Konten dari Pengguna

MAKAM GANDRUNG DI TANJUNG SEMBULUNGAN BANYUWANGI.

BANYUWANGI CONNECT
membacalah walau sebentar
30 November 2017 1:51 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari BANYUWANGI CONNECT tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
MAKAM GANDRUNG DI TANJUNG SEMBULUNGAN BANYUWANGI.
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Makam Gandrung, merupakan obyek pertama yang bisa dijangkau di area Tanjung Sembulungan. Berlokasi di pantai barat Tanjung Sembulungan, kawasan wisata ini berjarak ± 2 km dari Pelabuhan Muncar ke arah tenggara. Pantai di Makam Gandrung berpasir putih bercampur koral sepanjang ± 100 m dengan laut yang relatif tenang, sehingga perahu dapat merapat dengan mudah dan aman.
ADVERTISEMENT
Menurut cerita para sesepuh nelayan Muncar, konon dikisahkan oleh seorang tokoh Nelayan berasal dari Timor yang berdomisili dl Muncar, bahwa yang meninggal dan dimakamkan di Sembulungan adalah seorang Tokoh bernama "Sayid Yusuf,
Kisah ini dikuatkan juga oleh seorang tua berasal dari Mataram yang mengakhiri perjalanannya di Hutan Purwo [Semenanjung blambangan] sekembalinya dari Purwo mengadakan persinggahan di Muncar, Beliau memberikan keterangan yang sama, bahwa,makam tersebut adalah makam Sayid Yusuf, Sayid Yusuf memasuki Muncar bersamaan waktunya dengan masuknya agama Islam di daerah Blambangan. Pada masa hidupnya Sayid Yusuf banyak melakukan usaha demi kesejahteraan masyarakat Muncar,
Konon dikisahkan pada suatu saat pernah terjadi hasil ikan di Muncar sangat merosot "laip" kemudian Sayit Yusuf mengajak seluruh masyarakat nelayan untuk melaksanakan upacara "Petik Laut" secara lebih mantab lagi, yaitu diaturnya "Sesaji" disembelihnya seekor "Kambing Kendit" dan disertakannya unit kesenian Gandrung sebagai kelengkapan upacara seperti yang berlaku saat ini.
ADVERTISEMENT
Dalam pelaksanaannya Upacara selalu disisikan bentuk sesaji "Pisang mentah" untuk kemudian dibakar (dimasak atas api) di Sembulungan, Sementara menunggu pisang tersebut masak, maka dimanfaatkan waktunya untuk MENARI GANDRUNG yang telah disediakan, dan semenjak itu pula setelah dilaksanakan upacara PETIK LAUT, hasil ikan di Muncar menjadi berlimpah ruah,
Dari Peristiwa itulah kiranya berlangsung sampai sekarang. setiap acara Petik laut selalu mengadakan ziarah ke Sembulungan di makam Sayit Yusuf.
Di tempat ini dilakukan kegiatan yang sama seperti yang dilakukan oleh Sayit Yusuf, yaitu membakar pisang mentah, menari gandrung dll Selanjutnya baru kembali menuju Pelabuhan Muncar, yang berarti telah berakhirnya pula pelaksanaan upacara Petik Laut tersebut.
Setiap tanggal 15 Muharram setiap tahunnya di Makam Gandrung ini dilakukan upacara tradisional “Petik Laut”, yaitu acara yang diadakan oleh para nelayan Muncar sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rejeki yang dilimpahkannya. Dan acara “Gitik” yaitu pelepasan sesaji ke laut dilanjutkan ziarah ke makam Gandrung yang diikuti oleh para nelayan dan dimeriahkan oleh penari gandrung.
ADVERTISEMENT
Biasanya rangkaian upacara ini dilengkapi dengan berbagai kegiatan lomba yang membangkitkan rasa cinta bahari dan berbagai bentuk hiburan hiburan.