Konten dari Pengguna

Haram Bukan Hanya Babi dan Alkohol

Bastian Nova
Dosen Bioteknologi, Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Universitas Andalas
27 September 2024 12:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bastian Nova tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi produk mengandung babi. Foto: wisely/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi produk mengandung babi. Foto: wisely/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketika mendengar kata haram, apa yang pertama kali terlintas di benak Anda? Daging babi? Alkohol? Jika jawaban Anda ya, Anda tidak sendiri. Mayoritas orang mungkin berpikir bahwa haram hanya sebatas larangan terhadap kedua hal itu. Tapi, tahukah Anda bahwa konsep halal sebenarnya jauh lebih luas? Apa yang sering kita abaikan dari halal ini? Mari kita telusuri!
ADVERTISEMENT
Apakah Benar Halal Hanya soal Makanan?
Banyak orang mungkin terkejut ketika mengetahui bahwa halal mencakup lebih dari sekadar makanan dan minuman. Tentu, makanan halal menjadi perhatian utama, terutama bagi mereka yang ingin mematuhi ajaran agama. Namun, apakah cukup dengan menghindari daging babi dan alkohol saja? Jawabannya: tidak.
Makanan halal tidak hanya soal apa yang kita makan, tapi juga bagaimana makanan tersebut diproduksi. Contohnya, daging sapi pun tidak bisa langsung dikategorikan sebagai halal jika hewan tersebut tidak disembelih sesuai syariat. Lebih jauh lagi, ada bahan tambahan dalam makanan seperti gelatin, enzim, atau zat pewarna yang sering kali berasal dari sumber hewani, dan jika sumber itu tidak halal, produk tersebut pun bisa dianggap haram.
ADVERTISEMENT

Bagaimana dengan Kosmetik dan Produk Kecantikan? Apakah Halal Berlaku di Sana?

Jawaban singkatnya: ya!
Bagi mereka yang peduli terhadap kehalalan, menggunakan produk kecantikan halal sama pentingnya dengan memakan makanan halal. Mengapa? Karena banyak produk kecantikan, seperti lipstik atau krim wajah, mengandung bahan yang berasal dari hewan atau alkohol yang tidak halal. Maka, menggunakan produk kosmetik yang tidak halal sama halnya dengan mengkonsumsi makanan yang tidak halal.
Bayangkan, banyak produk kecantikan menggunakan gelatin dari babi atau hewan yang tidak disembelih secara halal. Tentu, ini menjadi masalah bagi mereka yang ingin menjalani hidup sesuai prinsip halal. Oleh karena itu, memilih produk kecantikan dengan sertifikasi halal semakin penting untuk memastikan bahwa apa yang kita gunakan pada tubuh kita juga memenuhi standar keagamaan.

Apakah Obat-Obatan Juga Harus Halal? Bukankah Ini Masalah Darurat?

Ilustrasi obat-obatan. Foto: Shutter Stock
Banyak yang beranggapan bahwa ketika kita sakit, semua obat sah untuk dikonsumsi, terlepas dari kehalalannya. Namun, kenyataannya, tidak semua kondisi kesehatan mengharuskan konsumsi obat tanpa pertimbangan kehalalan. Industri farmasi, seperti halnya industri pangan, juga harus memperhatikan sumber bahan yang digunakan dalam obat-obatan.
ADVERTISEMENT
Misalnya, kapsul obat sering kali terbuat dari gelatin. Jika gelatin tersebut berasal dari babi atau hewan yang tidak disembelih sesuai syariat, obat itu tidak bisa dianggap halal. Kabar baiknya, saat ini semakin banyak perusahaan farmasi yang mulai menyadari pentingnya menyediakan pilihan obat-obatan halal bagi konsumen Muslim.
Apakah Produk yang Merusak Lingkungan Masih Bisa Disebut Halal?
Mungkin banyak dari kita tidak pernah memikirkan hal ini sebelumnya. Jika suatu produk secara teknis halal, tapi proses produksinya merusak lingkungan, apakah itu tetap dianggap halal? Di sini kita masuk ke konsep yang disebut tayyib, yang berarti baik, bersih, dan sehat.
Islam tidak hanya menganjurkan untuk mengkonsumsi yang halal, tetapi juga yang tayyib. Produk yang dihasilkan dengan cara merusak lingkungan, mencemari air, atau mengeksploitasi buruh, meskipun bahannya halal, bisa dianggap tidak sesuai dengan prinsip tayyib. Ini adalah pengingat bahwa sebagai Muslim, kita juga harus peduli terhadap keberlanjutan dan etika dalam setiap aspek kehidupan.
Ilustrasi Kesadaran terhadap konsep Halal. Foto oleh Tim Hüfner dari Unsplash
Jadi, setelah mengetahui semua ini, apa langkah selanjutnya? Kita perlu memperluas pemahaman kita tentang konsep halal. Tidak cukup hanya menghindari daging babi dan alkohol. Halal adalah gaya hidup yang mencakup segala hal, kesadaran mulai dari apa yang kita makan, apa yang kita gunakan pada tubuh kita, hingga bagaimana kita bertransaksi dan memperlakukan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Dengan kesadaran tersebut, bertahap pengetahuan masyarakat tentang konsep halal akan semakin baik. Masyarakat akan lebih selektif dalam memilih produk dan layanan yang tidak hanya halal secara teknis, tetapi juga tayyib, baik untuk diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.