Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Resep Lalampa, Kue Khas Sulut yang Banyak Diburu di Gorontalo
9 Mei 2020 11:45 WIB
ADVERTISEMENT
GORONTALO - Lalampa merupakan kudapan khas Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). Gorontalo yang menjadi provinsi tetangganya, ikut menjadi daerah membuat lalampa untuk disajikan sebagai kudapan maupun saat acara-acara keagamaan.
Di bulan Ramadhan seperti ini, lalampa menjadi salah satu makanan yang banyak diburu warga di Gorontalo. Bentuk kue lalampa sangat mirip dengan lemper.
Lalampa dijual dengan harga Rp 1.000 per buah di pasar-pasar tradisional. Rasa dan aromanya yang khas membuat makanan ini memiliki banyak penggemar, terlebih pada saat seperti ini.
Banthayo menemui Rusni Tadulo, pembuat lalampa yang ada di Desa Buhu, Kecamatan Talaga Jaya, Kabupaten Gorontalo. Dalam kesempatan itu, wanita berusia sekitar 50 tahun tersebut berbagi resep kue lalampa.
Bahan-bahan yang harus disiapkan adalah, beras ketan, santan, daun salam, garam, dan daun pisang. Sementara untuk bahan isian, terdiri dari, ikan tongkol, bawang merah, bawang putih, cabe merah, santan kental, sereh, daun jeruk purut, minyak untuk menumis, garam dan penyedap rasa, gula pasir secukupnya.
Cara memasak sangat mudah. Pertama, rendam beras ketan selama satu jam lalu tiriskan. Langkah selanjutnya, kukus beras ketan setengah matang. Berikutnya rebus santan, daun salam sampai mendidih, beri garam. Aduk hingga santan meresap dan matang.
"Untuk isian, haluskan semua bumbu, lalu tumis sampai harum. Masukan ikan tongkol yang telah di suwir. Tambahkan santan, daun jeruk purut. Jangan lupa beri garam, sedikit gula pasir dan penyedap rasa. Masak sampai matang," kata Rusni.
ADVERTISEMENT
Setelah bahan dan isian matang, bungkus dengan menggunakan daun pisang. Sebelum dibakar, oles bagian luar lalampa dengan minyak sayur. Tujuanya agar menguatkan aroma khas lalampa tersebut.
Selanjutnya bahan yang sudah dibungkus pakai daun pisang dibakar di atas kompor dengan api kecil.
“Pada masa pendemi saat ini, omset saya menurun. Saya hanya membuat 200 lalampa dalam sehari, padahal di tahun sebelumya pesanan bisa mencapai 500 buah,” pungkas Rusni.
-----
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!