TACB Banyuwangi, Teliti Patung Terakota, diduga Sisa Peradaban Masa Lalu

BANYUWANGI CONNECT
membacalah walau sebentar
Konten dari Pengguna
16 April 2020 0:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari BANYUWANGI CONNECT tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Team Cagar Budaya Banyuwangi, Melihat Temuan yang di duga berasal dari masa lalu Banyuwangi
zoom-in-whitePerbesar
Team Cagar Budaya Banyuwangi, Melihat Temuan yang di duga berasal dari masa lalu Banyuwangi
ADVERTISEMENT
Tim Ahli Cagar Budaya Banyuwangi , menerima tugas dan arahan dari MY. Bramuda, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, atas laporan masyarakat menurunkan Tim Ahli Cagar Budaya dengan staf Museum Blambangan ( Bayu Ari Wibowo, arkeolog ) ke dusun Umbul Rejo desa Bagorejo Kecamatan Srono untuk melakukan penelitian dan pengkajian atas temuan patung Kepala Manusia dari Terakota, sebagai temuan yang menjadi karakteristik peninggalan masa lalu yang berada di Dusun Umbul Rejo Desa Bagorejo Kecamatan Srono.
ADVERTISEMENT
TEMUAN BERSEJARAH :
Temuan berupa Kepala Manusia yang diperkirakan berusia lebih dari satu abad dalam kondisi 90 % ditemukan oleh penduduk an. Khusiyah , 53 tahun di pekarangan rumahnya ketika menanam sayuran degan kedalaman 10 cm pada hari minggu, 12 April 2020.
Identifikasi dan Pembahasan
Identifikasi
Patung Kepala Manusia berbahan terakota
berdasarkan identifikasi temuan, bentuk kepala manusia dilengkapi dengan fragmen rambut, mata, hidung dan mulut, berdasarkan teknik pengerjaannya dilakukan sangat tradisional tanpa glasir yang masih 90 % utuh .
*Patung Kepala Manusia * , diperkirakan berusia satu abad lebih.
ADVERTISEMENT
Bentuk : Bulat
Bahan : Tanah liat
Warna : merah bata
Kondisi: utuh / 90 %
Dimensi : Tinggi 6,5 cm, dimensi / garis tengah 5,5 Cm, dimensi bawah ( leher) 2,5 cm dan tebal 1 cm.
Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Banyuwangi masih terus melakukan serangkaian upaya penelitian dan pengkajian sejumlah situs purbakala, Penyelamatan dilakukan untuk mengantisipasi berbagai upaya dari oknum warga yang tidak bertanggung jawab melakukan aksi penjarahan terhadap artefak yang diduga obyek cagar budaya. Terakota adalah seni kerajinan, berasal sejak era Majapahit abad ke 13 . Artefak gerabah terakota yang signifikan selama bertahun-tahun banyak patung dan artefak terakota telah ditemukan sebagai hasil dari kegiatan pertanian, perkebunan, membangun jalan , dll. Terakota adalah temuan insidental.
ADVERTISEMENT
Saat ini, banyak artefak kuno berbahan terakota disimpan di Museum Blambangan temuan dari berbagai wilayah di Banyuwangi.
Kata terracota berasal dari bahasa Latin yang berarti bumi yang terbakar. Saat ini kata tersebut merujuk pada semua benda gerabah merah tanpa glasir. Sebagian besar studi arkeologi di wilayah bekas Kerajaan Blambangan berfokus pada rekonstruksi reruntuhan. Sebagian besar dengan proses pembakaran relatif rendah, menunjukkan bahwa para pengrajin bekerja dengan metode tembikar. Mereka mungkin bekerja dengan cara yang mirip dengan yang digunakan saat ini di Kasongan, Yogyakarta dan Watusumpek - Trowulan-Mojokerto di mana patung-patung tersebut dijemur. Kemudian di pendam dalam sekam padi dan jerami lalu dibakar. Untuk mencapai objek yang lebih keras, pembakaran diulang.
