Konten dari Pengguna

Jazz Gunung Ijen 2024: Merdekanya Jazz, Merdekanya Indonesia

BANYUWANGI CONNECT
membacalah walau sebentar
16 Agustus 2024 22:46 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari BANYUWANGI CONNECT tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
presscon Jazz Gunung Banyuwangi 2024
zoom-in-whitePerbesar
presscon Jazz Gunung Banyuwangi 2024
ADVERTISEMENT
Musik jazz menjadi salah satu musik yang paling “merdeka” sebab memainkannya sarat dengan “kebebasan”. Bukan berarti tanpa skill bermusik yang baik. Selain itu secara historikal, di negara asalnya, musik jazz lahir karena semangat perjuangan. “Kenapa kami buat di tanggal 17 Agustus karena ada benang merah dari semangat musik jazz yang penuh perjuangan. Ini kali kesepuluh Jazz Gunung Ijen digelar. Sempat terhenti karena pandemi dan masih kehilangan sosok Djaduk Ferianto, seniman asal Yogyakarta yang ‘menjahit’ budaya lokal dengan musik jazz, jadi kami putuskan untuk kembali ke akar menyajikan musik jazz-nya,” ungkap Bagas Indyatmono, Direktur Utama PT Jazz Gunung Indonesia (JGI) dalam acara press conference Jazz Gunung Ijen 2024 yang digelar di Hotel Santika, Banyuwangi (16/7). Hadir dalam acara, Head Regional Funding & Retail Transaction Banking BRI, Wahyuningtyas Kurniati, VP Sales & Business Operation Jiwa Jawa, Chandra Hadi Siswoyo, Corporate Marcomm Manager Santika Indonesia Hotels & Resorts, Prita Gero, dan perwakilan penampil, Indra Lesmana. Semangat kemerdekaan dalam musik jazz ditawarkan oleh Jazz Gunung Ijen yang kembali diselenggarakan tahun ini oleh PT Jazz Gunung Indonesia (JGI) sebagai rangkaian ketiga Jazz Gunung Series 2024 setelah Jazz Gunung Slamet (Mei) dan Jazz Gunung Bromo (Juli). Bagi warga Banyuwangi, Jazz Gunung Ijen menjadi barometer penyelenggaraan pagelaran acara musik yang bergengsi. Acara ini menawarkan sajian kurasi musik jazz berkualitas dengan bentangan pemandangan indah pegunungan Ijen dan kesejukan di Taman Gandrung Terakota, Banyuwangi, 17 Agustus 2024. Bertepatan dengan Hari Kemerdekaan RI yang ke-79. Menghadirkan Indra Lesmana Trio, Sri Hanuraga, Elfa Zulham, Kevin Yosua, Aditya Ong Quartet, dan Yuri Mahatma’s Straight & Stretch feat. Dian Pratiwi. “BRImo melihat ternyata kami dengan JGI punya kesamaan value, yaitu mendukung karya anak bangsa. Selain itu kami sebagai penyedia layanan keuangan merasa takjub ketika melihat sejak Jazz Gunung Bromo (acara sebelumnya) menghidupkan UMKM di sekitar Bromo. Pedagang, penyedia homestay, transportasi semua ikut kena dampak ekonomi dari gelaran acara tersebut. Karena itu lah kami ingin berpartisipasi menjadi bagian dari gerakan kolektif memberdayakan masyarakat ini,” ungkap Wahyuningtyas Kurniati. “Merdekanya Jazz, Merdekanya Indonesia” menjadi tajuk pagelaran kali ini. Bersama-sama merayakan kemerdekaan dalam momen yang indah di Jazz Gunung Ijen 2024. Jazz Gunung bukan hanya sekadar menyajikan musik saja. Tapi ada banyak instrumental musik yang kaya di dalam sajian musiknya. Hal ini diungkapkan Indra Lesmana yang telah tampil di Jazz Gunung Bromo 2018 yang lalu. “Jazz Gunung ini telah memberikan wadah buat musisi dan band jazz bermain ekspresif di sebuah panggung,” terangnya. Khusus untuk Jazz Gunung Ijen, Indra Lesmana akan tampil dalam format trio. Ia mempersiapkan suguhan jazz yang lebih swinging. “Ada beberapa komposisi yang ingin saya hadirkan lebih komunikatif di atas panggung,” lanjutnya. Para penampil sudah siap menghibur Jama’ah Al-Jazziyah (sebutan penonton Jazz Gunung) sambil bersama-sama merayakan “Merdekanya Jazz, Merdekanya Indonesia”. Jazz Gunung Indonesia merupakan sebuah konsep perhelatan konser jazz bernuansa etnik yang diselenggarakan di amfiteater terbuka, tempat destinasi wisata, kawasan pegunungan yang sejuk dan indah. Tujuannya agar musik dan musisi jazz dapat tampil sekaligus mempromosikan tempat wisata yang indah. Jazz Gunung Indonesia mulai menggelar Jazz Gunung Bromo pada tahun 2009. Pada tahun 2016 Jazz Gunung di kawasan Ijen, Banyuwangi juga digelar dengan tajuk Ijen Summer Jazz. Saat ini Jazz Gunung telah menjadi rangkaian atau series dengan bertambahnya Jazz Gunung Slamet di Purwokerto dan Jazz Burangrang di Bandung. Potensi perputaran nilai ekonomi dari penyelenggaraan Jazz Gunung Bromo selama 2 hari yang dihadiri oleh 2.750 orang per hari adalah sebesar Rp 24.237.500.000,- dengan rata-rata asumsi belanja pengunjung Rp 8.000.000,- per kunjungan per orang. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia telah mendukung penyelenggaraan Jazz Gunung Bromo sejak 2017. Tahun 2021 Jazz Gunung Indonesia tetap menyelenggarakan Jazz Gunung Bromo dengan sukses. Acara diselenggarakan dengan membatasi kapasitas penonton pada tanggal 25 September. Sedangkan, di tahun 2022, Jazz Gunung Bromo sukses diadakan pada tanggal 22-23 Juli, dengan kapasitas penuh secara langsung dan tetap menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Tahun ini Jazz Gunung Series akan dimulai dari Jazz Gunung Slamet (Mei), Jazz Gunung Bromo (Juli), Jazz Gunung Ijen (Agustus), Jazz Gunung Burangrang (September). Lalu Jazz Gunung & Beyond dengan rangkaian acara Jazz Kota Lama Semarang (Agustus), GAIA Music Festival: Jazz In The Valley (Agustus), serta International Golo Mori Jazz (November).
ADVERTISEMENT