Konten Media Partner

UNG Akan Wakili Indonesia di Simposium Internasional

10 Juni 2020 10:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung rektorat Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Rabu, (10/6). Foto: Dok banthayo.id (Wawan Akuba)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung rektorat Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Rabu, (10/6). Foto: Dok banthayo.id (Wawan Akuba)
ADVERTISEMENT
GORONTALO - Universitas Negeri Gorontalo (UNG) bersama Universitas Gadjah Mada (UGM), akan mewakili Indonesia dalam Simposium Penelitian SDG International (International SDG Research Symposium). Dalam acara yang berkelas internasional tersebut, mereka akan memaparkan paper tentang melokalkan Sustainable Developmen Goals (SDGs) di tingkat desa di Gorontalo.
ADVERTISEMENT
Tim yang mewakili UNG diisi oleh Eduart Wolok, Funco Tanipu, Bobby Rantow Payu, dan Zulkifli Tanipu. Adapun paper yang akan mereka paparkan berjudul “Localising SDGs at Village Level: Best Practice in Gorontalo Province, Indonesia”.
Proses seleksi yang panjang menurut Zulkifli Tanipu harus ditempuh UNG sebelum akhirnya dinyatakan lolos. Zulkifli seperti dikutip dari laman resmi UNG mengungkapkan, proses seleksi tersebut dilakukan sejak Oktober 2019, sedangkan pengumumannya di Desember 2019. Lalu, proses seleksi tahap berikutnya di awal tahun 2020.
“Kami resmi menerima undangan pada bulan Januari 2020. Namun karena pandemi COVID-19 melanda seluruh dunia, salah satunya yang terdampak adalah Belanda, maka host Universitas Utrech memberitahukan kepada kami jika Simposium International ini akan dilaksanakan secara virtual,” kata Zulkifli yang juga sebagai dosen di Fakultas Sastra dan Budaya UNG, Rabu (10/6)
ADVERTISEMENT
Bobby yang juga salah seorang tim UNG mengungkapkan, jika yang akan dipaparkan dalam simposium tersebut adalah kondisi pencapaian SDGs di Indonesia, Gorontalo secara khusus, namun poin pentingnya adalah bagaimana desa ikut terlibat dalam pengarusutamaan SDGs.
“Selama ini, SDGs itu baru masuk dalam dokumen perencanaan dan implementasikan di tingkat nasional, dan baru beberapa pemerintah provinsi dan kabupaten kota. Sedangkan target SDGs di tahun 2030 sudah harus tercapai semua banyak tujuan dan target. Menurut kami sangat penting untuk melibatkan desa dalam proses pencapaian SDGs dengan meniginternalisasikan SDGs dalam dokumen perencanaan desa hingga implementasi,” kata Bobby
Eduart Wolok sebagai Rektor UNG yang juga ketua tim tersebut menyampaikan, jika target SDGs bisa tercapai, maka perlu ada reorientasi dan restrukturisasi kelembagaan desa agar semua lembaga baik di tingkat pusat, daerah, dan desa bisa bersinergi dalam mencapai tujuan SDGs. Sebab menurutnya, jika manajeman kelembagaan desa tidak diarahkan dalam koridor pencapaian SDGs, maka tujuannya akan sulit tercapai di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Rencananya, tim UNG akan masuk pada panel “Implementation at Subnational Level” dan memaparkan presentasinya pada hari ini pukul 17.00 WITA hingga selesai.
SDGs sendiri adalah rencana aksi global untuk 15 tahun ke depan dihitung sejak 2016 hingga 2030, untuk mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungan lingkungan. SDGs berlaku bagi seluruh negara, sehingga seluruh negara tanpa kecuali negara maju, memiliki kewajiban moral untuk mencapai tujuan dan target SDGs. Sediktinya, dalam SDGs ada 17 tujuan dan 169 target.
------
Reporter: Wawan Akuba