7 Orang PK Ahli Muda Bapas Semarang Dilantik, Siap Mengemban Amanah Baru

Semarang, 14 April 2025 — Sebanyak tujuh pegawai dari Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas I Semarang resmi dilantik menjadi Pembimbing Kemasyarakatan Ahli Muda dalam prosesi pelantikan yang berlangsung khidmat di Aula Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Tengah. Pelantikan ini merupakan bagian dari pelantikan 24 pejabat non manajerial di lingkungan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan.

Adapun ketujuh pegawai Bapas Semarang yang dilantik yaitu Arif Agung Prasetya, SH., MH., Roni Satriya Cahyadi, SH., Yosy Yudha Kusuma, S.Psi., M.H., Pitaloka Husnul Khotimah, S.Psi., Lia Hesty Tri Astuti, S.Psi., dan satu pegawai lainnya. Mereka kini mengemban amanah baru sebagai Pembimbing Kemasyarakatan Ahli Muda, sebuah jabatan strategis dalam upaya pembinaan dan reintegrasi sosial klien pemasyarakatan.

Acara pelantikan diawali dengan pengambilan sumpah jabatan yang dipimpin langsung oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah, Kunrat Kasmiri, disaksikan oleh rohaniawan dari masing-masing agama. Usai pelantikan, para pejabat yang dilantik menandatangani serta membacakan Pakta Integritas sebagai bentuk komitmen terhadap integritas, profesionalitas, dan pelayanan publik yang bersih dari praktik suap maupun gratifikasi.

Dalam sambutannya, Kunrat menegaskan bahwa jabatan Pembimbing Kemasyarakatan merupakan jabatan fungsional yang menuntut dedikasi tinggi dan tanggung jawab besar. Ia menekankan bahwa para pejabat harus mampu menjaga kepercayaan masyarakat dengan menjalankan tugas secara jujur, adil, dan tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku.

Pelantikan ini turut dihadiri oleh Kepala Bapas Kelas I Semarang, Sarwito, serta seluruh Kepala Unit Pelaksana Teknis Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan se-Kota Semarang. Kehadiran para pimpinan ini menjadi bentuk dukungan terhadap para pejabat yang baru dilantik, khususnya dari Bapas Semarang.

Dengan pelantikan ini, diharapkan para Pembimbing Kemasyarakatan Ahli Muda mampu menjadi motor penggerak dalam mewujudkan sistem pemasyarakatan yang lebih humanis, berorientasi pada keadilan restoratif, dan menjunjung tinggi nilai-nilai integritas.