Konten dari Pengguna

Pentingnya Menjadi Generasi Muda yang Berakhlakul Karimah pada Zaman Globalisasi

Ummi Barokah
Mahasiswi UIN Jakarta Syarif Hidayatullah
7 Desember 2022 9:05 WIB
clock
Diperbarui 27 Desember 2022 11:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ummi Barokah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Santriwati yang Sedang Mengkaji Kitab Kuning (Dokumentasi Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Santriwati yang Sedang Mengkaji Kitab Kuning (Dokumentasi Pribadi)
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita ketahui pada zaman globalisasi ini teknologi sangatlah maju dan berkembang sehingga memudahkan kita saling bertukar informasi kepada siapa saja dan di mana saja, di dalam negeri maupun di luar negeri. Selain itu hal tersebut membuat generasi muda penasaran terhadap budaya asing yang mereka temukan melalui media sosial, film, musik, foto dan lain sebagainya. Dengan demikian globalisasi sudah pasti memiliki dampak positif dan dampak negatif, hal tersebut akan menghasilkan dampak sesuai siapa penggunanya. Banyak dampak negatif yang dapat kita lihat pada zaman globalisasi ini yaitu maraknya generasi muda yang kehilangan akhlaknya, dengan melanggar norma-norma yang telah ditetapkan, berkata kasar dan kejam, hilangnya rasa tanggung jawab dan sopan santun, meninggalkan kewajiban atas dasar agamanya, hidup bebas tanpa aturan, bahkan masih banyak lagi hal-hal buruk yang dilakukan generasi muda saat ini. Bagaimana nasib bangsa kita jika generasi mudanya tidak mau menjaga dirinya sebagai bentuk cinta terhadap tanah air? namun tidak sedikit juga dampak positif globalisasi yang meresap pada generasi muda saat ini tetapi banyak fakta membuktikan bahwa kejahatan di negara kita, pelakunya adalah para generasi muda. Salah satu upaya utama menjadi generasi muda penerus bangsa pada zaman globalisasi adalah dengan mengamalkan nilai pancasila, yaitu sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan beradab” mengandung makna sebuah sikap moral dan suatu nilai kesadaran serta tingkah laku manusia yang disandarkan pada hati nurani dalam hubungan dengan manusia, norma-norma serta kebudayaan. Peran orang tua sangat berpengaruh untuk mewujudkan generasi muda yang berakhlakul karimah dengan membentuk karakter sopan santun kepada anak sejak usia dini.
ADVERTISEMENT
Dalam kitab akhlak Lil Banin juz 1 karya syekh Umar bin Ahmad Baradja, pada bab pertama disebutkan “Dengan apa seorang anak beradab?” wajib atas seorang anak berakhlak dengan akhlak yang baik dari kecilnya, agar kehidupannya dicintai ketika dewasa. Tuhannya akan rida padanya, keluarganya akan senantiasa mencintainya dan bahkan seluruh manusia. Wajib juga atas seorang anak yang beradab, menjauhi dari akhlak yang tercela agar tidak menjadi orang yang dibenci, Tuhannya tidak rida padanya, dan keluarganya tidak mencintainya, dan juga seluruh manusia (Baradja, 1950).
Membentuk karakter pada anak usia dini adalah strategi konkret yang harus dilaksanakan oleh seluruh orang tua karena upaya ini sangat penting bahkan seorang anak wajib beradab sejak dari kecilnya. Diibaratkan seperti pohon bunga yang indah akan tetapi pohon tersebut bengkok karena tidak diperhatikan sewaktu masih kecilnya dan apabila diluruskan, itu adalah hal yang sulit karena pohon tersebut sudah besar serta memiliki ranting-ranting yang tebal. Dan apabila dipaksakan pohon tersebut tidak akan menjadi lurus melainkan menjadi patah, beginilah sebuah gambaran jika seorang anak tidak beradab atau berakhlak dari kecilnya, tidak mungkin dia beradab pada waktu besarnya.
