Konten dari Pengguna

Gesah Adat Tradisi (1) Banyuwangi, Digelar di Waroeng Kemarang

BANYUWANGI CONNECT
membacalah walau sebentar
18 Desember 2020 22:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari BANYUWANGI CONNECT tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Puluhan Budayawan hadir langsung di Waroeng Kemarang, dan puluhan Budayawan dan Pemerhati juga hadir melalui Zoom.
zoom-in-whitePerbesar
Puluhan Budayawan hadir langsung di Waroeng Kemarang, dan puluhan Budayawan dan Pemerhati juga hadir melalui Zoom.
ADVERTISEMENT
Semangat para seniman dan budayawan Banyuwangi untuk terus menguri-uri dan mengembangkan Kesenian, Adat dan Tradisi tidak pernah pudar. Walaupun pandemi virus covid-19 belum mereda, dan kegiatan pilkada baru saja usai, Dewan Kesenian Blambangan (DKB) bersama dengan KOPAT (Komunitas Osing Pelestari Adat Tradisi), GBOT (Gesah Boso Osing Tulen), dan Waroeng Kemarang mendukung diadakannya Gesah Adat Tradisi (1). Gesah diadakan pada hari Jumat 18 Desember 2020, jam 16:00 di Waroeng Kemarang dan juga bisa diikuti secara online melalui Zoom.
ADVERTISEMENT
Ada 4 Narasumber dan topik yang dibawakan dalam gesah Adat Tradisi yang akan rutin diadakan setiap bulan ini:
- Kang Samsul: tentang "Paju Gandrung dan Permasalahanya"
- Kang Ayong: membawakan topik “Basanan/Baasan/Wangsalan Osing"
- Ilham: "Lontar Yusuf - Cengkok Osing"
- Man Usik: gesah tentang “Adat Nylameti Sawah"
- Mas Wowok: membahas “Angklung Osing dan Tantangannya"
Sedangkan sebagai moderator dalam acara gesah adalah Kang Hasan Basri-Ketua DKB.
Man Usik, pendiri KOPAT, dengan logat khas Osing nya menyampaikan tentang Selametan
Puluhan Budayawan hadir langsung di Waroeng Kemarang, dan puluhan Budayawan dan Pemerhati juga hadir melalui Zoom. Interaksi dalam acara gesah baik dari peserta yang hadir maupun yang online dapat terjalin interaktif dengan baik.
Slamet Diharjo (panggilan kang Samsul) dalam paparannya menyampaikan kalau permasalahan Paju Gandrung saat ini antara lain adanya Kurangnya minat para milenial utk belajar maju gandrung. Selain itu Miras atau Narkoba yang juga sering kali mengotori para pemaju gandrung di acara-acara kondangan yang nanggap gandrung.
ADVERTISEMENT
Kang Ayong yang adalah ahli Bahasa Osing dan Penulis Lagu ini menyampaikan: betapa indahnya rangkaian kalimat-kalimat bahasa Osing yg dibuat dalam baasan, basanan, dan wangsalan, serta apa perbedaan diantara ke 3 nya.
Ilham, sebagai pembaca Lontar Yusuf milenial dengan bangganya mampu mendemonstrasikan dalam menyanyikan Lontar Yusuf ber cengkok gending Osing ini, serta mengharapkan adanya release baru buku Lontar Yusuf, selain ada terjemahan bahasa Indonesianya, nantinya juga bisa diadakan notasinya, sehingga dapat dinyanyikan oleh siapapun yang mengerti not, dan Lontar Yusuf semakin dikenal masyarakat luas.
Acara Gesah adat Tradisi dengan bersama-sama mengincipi Menu Khas Waroeng Kemarang
Man Usik, pendiri KOPAT, dengan logat khas Osing nya menyampaikan tentang Selametan apa saja dan Hidangan apa saja yang dilaksanakan oleh masyarakat Osing di Dukuh, Desa Glagah, mulai Nyingkal, Ngurit, Meteng/Mlecuti, sampai panen. Semua sajian makanan ternyata memiliki nilai-nilai filosofi untuk pengharapan, kedamaian dan kerukunan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Pebicara terakhir dalam Gesah adalah Mas Wowok, yang memiliki latar belakang pendidikan di Teknologi dan Engineering ini mencoba membahas tentang Angklung Banyuwangi secara sains dan teknologi.
Timbre (warna suara), Tinggi/Rendahnya suara (frekwensi) daripada angklung Banyuwangi, serta laras tangga nadanya sudah bisa di ukur, diteliti, dan analisa.
Angklung Gamelan Banyuwangi adalah terbuat dan bambu dengan bentuk dan design khusus, memiliki Nada Dasar La= C#min dan tangga nada pentatonik Slendro.
Sebagai tantangannya, sudah banyak lagu Osing yang tidak bisa diiringi dengan Angklung tradisional karena tangga nadanya sudah bukan slendro, atau nada dasarnya adalah selain La= C#min. Selain itu alat musik Tradisional memiliki bentuk yang besar serta ukuran yang berat, menjadi tantangan juga terhadap alat musik modern.
ADVERTISEMENT
Bu Nanik, pemerhati seni yang mengikuti acara dari Zoom menyampaikan bahwa, sangat setuju bila kita dapat mempertahankan Alat Musik Tradisional walaupun dengan berbagai tantangannya.
Acara Gesah adat Tradisi diakhiri jam 19:00, dengan bersama-sama mengincipi Menu Khas Waroeng Kemarang: Sego Tempong, Uyah Asem, Pecel Pitik, dls. (Ww/Wer)