ADVERTISEMENT
Banyak kepala kecil umumnya ditemukan tanpa tubuh. Ukurannya berkisar dari 3 cm hingga 10 cm. Banyak dari kepala ini menunjukkan fitur Jawa dengan gaya rambut dan ornamen atau tanpa ormamen . Begitu banyak kepala dan tubuh tanpa kepala yang ditemukan daripada patung-patung lengkap Ini terbuat dari terakota ( tanah liat tidak dipoles dan glasir ). Untuk sebagian besar kepala ini padat, tetapi kadang-kadang contoh berdinding tipis ditemukan.
Fungsinya beragam menunjukkan penggunaannya sebagai patung atau persembahan keagamaan . Penjelasan lain adalah bahwa patung-patung ini adalah objek bermain sekuler, disingkirkan begitu rusak.Umumnya patung-patung itu berukuran kecil, dirancang dengan metode kumparan dan jepit dengan dekorasi berukir atau diiris, metode pembentukan yang bersifat pahatan.
ADVERTISEMENT
Variasi ekspresi tidak terbatas dengan postur naturalistik dan ekspresi wajah. Alasan mengapa ada begitu banyak kepala tanpa tubuh tidak diketahui tetapi berspekulasi bahwa patung-patung itu mungkin dipenggal kepalanya dalam persembahan ritual. Apalagi lokasi penemuan patung kepala manusia dari terakota di dusun Umbul Rejo secara administrasi berada di wilayah desa Bagorejo Kecamatan Srono sejak tahun 1998 pernah ditemukan ratusan uang logam/ kepeng didalam sebuah mangkok porselin berwarna putih polos , kemudian pada sekitar tahun 2015 ditemukan juga ratusan uang logam yang sama di dalam sebuah loyang perunggu . Sayangnya dua temuan lalu sudah dijual kepada pedagang keliling barang antik. Menurut Roni warga setempat yang mendampingi Tim Ahli Cagar Budaya Banyuwangi melakukan identifikasi dan melakukan kajian-kajian selama di dusun Umbul Rejo. Roni juga mengatakan bahwa keberadaan potensi cagar budaya di sejumlah lokasi didusun Umbul Rejo "Memang sering ada temuan artefak kuno karena kurangnya pengetahuan akan pentingnya upaya penyelamatan, sehingga seluruh artefak lepas sebagai potensi cagar budaya dijual ke pedagang antik hingga belum mampu diselamatkan, katanya. Apalagi lokasi dusun Umbul Rejo yang berdekatan dengan desa Blambangan Kecamatan Muncar tidak banyak diketahui generasi sekarang karena minimnya keterbatasan data tertulis dan tidak adanya yang menulis sejarah keberadaan sumber data dusun Umbul Rejo Desa Bagorejo. Sementara Khusnan tokoh masyarakat setempat mengatakan, sebenarnya beberapa sebagai pemilik lokasi yang berpotensi cagar budaya yang sah tidak hanya memiliki hak untuk menikmati. Tapi mempunyai kewajiban ikut serta menjaga keberadaan temuan arkeologi sebagai potensi cagar budaya. "Termasuk hak untuk mengelola sesuai aturan yang berlaku. Dan instansi terkait dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi merekomendasikan agar potensi arkeologi di dusun Umbul Rejo desa Bagorejo akan senantiasa memperhatikan hak-hak generasi selanjutnya untuk menikmatinya,
Berdasarkan kajian Tim Ahli Cagar Budaya Banyuwangi Karakteristik patung kepala manusia berbahan terakota yang diduga sebagai perlengkapan aktivitas peradaban masa lalu yang dikenal masyarakat apalagi lokasinya berdekatan dengan situs desa Blambangan abad 18. Penyelamatan cagar budaya adalah upaya menghindarkan dan/atau menanggulangi cagar budaya dari kerusakan, kehancuran atau kemusnahan.
ADVERTISEMENT
Setiap daerah diharapkan memiliki museum desa dengan mengangkat budaya daerahnya ( lokal wisdom ) sehingga generasi penerus paham tentang warisan leluhurnya.
Adanya tanda/papan informasi bahwa lokasi-lokasi yang menyimpan potensi arkeologi di lindungi baik berupa Perdes ataupun UU Cagar Budaya
Menjadi destinasi wisata sejarah
Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan melakukan eskavasi dengan melibatkan semua unsur (KRTH.ILHM/WER)