----