Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Presiden Soekarno:Banyuwangi Teritoir Penting yang Musti Dipertahankan
9 Agustus 2019 1:23 WIB
Tulisan dari BANYUWANGI CONNECT tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Key Port Bonjoewangi, Februari - Juli 1946. Masa Bersiap Kampen', adalah periode genting dimana Pemerintah Negeri Belanda membentuk NICA, guna menguasai kembali Indonesia yang menyandang status Republik usai Proklamasi. NICA berusaha mempertahankan status quo indonesia sebagai negeri jajahan serta mengisolasi Rl dari berbagai wilayah strategisnya guna menghambat jalannya pemerintahan . Dengan letak Banyuwangi yang penting, NICA tak henti mengirimkan satuan udara untuk melakukan pengeboman serta dicing pemotretan foto oblig udara dengan target Pejuang Republik yang terdiri dari berbagai satuan TRI, ALRI dan Barisan Masyarakat Pejuang BPRI dibawah plmpinan Bung Tomo Surabaya. Satuan tersebut turut membantu memperlancar pasokan serjata, komunikasi dan bantuan pasukan serta fasilitas bagi terbentuknya Resimen Sunda Kecil, Bali & Lombok yang dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai. Sang Pahlawan mengupayakan persiapan perlawanan di Bali dengan strategi mempersiapkan markas sementaranya yaitu MBO Penghubung Sunda Kecil di sekitar wilayah Kota Banyuwangi dan Boom Haven, pelabuhan yang sudah menjadi incaran NICA untuk dilumpuhkan agar tak menghambat agenda dibentuknya pemerintahan boneka NICA yaitu Negara Indonesia Timur pada desember1946 serta Negara Jawa Timur pada November 1948.
ADVERTISEMENT
Berbagai peristiwa serbuan dan pengeboman Pelabuhan Banyuwangi terus berlangsung, khususnya setelah peristiwa datangnya rombongan Presiden Soekarno - Hatta ke Banyuwangi yang disertai seluruh Kabinet dan Petinggi Militer yang berkedudukan di Jogyakarta. Pahlawan Ngurah Rai dan rekan opsir penghubungnya Subroto Aryo Mataram putra dari Ki Hajar Dewantara yang pernah berdiam di Banyuwangi, turut menyertai rombongan usai pelantikan , mereka juga berkunjung ke berbagai kota di Jawa Timur dalam rangka menyusun kekuatan dan konsultasi.
Dengan melihat kondisi wilayah Banyuwangi, Presiden Soekarno menyebutnya sebagai " teritoir yang mesti dipertahankan...! serta menginisiasi Tanjung Wangi berdasar catatan Jurnalis Rosihan A. Kunjungan dipenuhi suasana heroik, dimeriahkan dengan defile dari ALRI X Banyuwangi, TRI, laskar masyarakat dan para pejuang Republiken. Gabungan kekuatan ini aktif memobilisasi bantuan logistik berupa bahan pangan hasil tanam Banyuwangi untuk kelangsungan Ekonomi Pemerintah dan Kelangsungan hidup pejuang. Situasi tersebut
ADVERTISEMENT
menyulut semakin gencarnya pengawasan dan pengeboman pelabuhan. Dengan menggunakan kapal perang HR. MS. Evertsen, Ist J-Brigade Rood Olifant' NICA pun diterjunkan untuk menumpas pejuang. The Halmahera, kapal Republik yang mengangkut bantuan beras Banyuwangi untuk misi kemanusiaan ke India pun diserang.
Patroli Laut NICA berusaha mengisolasi dan melumpuhkan lalu lintas Resimen Pejuang Bali dan ALRI Banyuwangi yang kerap gigih menyebrang menembus Marine Patrouile Nica dengan berbagai perahu tradisional milik Rakyat. Prajurit AIRI X Banyuwangi, Kapten laut Waroka dan pasukannya gugur dalam misi Naval Support untuk Resimen Sunda Kecil di satu pertempuran heroik dengan kapal LCM bersenjata otomatis. Patriotismenya mengukirkan mozaik sejarah pada perairan Banyuwangi sebagai wilayah Pertempuran Laut Pertama sejak Kemerdekaan di Gaungkan. Kapten Laut Markadi melanjutkan misi melalui pelabuhan dengan memenangkan pertempuran hanya dengan menggunakan perahu tradisional, dikenang sebagai kemenangan pertempuran laut pertama semenjak Berdirinya Republik Indonesia.
ADVERTISEMENT
( Historical footage by f.f. Baghareb • Heritage Supporter)