Konten dari Pengguna

Sektor Geowisata Setelah Pandemi COVID-19: Skenario Terbaik dan Terburuk

Barry Majeed Hartono
I am a young student intending to enrich my knowledge in geology specifically in petroleum geochemistry and I am also passionate to share my knowledge. My interest lies in geological engineering especially in the research and development of geochemistry exploration. When dealing with tasks, my mindset is always geared towards results and its objectives, but I still value the processes to achieve it. I am an enthusiastic person who holds high ideals and always ready to adapt. I always keep in mind to maintain a good attitude and clearly love to work together with other companions in order to achieve more.
13 April 2020 18:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Barry Majeed Hartono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 setidaknya telah menginfeksi 1.850.807 orang di seluruh dunia dan 114.245 orang telah kehilangan nyawa akibat pandemi ini (gisanddata.maps.arcgis.com terakhir diakses tanggal 13 April 2020).
ADVERTISEMENT
Pemerintah berusaha meredam penyebaran pandemi ini dengan memberlakukan aturan lockdown. Peraturan lockdown memaksa orang untuk tetap berada di dalam rumah. Di Indonesia sendiri, kebijakan ini disebut "Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)" yang secara tegas memperingatkan masyarakat di daerah terkait (yang mengajukan) untuk tetap tinggal di dalam rumah, kecuali untuk membeli kebutuhan pokok, obat-obatan, ataupun mengunjungi rumah sakit.
Banyak tempat ditutup, terutama dalam sektor pariwisata. Tempat bersejarah, museum, galeri seni, dan hutan alam ditutup selama status PSBB masih berlaku. Ini merupakan kerugian total untuk sektor pariwisata. Pandemi COVID-19 secara signifikan menjatuhkan ekonomi negara terutama mengurangi pendapatan negara dari sektor pariwisata.
Warga berjalan menggunakan masker di kawasan Jalan Kendal, Jakarta, Senin (06/04/2020). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Indonesia sendiri memiliki kondisi tektonik yang unik menghasilkan bentang alam yang indah dari proses geologi yang kompleks yang terjadi di masa lalu. Ada begitu banyak gunung dan singkapan yang menarik bagi wisatawan, dan kami menyebut hal tersebut sebagai Geosites.
ADVERTISEMENT
Iklim hangat di Indonesia memberikan kesempatan bagi terumbu karang yang indah untuk tumbuh. Terumbu karang ini dapat dinikmati dengan snorkeling atau menyelam seperti di Raja Ampat, Papua Barat atau Gili Trawangan, Nusa Tenggara.
UNESCO juga telah menetapkan 4 geopark di Indonesia, yaitu Geopark G. Rinjani di Nusa Tenggara, Geopark G. Batur di Bali, Geopark Ciletuh di Jawa Barat, dan Geopark Pegunungan Sewu di Jawa Tengah.
Tentunya, geopark ini dipilih bukan semata-mata karena bentuknya yang indah, namun geopark sendiri merupakan suatu "kawasan" yang berisi unsur geologi yang memiliki sejarah dan makna sebagai warisan dunia. Makna di sini juga bukan hanya keindahan, namun juga kelangkaan, sarana pengenalan ilmu pengetahuan, dan nilai ekonomi.
Empat geopark di Indonesia yang sudah diakui oleh UNESCO (sumber: www.indonesia.go.id).
Sekarang, kebijakan lockdown yang diterapkan menyebabkan sektor geowisata menjadi "mati". Apakah geowisata masih berpotensi untuk dipelajari ? Ataukah bekerja di sektor ini setelah Pandemi COVID-19 masih menarik ? Tentu.
ADVERTISEMENT
Ada 2 skenario dalam pandangan saya yaitu skenario terburuk dan terbaik. Skenario terburuk adalah melihat kondisi ekonomi masyarakat sekarang.
"Perang" melawan pandemi COVID-19 membuat ekonomi memburuk. Banyak orang telah di-PHK dari beberapa perusahaan yang ditutup selama pandemi. Banyak toko bangkrut karena kebijakan penguncian.
Orang-orang tidak dapat pergi berlibur secara langsung setelah pandemi ini. Masyarakat tidak mampu membayar tiket pesawat, kereta api, atau kapal sehingga mereka tidak akan berlibur ke geosite semacam itu.
Namun, pemerintah dapat memberikan beberapa solusi seperti menurunkan biaya masuk atau mengurangi tiket transportasi untuk meningkatkan sektor geowisata. Kita harus ingat bahwa ekonomi akan tumbuh nanti, jadi ya, geowisata masih sangat berpotensi dipelajari dan diminati.
ADVERTISEMENT
Skenario terbaik adalah bedasarkan logika. Bayangkan jika kita tidak diberi makanan selama 1 minggu dan setelah itu, kita diperbolehkan makan di restoran all-you-can-eat. Yap, kita akan makan semua makanan seperti orang yang belum makan sebelumnya.
Itu sama dengan kondisi saat ini selama pandemi. Orang-orang tidak diizinkan keluar dan dipaksa tinggal di rumah. Bosan pasti tidak terhindarkan dan mereka ingin berlibur. Setelah pandemi berhenti, orang-orang akan pergi ke tujuan liburan untuk rekreasi, menghilangkan stres, pertemuan keluarga.
Dengan sendirinya, sektor geowisata akan meningkat kembali. Kita akan melihat geosite dan geopark akan penuh dengan wisatawan setelah pandemi. Secara alami, manusia masih membutuhkan liburan selama pandemi. Jadi dalam pandangan saya, masih ada potensi yang sangat besar untuk geowisata.
ADVERTISEMENT
--------------------------------------
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!