Konten dari Pengguna

LGBT Menurut Perspektif Martin Heidegger

Barbie Gunawan
Seorang mahasiswi Psikologi dari Universitas Widya Mandala Surabaya
5 Desember 2022 2:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Barbie Gunawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Pixabay.com
ADVERTISEMENT
Maraknya LGBT di jaman sekarang
Saat ini di negara Indonesia sudah ada banyak sekali kasus tentang pria yang menyerupai wanita dan akhirnya terjerumus ke dalam lubang kelas, yaitu tindakan LGBT. Di Indonesia sudah tegas mengatakan bahwa tidak boleh menyerukan LGBT dalam tindakan apapun, karena hal tersebut merupakan sebuah tindakan yang menyimpang. Walaupun demikian saat ini para masyarakat tampak tidak memedulikan hal tersebut. Masih banyak sekali para pria yang berdandan seperti wanita. Salah satu kasus yang sempat viral di media sosial adalah pada saat viral tentang citayam fashion week ada banyak pria yang berpakaian seperti wanita.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut langsung mendapatkan tanggapan tegas dari wakil Gubenur Jakarta. Kawasan Dukuh Atas kian menjadi trend imbas gelaran Citayam Fashion Week oleh ABG SCBD atau 'Sudirman, Citayam, Bojonggede, dan Depok. Fashion show itu juga diikuti para remaja laki-laki yang berdandan seperti wanita berjalan-jalan di zebra cross Dukuh Atas.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mewanti-wanti para remaja laki-laki yang mengikuti fashion show di sana memiliki hasrat ingin seperti perempuan. "Mari kita jaga anak-anak kita jangan sampai karena mengikuti fashion show gitu justru nanti yang laki-laki nanti ingin seperti keperempuan-perempuanan begitu," kata Riza kepada wartawan di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Sabtu (23/7)
Riza mengatakan pihaknya bakal memberi edukasi bagi anak-anak tersebut. Menurutnya, gelaran fashion show para ABG itu jangan sampai mengarah ke perilaku LGBT. Kasus tersebut merupakan kasus yang sangat mengganggu, karena dengan berpenampilan seperti itu sama saja dengan melakukan tindakan LGBT yang tidak pantas. Kasus tersebut jangan sampai terus menyebar di Indonesia, karena akan menimbulkan efek negatif bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Eksistensialisme Martin Heidegger
Martin Heidegger lahir pada tanggal 26 September 1889 di sebuah kota kecil Messkirch. Keluarganya merupakan keluarga sederhana, dan ayahnya bekerja sebagai koster pada Gereja Katolik Santo Martinus di kota kecil tersebut. Ia menjalani sekolah menengah di Konstanz dan Freiburg im Breisgrau. Pada tahun 1909 ia masuk Fakultas Teologi di Universitas Freiburg, walau tidak bertahan lama. Setelah empat semester ia beralih perhatian dan mengarahkan diri kepada studi filsafat dan mengikuti kuliah tentang ilmu alam dan ilmu kemanusiaan.
Eksistensialisme berasal dari kata “eksistensi” dari kata dasar ”existency” yaitu “exist”. Kata exist adalah bahasa latin yang artinya ex, keluar dan “sistare” Artinya berdiri. Jadi, “eksistensi” adalah berdiri dengan keluar dari diri sendiri. Dalam hal ini menunjukkan isyarat bahwa manusia harus keluar dari dalam dirinya yang semula dia berdiri pada titik yang stagnan. Dalam membuat definisi eksistensialisme, kaum eksistensialis tidak sama. Namun demikian ada sesuatu yang dapat disepakati oleh mereka, yaitu sama-sama menempatkan cara wujud manusia sebagai tema sentral.
ADVERTISEMENT
Sedangkan dalam istilah term eksistensialisme adalah aliran filsafat yang memandang segala gejala dengan berpangkal pada eksistensi. Ahmad Tafsir mengatakan bahwa filsafat eksistensi tidak sama persis dengan filsafat eksistensialisme. Yang dimaksud dengan filsafat eksistensi adalah benar-benar sebagaimana arti katanya, yaitu filsafat yang menempatkan cara wujud manusia sebagai tema sentral. Ini adalah satu ragam filsafat. Tokoh-tokoh yang dapat digolongkan ke dalam filsafat eksistensi lebih banyak terdapat sebelum lahirnya filsafat eksistensialisme. Adapun yang dimaksud dengan filsafat eksistensialisme, rumusan lebih sulit daripada eksistensi. Sejak muncul filsafat eksistensi, cara wujud manusia telah dijadikan tema sentral pembahasan filsafat, tetapi belum pernah ada eksistensi yang secara begitu radikal menghadapkan manusia kepada manusia kepada dirinya seperti pada eksistensialisme.
