Konten dari Pengguna

Dosen Untag Banyuwangi Menerbitkan Buku Fabel Karya SMP 1 Melaya Bali

BANYUWANGI CONNECT
membacalah walau sebentar
22 Juli 2019 21:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari BANYUWANGI CONNECT tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siswa Siswi SMPN 1 Melaya, Bali /ISTIMEWA
zoom-in-whitePerbesar
Siswa Siswi SMPN 1 Melaya, Bali /ISTIMEWA
Jumat, 19 Juli 2019 lalu, 2 dosen berkerudung hitam ini tergopoh menuju Pelabuhan Ketapang, "Kami harus segera ke SMPN 1 Melaya, Bali, untuk menyerahkan buku-buku ini", ujar Titis, "Ya, kami harus segera menyerahkan buku-buku hasil karya siswa-siswi SMPN 1 Melaya yang kami bukukan, beberapa waktu kami melakukan penelitian di sana dan ini hasilnya, buku berjudul Takdir Si Gagak", tambah Muttafaqur atau yang biasa dipanggil Uut ini.
ADVERTISEMENT
Dua dosen pengampu Bahasa Indonesia di Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi, yakni Titis Sugiyantiningtyas dan Muttafaqur Rohmah, mendapat hibah institusi dari kampus merah putih tersebut, mereka berdua mengajukan proposal penelitian kemudian lolos dan didanani, "Kami tidak menyangka proposal kami lolos, setelah 2 tahun lalu kami gagal mendapatkan hibah dari dikti yakni PDP; Penelitian Dosen Pemula, rasanya ya jadi semangat kembali" ujar Titis sumringah.
Siswa Siswi SMPN 1 Melaya, Bali /ISTIMEWA
Selama kurang lebih 2 bulan duet dosen Bahasa Indonesia Untag ini mendapatkan hasil yang cukup memuaskan, berangkat dari observasi awal dan wawancara tertutup dengan beberapa siswa yang mereka lakukan di sana, ada gejala awal kesulitan menulis sebuah fabel atau cerita binatang, yang pada saat itu sedang diajarkan oleh guru kelasnya, hingga akhirnya mereka berdua dengan ditambah data dan informasi dari guru Bahasa Indonesia di kelas VIIB; Ibu Ni Wayan Karyani, sepakat untuk meneliti tentang kemampuan menulis siswa tersebut khususnya dalam menulis cerita binatang atau fabel. Pemilihan kelas VIIB sebagai kelas yang diteliti, bukan tanpa sebab, kelas VIIB adalah kelas yang seimbang jumlah siswa laki-laki dan perempuan, hal itu memudahkan pemindaian kemampuan menulis laki-laki dan perempuan pula. Kelas VIIB juga merupakan kelas percontohan dengan kemampuan setinggkat lebih tinggi daripada kelas lainnya atau yang biasa disebut dengan kelas unggulan di SMPN 1 Melaya.
ADVERTISEMENT
Titis dan Muttafaqur menggunakan media gambar berantai dalam pembelajaran menulis cerita binatang di kelas itu, sebelumnya siswa-siswi juga menonton beberapa film pendek tentang dunia binatang untuk menambah wawasan, dan perlakukan khusus seperti penambahan media visual dan audio visual tersebut rupanya berpengaruh terhadap cerita binatang yang mereka hasilkan dibanding dengan tanpa tambahan media apapun. Kemudian cerita binatang yang ditulis siswa-siswi kelas VIIB SMPN 1 Melaya tersebut dianalisis struktur gramatikalnya, hingga ditemukan hasil bahwa kurangnya pemahaman siswa pada unsur-unsur pembentuk kalimat, baik itu subjek maupun predikat, serta unsur objek, keterangan, dan pelengkap, hal itu pula yang menyebabkan siswa tidak runtut dan membuat cerita, ditambah lagi kurangnya pemberian contoh dari guru kelas dan penggunaan media memicu pula kekurangpahaman siswa dalam menulis cerita.
ADVERTISEMENT
Kemampuan penulisan kalimat yang baik akan menghasilkan penulisan cerita yang baik pula, begitu juga sebaliknya, karena pada dasarnya penulisan cerita lebih mengedepankan suatu pemikiran atau rangkaian yang akan disampaikan yang tersusun secara teratur sehingga menimbulkan pengertian-pengertian yang dapat merefleksi interpretasi penulisnya. Dalam hal ini, menurut Titis dan Muttafaqur solusi yang diberikan untuk siswa-siswi kelas VIIB SMPN 1 Melaya dalam menulis cerita yaitu pemilihan kata yang tepat dalam kalimat sehingga membuat kalimat lebih efektif dan mudah dimengerti, penyusunan ide yang tertata dengan baik, padat, akan menunjukkan kekohesifan antarkalimat, penggunaan bentuk bahasa harus berdasarkan konstruksi minimal sebuah kalimat. Kalimat yang dibangun dengan struktur kebahasaan akan menjadikan kalimat lebih komunikatif dan makna yang ingin disampaikan dalam kalimat tidak kabur. Kalimat yang komunikatif tentu selalu berlandaskan kepada ejaan bahasa Indonesia dan penguasaan mengenai aturan penulisan tata kalimat harus dikuasai dengan sempurna agar kalimat yang dibentuk dapat mewakili gagasan/pikiran yang disampaikan. Jadi, untuk menghasilkan kualitas penulisan surat yang baik, semua unsur yang menjadi penentu tersebut harus terpenuhi.
ADVERTISEMENT
Cerita binatang yang dihasilkan oleh siswa-siswa kelas VIIB SMPN 1 Melaya tersebut dibukukan oleh Titis dan Muttafaqur dengan bantuan penerbit mejatamu, salah satu penerbit indie di Jawa Timur. Penerbitan buku hasil karya siswa-siswi ini mendapatkan respon positif dari Kepala SMPN 1 Melaya Bapak I Wayan Timpuh, beliau menginginkan agar penerbitan-penerbitan hasil karya siswa tidak hanya untuk kelas VIIB saja, tapi untuk kelas-kelas lainnya, sebab literasi juga sedang galak-galaknya dikembangkan di sana, sehingga adanya buku Takdir Si Gagak ini menambah gelora dan semangat semua siswa untuk menulis dan berliterasi.(KRTH.ILHAM/BTD)