Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Asal Usul Gandrung Lombok-Bali yang Bermula dari Banyuwangi
15 September 2017 23:10 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
Tulisan dari BANYUWANGI CONNECT tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Tari Gandrung Lombok berasal dari Banyuwangi melalui Bali terus hingga Lombok, mengingat hubungan yang ada antara Bali Utara dengan Banyuwangi yaitu hubungan perdagangan. Bila kita ingat hubungannya dengan Indische Staatsblad, nomor: 123 tahun 1852 yang mengatur tentang pemerintahan Hindia Belanda dulu, di sana disebutkan bahwa Pulau Lombok, termasuk dalam Keresidenan Bali dan Lombok, dengan ibukota mula-mula Banyuwangi, kemudian pindah ke Singaraja.
ADVERTISEMENT
Berkembangnya Gandrung Lombok melalui Bali, pada masa Bali dan Lombok Barat (Karangasem) merupakan kesatuan daerah kultural. Tari Gandrung merupakan satu tari yang paling populer di antara tari-tari lainnya. Tari Gandrung sudah berkembang di Lombok sebelum kerajaan Lombok (Karangasem) terakhir jatuh pada tahun 1894.
Bentuk Tari Gandrung di Lombok sebagai suatu adaptasi dari model Banyuwangi yang pengembangannya lewat Bali. Tetapi pada tahap berikutnya menyerap pula bentuk bentuk atau karakter lokal (setempat). David Harnish menulis lebih lanjut, "Gandrung Bali tidak lama bertahan di Lombok dan di Bali sendiri hampir punah. Usaha ini bisa dilakukan oleh orang orang Bali sendiri yang berada di Lombok. Dengan demikian mulai tercipta Gandrung Lombok."

Sebelum tahun 1930-an, Lombok mempertahankan bentuk Tari Gandrung dari Bali yang menampilkan penari pria yang memakai busana gadis remaja. Dalam tahun 1930-an barulah wanita menjadi penari Gandrung dan sejak itu menyebar ke seluruh Lombok. Antara tahun 1938 tak ada lagi penari Gandrung laki-laki di Lombok. Lombok hanya sebentar mengenal Gandrung laki-laki pada zaman Amaq Banun dan tak seperti yang terjadi di Banyuwangi.
ADVERTISEMENT
Tatkala dulu Gandrung masih ditarikan oleh penari laki-laki, di Pulau Bali sudah populer. Dan tari-tari itu di Bali disebut juga Gandrung. Ini menjelaskan bahwa betapa Tari Gandrung yang datang dari Banyuwangi itu begitu populer di Bali dan namanya tetap dipertahankan yaitu Tari Gandrung.
Di Bali saat ini masih dikenal tarian Gandrung dan masih dipertahankan di Pura Merajan Majapahit Banjar Munang Maning, Denpasar. Di sini justru tarian Gandrung sangat disakralkan untuk tarian persembahyangan hingga terkadang penarinya dan pengibingnya kerasukan. Di Pura Merajan Majapahit ini penarinya terdiri dari 4 remaja; dua pemuda dan dua gadis. Seperti halnya Seblang di Banyuwangi, ritual dan gerak ritme tariannya persis Seblang dan Gandrung Banyuwangi bahkan alat musiknya pun khas bukan seperti alat musik Bali pada umumnya.

ADVERTISEMENT