Konten dari Pengguna

Tradisi Sedekah Bumi Ritual Bersih Desa Adat Kemiren Banyuwangi di Masa Pademi

BANYUWANGI CONNECT
membacalah walau sebentar
25 Juli 2020 19:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari BANYUWANGI CONNECT tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Arak arakan Barong Sebelum Acara bersih Desa Di Mulai Photo@CakWer
zoom-in-whitePerbesar
Arak arakan Barong Sebelum Acara bersih Desa Di Mulai Photo@CakWer
ADVERTISEMENT
Setiap desa pasti mempunyai sebuah tradisi dan adat istiadat beraneka ragam, dan itu merupakan warisan leluhur yang sampai saat ini tradisi tersebut masih melekat di masyarakat. Seperti halnya tradisi sedekah bumi berupa tumpeng pecel pitik di Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi , yang diselenggarakan kamis ( 23/7/2020 ). Acara sedekah bumi ini sebagai ritual bersih desa masih terus dilestarikan dan diselenggarakan pada malam jumat minggu pertama dibulan Dzulhijah.
ADVERTISEMENT
Dalam tradisi yang telah dilaksanakan turun-temurun ini, para warga dari berbagai usia berbondong-bondong membuat tumpeng untuk dimakan bersama-sama bakda magrib didepan halaman rumah masing-masing. Semua warga Kemiren berpartisipasi dalam acara ini. Usai salat Magrib, ritual ini mulai dilaksanakan , semua warga duduk dengan tertib bersila di atas alas tikar yang tergelar di halaman rumah. Dihadapan mereka , tersedia tumpeng dengan lauk ayam kampung yang bakar kemudian disuwir- suwir lalu dicampur parutan kelapa muda dan bumbu sambal kacang yang ditutup daun pisang , pecel pitik. Meski ditengah wabah pandemi korona inilah kesempatan masyarakat berkumpul, bersilaturahmi dan berdoa bersama agar wabah korona ini segera berakhir namun tetap dilaksanakan sesuai protokol kesehatan pencegahan COVID-19.
Masakan Khas Suku Using Pecel Pitik
Namun saat pandemi ini, mereka melakukan ritual selamatan biasa, di depan rumah masing-masing. Tumpeng pecel pitik merupakan tradisi warga Desa Kemiren. Sebelum makan tumpeng pecel pitik warga berdoa agar desanya dijauhkan dari segala bencana, dan sumber penyakit karena ritual tumpeng pecel pitik diyakini merupakan selamatan tolak bala terlebih saat pandemi korona ini. Usai berdoa yang yang dibacakan sesepuh dari masjid di desa setempat, masyarakat mulai makan tumpeng bersama.
ADVERTISEMENT
Dalam tradisi yang telah turun-temurun ini, para warga dari berbagai usia berbondong-bondong membuat tumpeng untuk dimakan bersama-sama bakda magrib didepan halaman rumah masing-masing, semua warga Kemiren berpartisipasi dalam acara ini.
Tradisi ini merupakan syukuran warga Kemiren dalam melakukan bersih Desa. Di tengah Pandemi COVID-19, kegiatan ini digelar dengan keterbatasan. "Partisipasi warga sangat bagus, dan sangat antusias mengikuti acara sedekah selamatan kampung ini" ujar Suhaimi Prasetyo , tokoh adat Kemiren.
Suhaimi menambahkan, rangkaian bersih desa diawali dari bersih-bersih lingkungan rumah. Warga menggelar ritual selametan atau tasyakuran di makam buyut Chili yang merupakan leluhur atau sesepuh desa Kemiren. Acara dilanjutkan dengan mengarak barong keliling kampung hingga menjelang petang sambil menunggu acara inti makan tumpeng pecel pitik bersama-sama di depan rumah masing-masing bakda magrib.
ADVERTISEMENT
"Semoga wabah korona segera hilang sehingga kita bisa melaksanakan kegiatan selamatan tumpeng sewu seperti tahun-tahun sebelumnya ," tambah Ketua Adat sebelum membacakan doa, warga pun kemudian menyantap hidangan pecel pitik.
makam buyut Chili yang merupakan leluhur atau sesepuh desa Kemiren
Sementara Kepala Desa Kemiren, Mohamad Arifin mengatakan kegiatan ritual tumpeng pecel pitik ini digelar secara sederhana. Berbagai tahapan ritual dilakukan. Ada beberapa yang dihilangkan. Salah satunya adalah tidak adanya ritual mepe kasur atau menjemur kasur.
"Selama pandemi COVID 19 ini, ritual barong ider bumi juga tetap dengan anjuran protokol kesehatan, yakni di bagian depan ada petugas penyemprotan disinfektan dan penabuh menggunakan masker," ujarnya
Tujuan ritual tumpeng pecel pitik ini, di tengah pandemi ini, kegiatan pun dilakukan secara sederhana. Meski digelar sederhana dan jaga jarak, tradisi ritual tumpeng pecel pitik yang diikuti warga lokal terlihat antusias. "Semoga dengan ritual ini, wabah COVID-19 segera berakhir dan aktivitas masyarakat bisa kembali normal bekerja seperti biasa," pungkas Arifin. (KRTH.ILHM/WER)
ADVERTISEMENT