ADVERTISEMENT
Jika sejak kecil sudah tertanam akhlak baik di dalam diri seseorang maka kelak besarnya memiliki kemungkinan besar menjadi generasi muda yang berakhlakul karimah sebagai penerus bangsa. Karena dengan berakhlak seseorang bisa membangun kemaslahatan masyarakat, kedamaian antar bangsa, suku dan budaya.
Perkembangan zaman globalisasi lebih menjadi dampak positif dengan adanya sikap positif dan bermoral, sehingga akan menciptakan inovasi atau ide-ide baru para generasi muda sebagai pelopor dan garda terdepan harapan bangsa.
Di dalam jurnal juga menyatakan bahwa pada era saat ini banyak generasi muda yang moralnya sudah rusak karena beberapa hal yang memengaruhi mereka. Diantaranya seperti dampak buruk dari globalisasi, salah pergaulan, pengaruh digital yang makin canggih, narkoba, serta masih banyak lagi hal-hal negatif yang memengaruhi moral generasi muda. Jika dilihat dari kasus tersebut, sangat memperihatinkan dan butuh atensi yang lebih khusus untuk generasi muda (Nuraprilia, 2021).
ADVERTISEMENT
Maka sudah seharusnya sebagai generasi muda memajukan tumbuh kembang negara dengan tidak terprovokasi oleh arus luar yang disebabkan globalisasi tetapi tetap berpegang teguh pada dasar negara sehingga dapat mencapai sebuah revolusi bagi bangsa. Kemudian upaya membangun generasi muda berkualitas dengan berakhlakul karimah dan menerapkan atau mengamalkan nilai-nilai pancasila salah satunya sila yang kedua, yaitu :
“Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” dalam sila ini negara harus menjunjung tinggi nilai-nilai harkat serta martabat manusia sebagai makhluk yang beradab. Sila kedua dalam Pancasila ini mengandung suatu nilai kesadaran terhadap moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada norma-norma dan kebudayaan, baik terhadap diri sendiri, terhadap sesama manusia maupun terhadap lingkungan. Pada sila ini terkandung di dalamnya prinsip asasi, yaitu :
ADVERTISEMENT
1) Mempunyai rasa kecintaan terhadap sesama manusia sesuai dengan prinsip kemanusiaan yaitu satu adanya.
2) Kejujuran.
3) Kesamaderajatan manusia.
4) Keadilan.
5) Keadaan (Nuraprilia, 2021).
Demikian dapat disimpulkan pentingnya menjadi generasi muda yang berakhlakul karimah pada zaman globalisasi, dengan berakhlakul karimah generasi muda bisa membangun bangsa yang baik, yakni menerapkan dan mentaati norma-norma yang berlaku, berkurangnya tingkat kejahatan di lingkungan masyarakat, menciptakan kemaslahatan serta kedamaian, meningkatnya kesatuan antar suku, ras, agama, budaya. Salah satu bentuk cinta terhadap tanah air adalah dengan berakhlak karena akhlak adalah suatu gambaran dari sifat atau sikap seseorang, apabila baik akhlak seseorang maka baik juga perangai orang tersebut. Oleh sebab itu negeri kita tidak kekurangan orang pintar tetapi kekurangan orang yang beradab, manusia yang baik adalah yang dapat memanusiakan manusia tidak berpegang pada rasa egois di dalam dirinya melainkan menebar kasih sayang, dan bersikap simpati serta empati terhadap sesama. Karena manusia adalah makhluk sosial yang harus saling menghargai, menghormati dan saling tolong menolong itulah cerminan generasi muda yang akan membangun sebuah perubahan baik untuk masa depan bangsa.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka :
Nuraprilia, S dan Dewi, A, D (2021). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Bagi Generasi Muda di Era Globalisasi: Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan 9 (2), 447-457.
Umar, S, bin, Baradja, A. (1950). Akhlak Lil Banin: Dengan apa seorang anak beradab. Surabaya: Maktabah Ahmad Nabhan