Konten dari Pengguna

Manuskrip Kuno Bertahun 1764 Diduga peninggalan kerajaan Blambangan

BANYUWANGI CONNECT
membacalah walau sebentar
31 Oktober 2019 0:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari BANYUWANGI CONNECT tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dinas Perpusda dan Arsip Banyuwangi melakukan penelitian  dan kajian  awal
zoom-in-whitePerbesar
Dinas Perpusda dan Arsip Banyuwangi melakukan penelitian dan kajian awal
ADVERTISEMENT
Penemuan manuskrip kuno di Pesantren Cemoro, Dusun Cemoro, Desa Balak, Kecamatan Songgon Banyuwangi, menarik perhatian Dinas Perpustakaan Daerah dan Arsip Kabupaten Banyuwangi untuk melakukan penelitian dan kajian awal apakah benar memuat data tentang sejarah kerajaan Blambangan.
ADVERTISEMENT
Dua orang dari Dinas Perpusda dan Arsip Banyuwangi , Yusuf Khoiri , Plt. Kasie Penyusunan Program dan Moch. Sultony F. Soffi, Kasie Layanan dan Pembinaan Perpustakaan yang juga membawahi Pelestarian naskah-naskah kuno bekerjasama dengan Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Banyuwangi turun lapangan melakukan survei dan kajian awal tentang keberadaan penemuan manuskrip kuno itu.
Tim dari Dinas Perpustakaan Daerah dan Arsip Kabupaten Banyuwangi bekerjasama dengan Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Banyuwangi turun ke Lapangan melakukan penelitian dan kajian atas ditemukan nya manuskrip kuno di sebuah Pesantren di Dusun Cemoro, Desa Balak, Kecamatan Songgon Banyuwangi, Jawa Timur. Rabu, 30/10/2019. Manuskrip berhuruf arab pegon tersebut diduga peninggalan kerajaan Blambangan itu berukuran 20 cm X 30 cm setebal 7 cm tersebut berisi 100 lembar ( 200 halaman ) bertuliskan tangan diatas kertas daluang.
Manuskrip tersebut dari survei awal dapat diduga merupakan Obyek Diduga Cagar Budaya, yang berisi tentang sejarah yang tertulis di kitab tersebut yang berangka tahun 1764 Masehi. Menurut Gus Fahd Reza salah satu pengasuh Ponpes Cemoro peninggalan KH. Abdullah Fakih,. "Kitab itu kami temukan pada tumpukan kardus diantara kitab-kitab lain koleksi Perpustakaan Pesantren " Ratusan kitab tua lainnya hasil printing, stensilan. Hanya satu ini yang bertulis tangan dengan huruf arab pegon dan tinta bak hitam di atas kertas daluang.
ADVERTISEMENT
Saat kami ditemukan, kitab berangka tahun 1764 Masehi itu masih dalam kondisi seperti ini 80 persen, sampul sudah tidak ada dan bagian belakang rusak satu lembar. Kondisinya agak kusam karena dimakan usia. Lembar per lembar rangkaian hurufnya masih jelas dan terbaca dengan baik, jelas Gus Reza.
Meski ditulis dalam bahasa arab pegon, rangkaian kata dan kalimat menggunakan bahasa Jawa kuno, diduga bahasa asli penduduk Blambangan saat manuskrip itu ditulis. " Merupakan kitab langka, tahun 1764 Masehi saat sebelum perang Bayu. Kami menduga kitab koleksi para bangsawan kerajaan Blambangan, karena ada nama-nama bangsawan seperti Mas Wiromojo ungkap Gus Reza. Dengan kedatangan Tim dari Perpusda dan Arsip Kabupaten Banyuwangi Gus Reza mengaku belum tahu apa isi kitab langka tersebut. Gayung bersambut , pihaknya berharap dengan meminta Dinas Perpusda dan Arsip Kabupaten Banyuwangi memfasilitasi untuk mendatangkan filolog agar membantu mengupas isi manuskrip yang baru ditemukannya.
Tim dari Dinas Perpustakaan Daerah dan Arsip Kabupaten Banyuwangi bekerjasama dengan Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Banyuwangi turun ke Lapangan melakukan penelitian dan kajian atas ditemukan nya manuskrip kuno di sebuah Pesantren di Dusun Cemoro, Desa Balak, Kecamatan Songgon Banyuwangi, Jawa Timur. Rabu, 30/10/2019. Manuskrip berhuruf arab pegon tersebut diduga peninggalan kerajaan Blambangan itu berukuran 20 cm X 30 cm setebal 7 cm tersebut berisi 100 lembar ( 200 halaman ) bertuliskan tangan diatas kertas daluang.
ADVERTISEMENT
Manuskrip tersebut dari survei awal dapat diduga merupakan Obyek Diduga Cagar Budaya, yang berisi tentang sejarah yang tertulis di kitab tersebut yang berangka tahun 1764 Masehi. Menurut Gus Fahd Reza salah satu pengasuh Ponpes Cemoro peninggalan KH. Abdullah Fakih,. "Kitab itu kami temukan pada tumpukan kardus diantara kitab-kitab lain koleksi Perpustakaan Pesantren " Ratusan kitab tua lainnya hasil printing, stensilan. Hanya satu ini yang bertulis tangan dengan huruf arab pegon dan tinta bak hitam di atas kertas daluang.
Saat kami ditemukan, kitab berangka tahun 1764 Masehi itu masih dalam kondisi seperti ini 80 persen, sampul sudah tidak ada dan bagian belakang rusak satu lembar. Kondisinya agak kusam karena dimakan usia. Lembar per lembar rangkaian hurufnya masih jelas dan terbaca dengan baik, jelas Gus Reza.
ADVERTISEMENT
Meski ditulis dalam bahasa arab pegon, rangkaian kata dan kalimat menggunakan bahasa Jawa kuno, diduga bahasa asli penduduk Blambangan saat manuskrip itu ditulis. " Merupakan kitab langka, tahun 1764 Masehi saat sebelum perang Bayu. Kami menduga kitab koleksi para bangsawan kerajaan Blambangan, karena ada nama-nama bangsawan seperti Mas Wiromojo ungkap Gus Reza. Dengan kedatangan Tim dari Perpusda dan Arsip Kabupaten Banyuwangi Gus Reza mengaku belum tahu apa isi kitab langka tersebut. Gayung bersambut , pihaknya berharap dengan meminta Dinas Perpusda dan Arsip Kabupaten Banyuwangi memfasilitasi untuk mendatangkan filolog agar membantu mengupas isi manuskrip yang baru ditemukannya.
Langkah berikutnya baru pada perawatan, pelestarian dan digitalisasi agar isi manuskrip ini bisa dijadikan koleksi perpustakaan lain dan dipelajari banyak orang , sedang manuskrip aslinya masih tersimpan di Perpustakaan Pesantren Cemoro, papar Yusuf (KRTH.ILHM/WER)
ADVERTISEMENT