ADVERTISEMENT
Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang memandang segala gejala dengan berpangkal pada eksistensi. Dalam filsafat istilah eksistensi memiliki beberapa pengertian yaitu pertama, apa yang ada. Kedua, apa yang memiliki aktualitas (ada). Ketiga, segala sesuatu yang dialami manusia. Yang penting bahwa sesuatu itu ada sehingga jelas berbeda dengan esensisalisme. Keempat, kesempurnaan sehingga sesuatu menjadi eksisten. Jadi jelas bahwa pusat perhatian eksistensialisme adalah Lalu situasi manusia. Karena itu eksistensi dapat dipahami sebagai cara manusia berada di dunia.
Dari pemaparan arti eksistensi diatas dapat memberikan pemahaman bahwa eksistensialisme adalah aliran yang berpendirian bahwa filsafat harus bertitik tolak pada manusia yang konkret, yaitu manusia sebagai eksistensi. Sehubungan degan titik tolak ini maka bagi manusia, eksistensi itu mendahului esensi. Definisi ini sangat terkait dengan sejarah kelahiran filsafat eksistensialisme yang merupakan reaksi terhadap materialisme. Eksistensialisme bertujuan melawan pandangan yang yang materialistik terhadap manusia. Menurut materialisme, manusia itu sama dengan benda lain yang ada di dunia.
ADVERTISEMENT
Menurut bentuknya, manusia memang lebih unggul dibanding makhluk lain, namun hakikatnya tetap sama-sama materi. Manusia hanya resultante atau akibat dari proses unsur kimiawi. Itulah kesalahan fatal materialisme dalam memandang manusia. Materialisme memandang manusia tidak sebagai keseluruhan (detotalisation). Bahwa benar manusia memliki unsur yang bersifat material layaknya benda atau makhluk lain di alam semestaakan tetapi, jangan lupa siaft material atau jasmani manusia itu hanya salah satu aspek sehingga tidak berarti keseluruhan.
LGBT Menurut pandangan Martin Heidegger
Di dalam teori Eksistensialisme mempunyai pandangan bahwa setiap manusia itu materi dan fungsi yang sama. Tidak ada yang membedakan diantara semuanya. Oleh sebab itu para pelaku LBGT merasa bahwa mereka juga mempunyai hak yang sama untuk menyuarakan pendapat dan keinginan mereka. Oleh sebab itu, mereka sudah berani melakukan kampanye, karena mereka juga ingin pendapatnya didengar dan bebas untuk mengekpresikan diri. Dalam perilaku LBGT ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah: Genetik, Seorang peneliti bernama Franz Kallman mengatakan bahwa pria homoseksual cenderung akan memiliki saudara homoseksual dari gen ibunya. Hormon, Penelitian mengungkapkan bahwa ketidakseimbangan hormon androrgen menyebabkan perilaku tersebut muncul.
ADVERTISEMENT
Ketidaknyamanan peran gender, Hal ini juga muncul karena ketidaknyamanan atau diejek oleh teman teman sebaya karena bentuk tubuh yang maskulin, kuat, atau lainnya sehingga anak perempuan yang tidak nyaman akan menjadi tomboy. Begitu juga sebaliknya ketika pria berlagak seperti perempuan yang lemah lembut (girly). Interaksi kelompok teman sebaya, Kebiasaan berinteraksi kepada lawan jenis yang menyebabkan perasaan tomboy maupun girly.
Sosial, Penyimpangan perilaku ini juga tidak terlepas dari peranan sosial atau masyarakat disekitarnya termasuk orang orang terdekat seperti anak laki laki yang sewaktu kecil terlalu banyak bermain tentang permainan perempuan seperti boneka masak masakan sehingga menyebabkan timbul perasaan feminimis. LGBT masih menjadi perdebatan sengit diantara kalangan sosial dan hukum yang juga mempertanyakan keadilan dan sisi kemanusiaan. Banyak negara sudah terbuka dengan kebebasan memilih pasangan dan memberikan kebebasan pada LGBT. Namun di Indonesia sendiri, hal ini masih tidak bisa diterima oleh masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Conclussion
Perilaku penyimpangan LGBT merupakan sebuah perilaku yang sangat dilarang di negara Indonesia. Jika dilihat dari teori filsafat fenomena yang terjadi itu dapat berhubungan dengan teori eksistensialisme. Teori tersebut memandang bahwa manusia itu sama. Oleh sebab itu, para pelaku LGBT juga ingin pendapat dan keinginannya didengar. Mereka menganggap bahwa mereka mempunyai hak sama dengan manusia yang lainnya. Namun pada dasarnya hal tersebut bukanlah hal yang benar, karena penyimpangan LGBT dapat membawa dampak buruk untuk setiap individu dan lingkungan sekitar.