Tradisi Ider Bumi Kemiren Banyuwangi, Tetap dilaksanakan Ditengah Covid-19

BANYUWANGI CONNECT
membacalah walau sebentar
Konten dari Pengguna
27 Mei 2020 16:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari BANYUWANGI CONNECT tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tradisi Ider Bumi Kemiren Banyuwangi, Tetap dilaksanakan Ditengah Covid-19
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Ditengah pandemi Corona Covid-19 Upacara barong ider bumi yang merupakan ritual pengusir pagebluk yang dipercaya sebagai ritual pensucian diri dari segala kesalahan yang dilakukan selama setahun dan penyembuhan terhadap wabah penyakit. Bagi masyarakat desa Kemiren Kacamatan Glagah Banyuwangi tradisi ini telah berjalan selama puluhan tahun, setiap tahunnya diperingati hari kedua lebaran idul fitri, seperti tahun 1441 hijriah ini. Dalam upacara arak-arakan ider bumi masyarakat setempat mengarak sesosok barong berkeliling desa. Barong diarak keliling desa Kemiren didampingi petugas kesehatan berpakain hazmat standar Covid-19 pada ritual adat Barong Ider Bumi di Desa Adat Kemiren, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin, 25 Mei 2020. Tradisi turun-temurun masyarakat suku Osing yang dilaksanakan setiap hari ke dua dihari Raya Idul Fitri yang dipercaya dapat terhindar dari wabah pagebluk itu, tetap digelar saat Pandemi dengan menerapkan protokol Covid-19. Arak-arakan barong berkeliling desa Kemiren dimaksudkan untuk mengusir energi negatif yang menimbulkan penyakit / pagebluk bagi seluruh warga Kemiren.
ADVERTISEMENT
Tidak seperti biasanya Arak-arakan ritual Barong Ider Bumi diikuti berbagai lapisan masyarakat desa dari anak-anak hingga para sepuh. Namun dalam pelaksanaan tahun ini ditengah wabah corona upacara ini dilaksanakan amat sederhana tidak seperti biasanya, dilaksanakan oleh dua belas orang termasuk wiyogo, pithik-pithikan dan pemimpin ritual dengan dikawal satgas / petugas berpakaian hazmat desa Kemiren sambil menyemprotkan cairan disinfektan kepada penonton yang berusaha mendekat. Pemimpin ritual melakukan sembur uthik- uthik di sepanjang perjalanan sambil melakukan pembacaan macapat atau tembang yang terserat dalam lontar yusuf yang merupakan bentuk doa kepada Tuhan dan mantera untuk roh nenek moyang. Menurut Suhaimi, 61 tahun sesepuh adat Kemiren, " Tradisi Barong Ider Bumi di Desa Kemiren, merupakan ritual adat tahunan yang digelar setiap 2 Syawal. Tradisi ini dipercaya warga dapat mengusir segala penyakit dan keburukan dari Desa Kemiren" , katanya. Berdasarkan hasil musyawarah , tahun 2020 ini ditengah wabah corona ini dilakukan secara sederhana, ritual hanya melakukan upacara inti , barong diarak keliling desa tanpa diakhiri selametan tumpengan seperti biasanya , katanya.
“Tradisi ini sudah turun temurun. Kami sebagai pewaris leluhur masyarakat Kemiren berkewajiban melaksanakan weluri leluhur ini . Kami tetap mentaati arahan pemerintah untuk tidak menggelar kegiatan yang mengumpulkan banyak orang. Tapi ritual ini juga menjadi ikhtiar kami untuk melawan penyebaran Covid-19 sehingga kami hanya menggelar ritual inti saja,” pungkas Suhaimi. Petugas dari tim Gugus Tugas Covid 19 Desa Kemiren ikut mengawal jalannya ritual adat Barong Ider Bumi di Desa Kemiren, Sambil terus menghimbau agar warga menonton tanpa bergerombol dan tetap mematuhi standar kesehatan dan disepanjang jalan terus mengingatkan agar warga menonton tanpa bergerombol dan tetap mematuhi standar kesehatan. Warga menyaksikan arak-arakan Barong Ider Bumi dengan menggunakan masker . Para penambuh gamelan juga mengenakan masker saat mengiringi ritual Barong Ider Bumi.
ADVERTISEMENT
Sementara menurut Edy " Haidi " Bing Kendang, tokoh muda pelaku seni Kemiren, di tengah pandemi, tradisi ini tetap dilaksanakan, masyarakat Kemiren tidak berani meninggalkan adat weluri leluhur tapi kami juga tetap menghiraukan himbauan pemerintah untuk tetap menjaga protokoler kesehatan untuk pencegahan covid- 19. Makanya kami selenggarakan dengan sederhana, hanya diikuti 12 orang dan kami jaga jarak dan menghindari agar tak terjadi kerumunan masa. " Ider bumi juga bertujuan untuk mengusir wabah penyakit yg disebut pagebluk, jadi momen sangat pas dengan keadaan saat ini", jlentreh Edy Haidi. (KRTH.ILHM/WER)